TC 25 💑

1.9K 148 42
                                    

Pdf sudah ready ya..  ebook tersedia di playstore dan kbm aplikasi jg tersedia ya

Harga Pdf 50k aaja.. bisa di order via wa di 0896-3302-1705 atau 0889-7368-9642 (selain nomer itu di pastikan pdf nya Bajakan ya, bsa klik link wa agar langsung terhubung)

Happy reading

***
Senja seperti orang linglung saat kabar kematian mamanya di bacakan oleh Dokter. Begitupun dengan Sakti yang meraung menangisi istrinya yang telah tiada.

Sementara Senja seperti tak memiliki tenaga untuk melakukan itu. Kematian Evelyn seperti pukulan berat untuknya hingga membuat Senja terguncang.

Bagaimana tidak, Evelyn meninggal usai mendengar pengakuannya pada Sakti?! Itu yang membuat Senja seperti saat ini.

Menangis?

Air matanya seakan kering. Suara Sakti yang menangis memenuhi koridor Rumah Sakit membuat dada Senja mencelos. Apalagi saat jenazah Evelyn di bawa keluar. Senja hanya menatap nanar wajah pucat maminya yang saat ini melewati tubuhnya sedangkan Sakti berjalan mengikuti kemana ranjang itu di bawa.

Di saat itulah, tangis Senja pecah. Ketika tidak ada siapapun, tubuh Senja lunglai dengan isak tangis yang terdengar pilu.

"Maafin Senja, Mam... maafin, Senja..." hanya kata itu yang keluar dari bibir Senja yang berupa sebuah bisikan.

"Jangan tinggalin Senja, Mam..."

***

Semua orang datang untuk melayat termasuk Namima yang kini duduk di samping Senja yang saat ini menatap kosong jenazah Evelyn yang sudah tertutup kain.

Sakti juga sama.... pria itu seperti orang linglung. Beberapa kali, Sakti harus di tepuk pundaknya oleh Langit saat beberapa pelayat datang untuk mengucapkan bela sungkawa atas kepergian istri pria itu.

Larissa menangisi kepergian Evelyn tanpa tahu apa yang membuat wanita itu terkena serangan jantung.

Sementara Evran, pria itu menyambut beberapa pelayat yang datang di depan karena Sakti seperti tidak memiliki daya untuk melakukannya.

Senja sendiri menangis di pelukan Namima yang terus menenangkannya. Belum ada yang tahu alasan apa yang membuat Evelyn meninggal karena memang—Evelyn mengidap penyakit jantung.

Langit hanya menatap nanar Senja yang nampak tidak baik-baik saja. Keluarga Sabda juga datang saat itu.

Kesedihan nampak pada para orang-orang yang datang melayat. Tangis kesedihan dari kehilangan memenuhi ruangan. Senja sendiri sudah seperti tak memiliki tenaga lagi. Bahkan saat jenazah Evelyn di kebumikan, tangis Senja berderai bersamaan dengan Sakti yang sama-sama merasakan kehilangan yang serupa. Ia tak menyangka bila secepat itu sang istri pergi meninggalkannya.

Semua orang kembali ke rumah. Termasuk Namima dan Evran yang pulang ke kediaman Sakti untuk menemani Senja. Langit dan Larissa juga melakukan hal yang sama.

Kehilangan itu begitu terasa. Evelyn adalah wanita yang di kenal sangat ceria, tidak ada wanita itu terasa sepi rumahnya.

Itulah yang dirasa oleh semua orang ketika kembali ke rumah.

Sakti tidak menghiraukan siapapun yang datang ke rumahnya. Bahkan, mengabaikan Senja yang mendekati pria itu. Alih-alih saling menguatkan, Sakti bahkan menepis tangan Senja dengan kasar.

"Jangan dekati aku!" Ucap Sakti nyalang, dengan mata yang menyorot tajam. Semua orang tersentak dengan teriakan pria itu.

Bahkan, Evran dan Namima nampak kebingungan atas reaksi Sakti.

Terikat CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang