Langit berharap bisa menemukan lelaki yang telah menghamili Senja serta meminta pertanggung jawaban atas perbuatan pria itu. Tapi, jika Langit bertanya pada Senja, pria itu takut jika pertanyaannya menyinggung adiknya.
Langit kerap mengurungkan niatnya untuk pergi bertanya pada Senja karena momentnya selalu tidak pas. Lagipula, Langit juga harus menjaga jarak dengan Senja. Takut bila pada akhirnya, kedekatan itu melukai Larissa.
Apakah Langit telah mencintai istrinya?
Apakah Langit berhasil menggantikan nama Senja dengan Larissa?
Itu hanya rahasia yang pria itu simpan sendirian.
Hari yang mereka tunggu-tunggu akhirnya datang. Hari dimana Larissa menggelar pesta empat bulan kehamilannya serta mengumumkan kehamilan yang sebelumnya rahasia bagi mereka. Kabar yang tentu saja membahagiakan bagi semua anggota keluarga.
Baik keluarga besar Langit maupun Larissa hadir pada jamuan makan malam tersebut. Tanpa terkecuali, Sakti yang kali ini absen dari acara kebahagiaan putranya tersebut.
Sebelumnya, mereka telah berdoa bersama, mengundang anak yatim kemudian membagikan beberapa bingkisan serta amplop pada mereka. Setelahnya, mereka makan bersama.
Senja menyapa beberapa orang yang di kenal dalam acara tersebut, terlebih lagi... keluarga Langit adalah keluarganya. Tidak sedikit dari mereka yang menatapnya mencemooh, atau bahkan terang-terangan menggunjingnya.
"Kalau aku punya anak kayak dia, mending anakku saja yang mati daripada membuat orang tua malu... Sayang sekali, Evelyn harus mengorbankan dirinya dari rasa malu yang ia terima..."
Mendengar itu, Senja hanya mampu terdiam sambil meremaa erat gelas di tangannya.
"Tapi sekarang Evelyn bebas dari rasa malu, Mbak. Biarkan anaknya saja yang menanggung atas perbuatannya itu. Aneh... padahal dia kan punya pacar dari luar negeri. Kenapa malah milih lelaki yang sampai saat ini saja... kita nggak tahu siapa dia?!"
Senja melewati mereka tanpa menoleh sedikitpun. Meski hatinya terluka. Mungkin ini adalah balasan yang harus ia terima dari melanggar norma.
Evelyn mungkin lebih memilih mati daripada harus menerima banyak gunjingan dari keluarganya sendiri.
Namima mendekati Senja, mengajak anak itu bicara. Bukan tanpa alasan... Namima pernah ada di posisi yang serupa. Merasa asing di tengah acara keluarganya sendiri.
"Kamu baik-baik saja kan?"
Senja mengangguk dengan memaksakan sebuah senyum di bibirnya.
"Abaikan ucapan yang menyakiti hatimu... fokus saja pada bayimu, Ja."
Senja mengangguk, meski hatinya perih. Tidak apa... ini adalah konsekwensi yang harus ia terima karena memilih jalan yang salah.
Mata Senja menelisik ke seluruh penjuru ruangan, berharap dapat melihat papinya. Tapi, sepertinya Senja harus menelan kecewa karena alasan dia berada di pesta ini adalah untuk bertemu dengan orang tuanya.
"Papi nggak dateng ya, Ma?"
"Sepertinya tidak. Kenapa? Kamu mau bertemu sama dia?"
Senja mengangguk.
"Datang saja ke rumah. Tidak ada orang tua yang nggak merindukan anaknya, Ja..."
"Papi tidak mengizinkan aku pergi kesana, Ma. Bahkan meminta semua orang di rumah untuk tidak pernah membukakan pintu untukku...."
Namima menghela napasnya berat. "Kalau begitu, datanglah ke rumah mama. Anggap mama sebagai mama-mu sekarang. Mungkin keberadaan mama tidak bisa menggantikan posisi Mbak Evelyn di hati kamu, tapi setidaknya... kehadiran mama bisa mengobati perasaan rindu kamu padanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Terikat Cinta
RomanceKarena ingin menebus rasa bersalah yang amat besar pada istri kakaknya, Senja harus terikat perjanjian yang di buat oleh Larissa, istri Langit. Dengan mengandung bayi dari kakak angkatnya, Senja harus kehilangan semua yang ada dalam hidupnya. Termas...