26. Who Are You (?)

321 48 25
                                    

Sebelum baca, jangan lupa berdoa untuk saudara-saudara kita yang ada di Palestina. Semoga apa yang terjadi saat ini bisa segera berakhir dan tidak lagi menimbulkan korban jiwa..

Jangan lupa klik bintangnya dulu
Happy reading







"Kenapa kau pergi ke rumah ayahmu sendirian?" Tanya Seokjin kepada Jisoo.

Kini keduanya sudah tiba di rumah. Saat ini keduanya sedang duduk bersebelahan di atas ranjang kamar Jisoo.

"Aku tidak ingin hanya duduk bersantai sambil menunggu ingatanku kembali," Jisoo mencoba menjelaskan kepada Seokjin. "Aku harus berusaha lebih banyak lagi, bukan?"

Tatapan Seokjin sulit Jisoo artikan. Ia tau,Seokjin pasti khawatir dengannya karena datang ke kandang macan tanpa ditemani siapapun. Namun Jisoo tak ingin lebih lama lagi menjadi beban untuk Seokjin. Setidaknya ia harus berusaha agar ingatannya bisa segera kembali dan semuanya bisa kembali seperti semula.

"Aku ingin bisa cepat sembuh," lanjut Jisoo. "Aku ingin melakukan sesuatu untuk membantumu. Dan juga aku tidak ingin terus-terusan bergantung padamu." Jisoo mengakhiri kalimatnya dengan tertunduk. Karena ia tau Seokjin tak akan suka jika ia berkata seperti itu.

Namun apa yang Jisoo pikirkan tidak terjadi. Seokjin kini duduk berjongkok di hadapannya. Lalu pria berbahu lebar itu membuka lengan baju Jisoo hingga memperlihatkan ruan merah pada kulit putihnya.

Seokjin tak pernah melarang Jisoo untuk berkunjung ke rumah mendiang ayahnya. Tapi jika Jisoo ingin berkunjung kesana, setidaknya harus didampingi seseorang. Ia hanya tak ingin Yoona berbuat sesuatu yang buruk kepada kekasihnya ini. Meski kenyataannya saat ini Jisoo baik-baik saja, tapi ada rasa khawatir yang muncul di dalam diri Seokjin ketika kekasihnya ini bertemu dengan Yoona seorang diri.

"Maaf, aku lupa jika aku alergi kerang. Aku tadi--"

"Kenapa minta maaf?" Sahut Seokjin memotong ucapan Jisoo. "Seharusnya aku yang minta maaf padamu. Aku tidak becus menjagamu. Aku bahkan tidak tau jika kau ingin sekali berkunjung ke rumah ayahmu. Seharusnya aku lebih paham keinginanmu agar hal ini tidak terjadi lagi di kemudian hari."

Jisoo tersenyum mendengar kekhawatiran kekasihnya. Hatinya pun menghangat. "Baiklah, mulai sekarang aku akan minta ijin padamu kemana pun aku pergi."

"Begitu lebih baik."

Kemudian Seokjin dengan bertumpu pada kedua lutunya memeluk sang kekasih dengan penuh kasih sayang.

Meski muncul ruam merah di beberapa bagian kulitnya, kali ini Jisoo baik-baik saja berada di rumah yang ditempati oleh Yoona. Tapi Seokjin tidak akan pernah membiarkan Jisoo datang ke rumah itu lagi seorang diri. Memang Yoona tak berbuat sesuatu yang buruk kepada Jisoo, tapi lain kali Seokjin juga tak bisa menjamin keselamatan sang kekasih.

Karena itu ia pikir akan lebih mengawasi Jisoo kemana pun gadis itu akan pergi agar tidak terjadi sesuatu yang buruk menimpanya.

***

Seokjin mencari Jisoo yang sejak pagi tadi tidak nampak batang hidungnya di setiap sudut rumah ini. Lisa dan Jungkook sudah pergi sejak tadi.

"Kim Jisoo.." Seokjin langsung menemukan presensi sang kekasih ketika ia mencari di halaman belakang.

Ternyata Jisoo sedang duduk di bangku taman belakang.

Dari penglihatan Seokjin, Jisoo hanya menatap kosong pada sebuah bunga mawar yang kelopak bunganya masih kuncup itu.

"Sayang, sedang apa kau disini?" Tanya Seokjin setelah ia mengambil duduk di samping Jisoo. "Aku mencarimu sejak tadi--"

Awake (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang