33. Hiding the Truth

316 39 10
                                    

"Apa kau benar-benar bisa menangkap belut itu?" Tanya Lisa pada Jisoo. Namun Jisoo nampak ragu dengan apa yang akan ia lakukan.

Hari ini Jisoo berencana ingin membuat jang uh gui, makanan dari korea berbahan dasar belut. Tadinya saat di pasar, Lisa sudah menyarankan agar membeli belut siap masak. Namun Jisoo bersikukuh membeli belut yang masih hidup yang nantinya akan ia sembelih sendiri. Agar lebih segar katanya.

"T-tentu.."

Mendapat jawaban yang tak meyakinkan dari Jisoo membuat Lisa semakin tak yakin jika Jisoo bisa melakukannya.

"Kita harus membuang airnya dulu." Entah Jisoo mendapat ide darimana. Ia hanya asal mengarang saja.

"Kalau airnya dibuang, bukankah belutnya nanti akan mati?" Sahut Lisa.

"Bukankah itu memang tujuan kita?" Sahut Jisoo lagi dengan tatapan yang tak lepas dari baskom yang berisi penuh oleh belut. "Membunuh belut-belut ini agar bisa dimasak nanti?"

Di sisi lain Jungkook baru saja terbangun karena mendengar suara gaduh dari dapur. Pria bertato itu menatap ke arah Jisoo dan Lisa dengan sendu.

Ia kembali mengingat percakapannya dengan Seokjin semalam tentang penyakit yang diderita oleh sahabatnya itu. Namun dengan segera ia mengubah mimik wajahnya agar kedua wanita ini tak menyadari kesedihannya.

"Apa yang kalian lakukan?" Jungkook menguap sambil menggaruk kepalanya. "Kenapa pagi-pagi sudah ribut?"

"Oppa, Jisoo Eonni akan masak jang uh gui," jawab Lisa. "Tapi kami tidak bisa menangkap belutnya."

Jungkook mendekat pada Jisoo dan Lisa. Ia melihat dua gadis itu ketakutan saat akan mengambil seekor belut dari dalam baskom. Lalu terbesit sebuah ide di dalam kepalanya.

Tanpa ada rasa takut sedikit pun, Jungkook langsung mengambil seekor belut yang masih hidup dengan tangan kosongnya. Lalu ia menakut-nakuti dengan berpura-pura hendak melemparkan belut itu ke arah Jisoo dan Lisa. Sontak kedua gadis tadi menjerit dan langsung menjauh dari Jungkook takut jika belut yang dipegang Jungkook benar-benar akan dilempar ke arah mereka.

"Jungkook, hentikan!" Pekik Jisoo menjauh dari Jungkook.

"Oppa, apa yang kau lakukan?" Pekik Lisa juga.

Tak berhenti, Jungkook terus mengejar Jisoo dan Lisa bergantian dengan belut yang masih di tangannya tadi.

Suara jeritan dari Jisoo dan Lisa membuat Seokjin yang tadinya masih tidur pun ikut terbangun. Ia melihat pemandangan indah ini dari pintu kamarnya ke arah dapur sambil tersenyum bahagia.

Aku sangat senang mendengar suara tawa temanku, adikku, juga kekasihku. Semoga aku bisa mendengar suara tawa mereka dalam kurun waktu yang lama.

Jika setiap hari di rumah Seokjin dipenuhi oleh suara canda tawa dari para penghuni rumah, lain halnya dengan rumah milik Kim Yoona.

Rumah mewah peninggalan mendiang suaminya, terasa sangat sunyi.

Meski banyak penghuni di dalamnya, Yoona, Yeonsoo, dan banyak pelayan, namun rumah Yoona sangatlah sepi. Setiap pagi dan setiap malam Yoona hanya makan seorang diri di meja makan besar miliknya. Banyak menu disajikan namun hanya Yoona lah yang menikmati.

Beberapa saat menikmati makan malamnya, salah satu pelayan menghampiri Yoona. "Maaf, Nyonya, ada tamu yang mencari anda."

Yoona menghentikan suapannya. "Siapa?"

Awake (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang