Namima menangisi bayi Senja yang tiada, bahkan menggendong bayi tersebut. Kesedihan Namima bukan karena sebab itu saja, seolah penderitaan adalah teman hidup Senja hingga Tuhan mengambil satu-satunya alasan Senja bahagia.
Namima jadi ingat bagaimana Senja mengakui kesalahannya. Menceritakan semua masalahnya pada Namima. Hingga beban di pundak gadis itu berkurang.
"Jadi, siapa ayahnya?" Saat itu, Namima bertanya dengan lembut, berharap Senja mau membuka jati diri ayah dari bayinya.
Namima nampak menunggu kala melihat Senja seperti ragu untuk menjawab pertanyaannya.
"Mama tidak akan memaksa. Jika kamu belum siap, tidak perlu bicara. Siapapun dia, mama akan menyayangi anakmu seperti cucu mama sendiri..."
"Bukan begitu, Ma. Aku takut.. mama shock atau kecewa padaku. Bahkan, tidak percaya dengan apa yang aku katakan pada mama..."
"Mama disini karena percaya padamu, Senja. Kesalahan kamu sudah mama terima, mama ada di sampingmu untuk mendukung kamu..."
Senja melihat kesungguhan di mata Namima, bahkan genggaman erat pada jemarinya menunjukkan hal yang sama. Seolah, Namima percaya apapun yang akan di katakan oleh Senja.
"Jadi, siapa dia?" Sekali lagi, Namima mengutarakan tanya yang sama.
"Mas Langit," jawab Senja cepat.
Satu detik kemudian, Senja melihat Namima mengerjapkan matanya berulang-ulang, terlihat tidak percaya dengan apa yang di dengar.
"Mas Langit adalah ayah dari bayiku, Ma..."
Namima menelan ludahnya saat nama Langit di sebut dua kali oleh Senja. Alih-alih menepis ucapan Senja, justru Namima seperti terhipnotis untuk beberapa saat... seakan pendengarannya tidak berfungsi.
"Lang-it?"
Senja mengangguk. "Dengan proses inseminasi... atas desakan Kak Larissa, aku melakukan proses bayi tabung hingga inseminasi, Ma..."
Bukan hanya satu kali Namima di buat shock oleh pengakuan Senja. Tapi, berkali-kali... sampai mendengar nama Larissa yang juga terlibat?
"Apakah Langit tahu tentang semua ini?"
Senja menggeleng. "Tidak ada yang tahu, kecuali aku dan Kak Larissa. Terakhir papi tahu karena aku mengakuinya kemudian mami yang mencuri dengar pembicaraan kami... hingga akhirnya mami meninggal."
Kemudian cerita Senja mengalir begitu saja. Di mulai sejak awal bagaimana ia bisa terlibat dengan rencana Larissa. Bahkan Senja tidak menutupi hubungannya bersama Langit di awal semua masalah terjadi.
Detik itu, Senja mengakuinya di depan Namima jika di masa lalu antara Langit dan dirinya diam-diam menjalin cinta.
Namima bahkan sampai mencubit dirinya sendiri untuk meyakinkan diri bahwa apa yang di dengar oleh wanita itu mimpi. Tapi cubitan di tangannya sendiri terasa sakit, yang artinya—apa yang baru saja di dengar olehnya adalah nyata!
Pantas jika Sakti begitu marah saat itu... juga, Evelyn yang pada akhirnya shock dengan apa yang di dengar atas pengakuan Senja.
Namima sendiri juga merasakan hal yang serupa. Usai mendengar pengakuan Senja, Namima meraih segelas air putih lantas meneguk minumnya hingga tandas.
Senja dapat menebak respon Namima yang mungkin semua ceritanya sulit di percaya.
"Mama sampai nggak bisa berkata-kata, Senja..." sahut Namima sebagai respon pertamanya. "Pantas jika Mas Sakti sangat marah padamu, Senja. Maaf kalau mama berkomentar seperti ini. Mama tahu, niatmu baik karena ingin menyelamatkan perusahaan papi kamu.. tapi, andai kamu bisa lebih berpikir jernih lagi, hal semacam ini tidak akan terjadi. Disini, kamulah yang paling di rugikan. Kamu juga lebih banyak kehilangan daripada Larissa... oke, kamu merasa bersalah. Tapi, seharusnya kamu tidak terjebak oleh perasaan tersebut. Dan untuk Larissa, dia akan di hukum atas perbuatannya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Terikat Cinta
RomanceKarena ingin menebus rasa bersalah yang amat besar pada istri kakaknya, Senja harus terikat perjanjian yang di buat oleh Larissa, istri Langit. Dengan mengandung bayi dari kakak angkatnya, Senja harus kehilangan semua yang ada dalam hidupnya. Termas...