TC 38 💑

2.2K 247 58
                                    

Langit tidak pernah baik-baik saja setelah hidupnya di hancurkan oleh istrinya sendiri. 

Kenyataan bahwa istrinya bertindak di luar batas adalah kenyataan yang menghancurkan perasaan lelaki itu. 

Cintanya perlahan terkikis habis oleh perbuatan sang istri. Bahkan, saat Larissa telah sadar dan memilih menatap kosong apapun yang dilihatnya, Langit seperti tak ingin lagi banyak bertanya. 

Apa yang terjadi hari itu atas ulah Larissa sendiri. Membawa serta melibatkan Senja dalam hidupnya, membuat masalah serta kekacauan yang ada, bahkan hingga membuat Evelyn meninggal adalah tindakan yang tidak termaafkan. 

Dan Langit membenci perbuatan Larissa. Namun, melihat wanita itu kehilangan satu-satunya harapan yang di miliki, Langit tidak tega meninggalkan wanita itu. 

Meski perbuatan Larissa tak termaafkan, Langit akan mencoba berdamai atas apapun yang terjadi pada istrinya meski sulit. Langit akan berusaha untuk menerima semua kesalahan istrinya, demi anak-anaknya yang telah tiada. Langit berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan meninggalkan istrinya. Apapun dan bagaimanapun keadaan wanita itu. 

Alih-alih begitu, di sudut hatinya yang paling dalam, Langit sangat menyesalkan semua perbuatan Larissa. Serta bayinya yang telah tiada.. entah apa yang di pikirkan oleh wanita itu, hingga membuat dirinya sendiri celaka. 

Keterangan dari Senja, yang ia dengar dari mamanya tadi ketika Namima datang menjenguk. Kecelakaan tersebut terjadi karena Larissa yang mengancam hendak menabrakkan diri pada truk di depannya, namun Senja mencegah kejadian tersebut dengan memutar setir mobil ke arah lain. Namun, naasnya kecelakaan tersebut tak terelakkan. Beruntung mereka selamat... 

Larissa sungguh gila... hanya untuk menutupi kesalahannya, wanita itu nekad melakukan tindakan yang bisa di bilang—di luar nalar. Termasuk mencelakai diri sendiri. 

Mungkin raga Langit bisa bersama Larissa, tapi hatinya tidak. Langit seakan mati rasa usai mendengar cerita dari mamanya soal perempuan yang ia nikahi itu. Langit berusaha mencintai Larissa, namun balasan yang ia terima justru membuatnya kecewa. 

"Kamu harus makan, Sa..." ucap Langit, namun Larissa hanya menatapnya sekilas, tanpa minat. 

Namun Langit masih bersabar menghadapi sikap diam istrinya. Jika di hari pertama Larissa tahu bahwa bayinya telah meninggal ia terlihat histeris, kali ini... Larissa nampak tak mempunyai gairah hidup lagi. Wanita itu menatap Langit kemudian tangisnya pecah usai merenungi kesalahannya sendiri. 

Langit datang untuk mendekap istrinya. 

"Tapi bayi kita sudah nggak ada, Mas... kenapa bayi kita pergi? Bagaimana kamu bisa bahagia kalau aku tidak bisa memberimu keturunan, Mas?"

Kehilangan bayinya kembali membuat Larissa patah hati. Sekali lagi, Larissa harus merasakan kehilangan yang serupa. 

"Kita bisa adopsi satu bayi atau dua bayi sekaligus, Sa. Ada banyak cara untuk kita bahagia..." ucap Langit, mencoba membujuk Larissa. Entah, ia akan menemukan bahagia atau tidak, Langit akan berusaha. Meski, perasaannya telah tiada. 

"Apa kamu bahagia jika kita melakukannya?" Larissa melepaskan dekapannya, menatap sendu lelaki di depannya itu. 

Langit terdiam, bibirnya membentuk senyuman. "Kita seharusnya bahagia, kan?" 

Larissa merasa  bibirnya bergetar, serta dada yang bergemuruh, hatinya nyeri melihat senyum di bibir Langit yang nampak di paksakan. Rasa bersalah menggelayuti benak wanita itu. "Maafkan aku, Mas.. mungkin ini adalah karma yang harus aku terima..." 

Terikat CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang