32. My Luck

337 42 18
                                    

Halo, lagi dalam mode mood nulis..
Semoga aku bisa rutin update ya..
Dan kalian harus tau kalau aku nulis satu chapter ini dalam waktu satu jam semalam. Sebuah prestasi yg wow buat aku 😆

Sebelumnya jangan lupa klik bintangnya
Happy reading 🤗









Kau ingin aku mengingat orang seperti apa dirimu, kan?

Aku sudah mengingatnya.

Kim Seokjin adalah segalanya bagi Kim Jisoo. Pria yang sangat dicintai oleh Kim Jisoo. Pria yang kucintai dengan sepenuh hati.

Sebelum aku hilang ingatan, Kim Seokjin adalah orang seperti itu bagiku.

***

Kim Jisoo dan Kim Seokjin kini berada di depan rumah lama Seokjin. Jisoo memaksa kesini untuk mencoba menggali ingatannya yang hilang di masa lalu.

"Disini, di tempat ini aku pernah menyatakan perasaanku padamu," ucap Jisoo. "Aku ingat saat itu turun hujan. Tubuhku basah kuyup dan--" Jisoo menjeda ucapannya ketika tak melihat reaksi apapun dari Seokjin. "Apa kau sudah melupakannya?"

Bagaimana Seokjin bisa melupakannya? Saat dimana Jisoo, gadis keras kepala mengungkapkan perasaan kepadanya.

Namun Seokjin enggan bereaksi karena inilah yang ia takutkan. Jisoo mengingat semua tentang masa lalunya termasuk perbuatan jahatnya kepada Jisoo.

Kedua netranya berkaca-kaca mengingat memori tersebut. "Tentu saja aku ingat." Rasa sesal memang datang terlambat. Saat itu Seokjin belum memiliki rasa pada Jisoo.

Senyum manis terbit pada bibir Jisoo mendengar Seokjin. "Jawab sekarang! Aku ingin mendengar jawabannya."

Seokjin tak menjawab. Ia mendekatkan wajahnya pada wajah Kim Jisoo lalu mengecup singkat bibir sang gadis.

Kecupan yang Seokjin berikan memiliki arti tersendiri bagi Jisoo. Menurutnya Seokjin menerima ungkapan perasaannya.

"Ayo kita menikah!"

Bukan Seokjin yang meminta. Namun Jisoo lah yang meminta.

"Aku hanya ingin menikah dengan Kim Seokjin," lanjut Jisoo. "Aku ingin pernikahan yang sesungguhnya. Bukan pertunangan pura-pura yang selama ini kita lakukan. Aku ingin benar-benar menikah denganmu."

Seokjin masih diam.

"Ayo kita menikah!" Pinta Jisoo lagi ketika Seokjin tak kunjung bersuara.

Jauh di dalam lubuk hati Seokjin, ia sungguh ingin menikah dengan Kim Jisoo. Tapi satu hal yang masih ia takutkan. Ia takut kalau-kalau suatu saat nanti ingatan Jisoo kembali sepenuhnya dan Jisoo berbalik membencinya. Tapi tidak mungkin juga jika ia menolak ajakan Jisoo untuk menikah. Hingga akhirnya Seokjin pun menjawab.

"Baiklah, mari kita menikah!"

***

Sesuai permintaan Jisoo, kini Seokjin dan Jisoo berada di sebuah toko perabotan rumah tangga.

"Sayang, apa ini tidak terlalu berlebihan?" Sebenarnya Seokjin malas, namun demi mengabulkan keinginan sang pujaan hati, ia pun menurut begitu saja.

Awake (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang