TC 32 💑

2.2K 191 38
                                    

"Kenapa mama membuat keputusan secara sepihak?" Langit bertanya lebih selagi mengekori langkah mamanya.

"Nanti akan kita bahas, Lang... sekarang kita makan dulu..." ucap Namima.

Sementara itu, Larissa tentu menyimpan kemarahannya sendiri. Kenapa Senja harus mendapatkan banyak perhatian lebih dari ibu mertuanya? Padahal, ia juga sedang mengandung anak Langit. Tapi, perhatian Namima seperti hanya tertuju pada Senja.

Semua orang berkumpul di meja makan. Termasuk Evran dan Angkasa yang sudah bergabung disana. Selagi menunggu makanan di sajikan, Evran memulai obrolan.

"Jadi begini, Lang. Papa sudah menyiapkan kamar untuk Senja. Dia akan tinggal setelah pulang dari rumah sakit usai melahirkan nanti. Mama dan Papa akan mengambil alih tanggung jawab kalian berdua..."

"Tapi kenapa mendadak, Pa?"

"Tidak ada kata mendadak. Kita semua sudah memikirkannya dengan matang. Kalian hanya perlu menyetujui apa yang sudah di persiapkan dengan matang. Senja merasa sendirian di rumah itu, juga Senja butuh bantuan untuk merawat bayinya. Dia juga harus meneruskan sekolahnya yang tertunda. Setelah melahirkan nanti, papa akan menyiapkan baby sitter untuk menjaga bayinya sementara Senja akan melanjutkan study-nya."

"Benar, Lang. Kalian bisa melanjutkan hidup masing-masing. Terlebih, kalian juga akan menyambut anggota baru di keluarga kita... Larissa harus fokus pada bayinya, akan lebih baik jika kalian hidup masing-masing. Sepertinya agak kurang nyaman jika ada dua bayi dalam satu rumah. Senja sudah mempertimbangkan dengan matang permintaan mama dan Papa. Senja juga setuju dengan kita..."

Langit meraih gelas berisi air putih lantas meminumnya. Di sebelahnya Larissa nampak gelisah melihat reaksi Langit yang sepertinya kurang setuju dengan permintaan Namima.

"Baiklah kalau itu keputusan Senja..." ucap Langit akhirnya.

Usai makan, Evran menunjukkan kamar yang sudah lebih dulu di dekor ulang untuk di tempati Senja dan bayinya nanti.

Larissa berdecak dalam hati karena Senja benar-benar telah berhasil mencuri hati kedua orang tua Langit. Benar... ia tertinggal satu langkah di belakang Senja. Mau bagaimana lagi?

"Senja dan bayinya akan tinggal disini... semua yang ada disini adalah pilihan Senja dan mama mu..." jelas Evran. "Tidak perlu merasa bersalah atau apa... ini yang terbaik untuk rumah tangga kalian." Tutur Evran menjelaskan. Usai menepuk bahu putranya, Evran berlalu meninggalkan Langit dan menantunya disana.

"Papa dan mama benar, Mas..," sahut Larissa. Meski hatinya tidak terima bila Senja mendapatkan banyak perhatian dari mertuanya, tapi ini adalah keputusan yang bagus untuk hubungannya bersama Langit.

Langit menatap seluruh penjuru kamar... dekorasi yang indah untuk di tempati Senja dan bayinya nanti. Gadis itu lebih merasa hidup jika bersama mamanya disini. Jadi, Langit tidak memiliki pilihan lain.

***

Senja tidak pernah absen datang ke kediaman Namima. Kadang Larissa mampir kesana untuk sekedar membawakan kue untuk mertuanya. Padahal, Larissa kesana untuk mengontrol Senja atau apapun yang di lakukan antara Senja dan Namima.

Nampaknya, apa yang Larissa takutkan belum terjadi?! Larissa takut, bila Senja mengatakan rahasia yang terjadi antara mereka berdua. Larissa takut... Senja membocorkan kelakuannya di masa lalu pada Namima.

Larissa takut nama baiknya menjadi buruk di depan mertuanya.

Akhir-akhir ini Senja nampak sibuk mendekor kamarnya sedangkan Namima tidak selalu di rumah. Setelah memastikan keduanya tidak selalu bersama, Larissa akan pamit undur diri.

Terikat CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang