"Sepertinya ini bukan kali pertama kau datang kesini, bukan?" Tanya Jisoo lagi.
"Ini pertama kalinya," jawab Seokjin yang membuat Jisoo menoleh ke arahnya. "Dulu aku pernah berjanji kepada seseorang untuk datang kesini bersamanya. Tapi hingga saat ini tidak terwujud."
"Dengan siapa?" Meski Jisoo tau jawabannya, tapi ia tetap bertanya. Ia hanya ingin tau apakah Seokjin akan berkata jujur atau kembali membohonginya.
"Dengan wanita yang pernah aku cintai."
"Siapa dia?" Cecar Jisoo.
"Kau sudah tau siapa dia, Kim Jisoo." Kini keduanya saling bertatap.
"Siapa dia?" Tanya Jisoo lagi.
"Kim Yoona."
Meski Jisoo sudah tau jawaban apa yang akan diberikan Seokjin, tapi entah mengapa hatinya tetap terasa sakit saat mendengarnya.
Jisoo tau kalau dirinya bodoh. Sangat bodoh, hingga ia masih saja bisa berbincang dan duduk bersebelahan dengan pria yang memanfaatkannya juga membuatnya sakit hati. Tapi entah kenapa Jisoo masih saja ingin berlama-lama bersama dengan pria berbahu lebar ini. Entah sihir apa yang sudah Seokjin berikan kepada Jisoo hingga Jisoo menjadi buta akan cinta.
"Sejak kapan kau mengetahui hubunganku dengan Kim Yoona?" Tanya Seokjin.
Jisoo berdecak lalu pandangannya beralih dari Seokjin ke arah pantai. "Apa itu penting?"
"Kenapa kau tak menanyakannya kepadaku?" Tanya Seokjin lagi. "Jika dilihat dari sifatmu, kau pasti akan mencecar dengan banyak pertanyaan--"
"Karena aku tidak ingin kehilangan dirimu," sahut Jisoo memotong ucapan Seokjin. "Tapi seperti yang kau bilang, aku tidak tahan dan aku memutuskanmu malam itu. Tapi dua hari kemudian aku kembali lagi padamu, kan?"
"Jika kau sudah tau semuanya, kenapa kau tetap kembali padaku?"
"Sudah kubilang, bukan? Aku tidak ingin kehilangan dirimu," jawab Jisoo yang kini menundukkan kepalanya menatap pada pasir pantai disana. "Sebenarnya aku tidak peduli dengan perasaanmu," lanjutnya. "Selama aku bisa bersamamu, aku tidak peduli dengan semua itu."
Seokjin yang tadinya menatap pada Jisoo kini mengalihkan pandangannya ke arah laut. Ia sempat lupa jika Jisoo ini adalah wanita yang egois. Dan tak pernah memikirkan perasaan orang lain. Bagi Jisoo, yang terpenting adalah dirinya.
"Maukah kau tidur denganku?" Permintaan yang keluar dari mulut Jisoo berhasil membuat Seokjin kembali menatap ke arahnya. Bahkan Seokjin terlihat terkejut dengan permintaan Jisoo yang di luar ekspetasinya itu.
Tapi Seokjin dengan segera menetralkan raut wajahnya dan hanya selang sepersekian detik, wajahnya sudah menampakkan raut wajah datar.
"Aku ingin tidur denganmu." Tentu saja Seokjin hanya menjawabnya di dalam hatinya. Karena tidak mungkin ia mengiyakan ajakan Jisoo itu. Lagipula Seokjin juga tak ingin melibatkan Jisoo lebih jauh lagi. Ia tak ingin Jisoo merasakan sakit lebih dalam lagi.
"Jika kau masih belum bisa melepaskanku setelah kau mengetahui semuanya, coba kau pikir baik-baik," Seokjin menjeda ucapannya. "Meninggalkan semuanya. Jabatan, harta, keluarga demi pria sepertiku yang hanya ingin memanfaatkanmu. Bahkan kini kau sudah tidak punya apa-apa lagi, Kim Jisoo. Bagaimana bisa aku tetap bersama dengan wanita miskin sepertimu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Awake (END)
FanficKim Seokjin harus merelakan cita-citanya menjadi seorang dokter karena ia lebih memilih berkorban untuk Kim Yoona, wanita yang sangat ia cintai. Tapi sayangnya pengorbanan yang ia lakukan untuk wanita yang ia cintai itu tak terbalas. Bahkan Yoona ki...