Double up minggu ini yaa..
Pdf sudah ready... ebook juga bisa di donlot di playstore :)
Pdf bisa di order via wa di 088973689642
Ada yang mau ikutan promo 100k dpet 15 judul?
Yang mau chat saja yaa... Kuota terbatas, hanya sampai tgl 12 juli saja... pdf akan d kirim via wa/gmail usai transaksi :)
***
Sakti menemui Senja di kamarnya. Kemarahan Evelyn membuat putrinya kecewa.
Sebagai orang tua yang mencemaskan putrinya. Sakti juga merasakan kecewa yang sama. Selama ini, mereka memang membebaskan Senja dalam bergaul. Tapi dalam beberapa waktu, Senja belum pernah membuat istrinya cemas. Bahkan sampai tidak bisa di hubungi.
Semalam mereka menunggu di rumah dengan rasa khawatir. Namun yang terjadi justru putrinya mabuk-mabukan hingga memilih tidak pulang. Andai Larissa tidak ada, entah apa yang terjadi pada putrinya. Yang Sakti takutkan adalah bila seseorang melukai putrinya.
Sakti mengetuk pintu di depannya, Senja muncul dengan ekspresi dingin. Tapi, Sakti bisa merasakan ada sesuatu yang menganggu pikiran Senja.
"Kamu baik-baik saja kan?" Tanya Sakti lembut. Di belainya pipi Senja. Sementara itu, Senja merasa tersentuh. Seakan mengerti kegundahan di hatinya. Sakti mendatangi Senja untuk menanyakan keadaan putrinya itu.
Senja tidak bisa mengatakan yang sebenarnya. Ancaman Larissa tidak pernah main-main. Selain membuatnya terdesak oleh keadaan, Larissa bisa memutar balikkan fakta yang ada. Senja bukan tidak berani melawan, hanya saja... karena rasa bersalahnya yang begitu besar membuatnya memilih diam.
Bagaimana jika keadaan justru berbalik ke arahnya? Dia bisa saja jujur, meski rahasia di masa lalunya terbongkar, bagaimana dengan kejadian Larissa yang mengalami keguguran? Dia sama sekali tidak bisa melupakan kejadian tersebut. Alih-alih melupakannya, Larissa kembali mengingatkan kesalahan yang tidak ia sengaja itu.
Senja ingin mengelak, tapi bagaimana jika keluarganya justru berbalik mendukung Larissa?
"Aku baik-baik saja, Pih. Maaf karena membuat papi dan mami khawatir!"
"Apa tamparan mami masih terasa sakit?" Sakti kembali mengusap pipi Senja, bekas dimana tadi Evelyn menampar pipi anaknya.
"Sedikit, Pih. Tapi di sini...." Senja menepuk dadanya. "Sakit sekali..."
Sakti mengerti dan juga paham. Evelyn memang berubah membenci Senja sejak kejadian menantunya keguguran. Kepercayaan yang di miliki istrinya untuk sang putri perlahan menghilang. Sekarang, kebahagiaan mereka tak seperti dulu. Hanya dalam satu kejadian, pandangan mereka berubah terhadap Senja. Tapi, hingga detik ini... Sakti masih bersikap netral.
Dia masih percaya bahwa putrinya tidak seburuk yang di pikirkan oleh istrinya. Meski kerap mengingatkan Evelyn bila sikapnya keliru, wanita itu masih pada pendiriannya. Karena Senja, Larissa harus kehilangan calon bayinya.
Yang Evelyn tahu, bahwa ia pernah berada di posisi Larissa yang mendambakan seorang buah hati. Dan merasakan kehilangan berkali-kali membuatnya memilih iba pada menantunya. Tidak peduli jika putrinya sendiri yang harus menjadi korban keegoisannya itu.
"Maafkan mamimu.. semalam, kita menunggumu pulang. Papi menghubungi Yasmine dan beberapa temanmu. Dan mereka tidak bersamamu.. orang tua manapun pasti khawatir, Senja!"
Evelyn mungkin berlebihan karena sampai memberikan tamparan pada putrinya. Tapi, Senja juga harus tahu bagaimana mereka---sebagai orang tua, mencemaskan keadaan Senja yang sama sekali tidak ada kabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terikat Cinta
RomanceKarena ingin menebus rasa bersalah yang amat besar pada istri kakaknya, Senja harus terikat perjanjian yang di buat oleh Larissa, istri Langit. Dengan mengandung bayi dari kakak angkatnya, Senja harus kehilangan semua yang ada dalam hidupnya. Termas...