18. ular

6.4K 757 201
                                        

Kondisi Jihoon memang tak sepenuhnya membaik namun tak seburuk minggu lalu ketika terus menangisi kepergian Jihyo dan sampai saat ini pemuda manis belum juga mengetahui fakta bahwa Jihyo bukanlah ibu kandungnya, sebab Junkyu masih sibuk dengan pekerjaan yang harus pemuda itu urus.

Jihoon sungguh bosan, Asahi dan Doyoung tidak bisa diajak main katanya dua pengawal pribadinya itu sibuk dengan persiapan menyambut tamu penting dua hari lagi jadi kini Jihoon memutuskan untuk pergi ke kamar Haruto, pemuda manis itu tak keluar beberapa hari, Jihoon jadi khawatir.

Dengan membawa boneka pemberian dari Haruto, Jihoon berjalan riang menyusuri lorong, para bodyguard dan maid yang melihatnya hanya membungkuk hormat, tak berani menyapa ataupun sekedar tersenyum, mereka takut pada Junkyu.

"Haru!" Sapa pemuda manis itu riang menghampiri Haruto yang sedang duduk di balkon kamar sambil membaca buku.

Haruto hanya membahasnya dengan deheman pelan, pemuda manis itu melirik sebentar kearah Jihoon.

"Sudah merasa lebih baik?" Tanya Haruto disertai senyuman kecil.

"Sudah, tapi kenapa kau terlihat murung?" Tanya si manis menggunakan bahasa yang baik jika sedang berbicara dengan Haruto, jika dengan yang lainnya maka Jihoon akan kurang ajar.

Helaan nafas terdengar berat, Haruto menyimpan buku yang sedang di baca diatas meja bundar kecil yang berada ditengah-tengah kursi mereka duduk.

"Apa ini ada kaitannya dengan Jeongwoo?"

Haruto tak memberikan reaksi namun sepertinya ucapan Jihoon tepat sasaran, pemuda itu mengangguk paham, jika sesuatu berkaitan dengan Jeongwoo maka Jihoon yakin kalau Junkyu juga terlibat.

"Dia menjauhiku lagi, sudah 2 hari ini dia bahkan tak berani menatapku"

Haruto tertunduk dengan wajah sedih, kedua tangannya saling bertautan.

"Apa ini ada hubungannya dengan Junkyu?" Tanya Haruto entah pada siapa, namun yang pasti ia begitu mencurigai kakaknya sebab Junkyu begitu menentang hubungan mereka.

Mengingat juga perkataan Junkyu tiga hari yang lalu yang mengatakan kalau sebentar lagi akan ada orang spesial yang berkunjung ke mansion ini.

Jihoon menggenggam tangan Haruto lembut, pemuda itu memberikan usapan yang bisa membuat si Kim tenang.

"Aku akan berbicara pada kakakmu, semoga kakakmu masih memiliki telinga untuk mau mendengarkan ku"

Haruto terkekeh kecil mendengarnya, ia berharap Jihoon bisa membantunya namun semua kembali pada Junkyu, ia harap Junkyu takagi melarang Jeongwoo untuk mendekatinya.

Karena jika sampai ia tak menemukan lagi kehadiran Jeongwoo di mansion ini maka Haruto juga tak akan mau menampakkan dirinya dihadapan sang kakak, Haruto tak pernah main-main dengan ucapannya, ia bisa saja memakai percobaan bunuh diri untuk yang kesekian kalinya.

"Eum iya Ru,bonekanya lucu aku suka, terimakasih ya!"

Jihoon berucap dengan antusias menunjukkan boneka yang ada di pelukannya, sedangkan Haruto yang mendengar itu tentu saja terlihat kebingungan.

"Boneka?"

"Iya, kata Junkyu ini boneka dari kamu kan?"

"Aku gak pernah beli boneka Ji, aku bahkan gak tau ada toko boneka di kota ini dan kamu juga tau kalau selama 2 minggu ini aku gak pernah keluar dari mansion"

"Hah?"

Jihoon tercengang dengan wajah kebingungan, jika bukan Haruto lantas-

Apakah Junkyu yang memberikannya?

Only Mine [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang