"Bukankah kita sahabat?"
"Lelucon macam apa itu? Aku bahkan tak menganggap mu sebagai temanku!"
Tawa seketika terdengar nyaring, seorang anak berseragam sekolah menengah pertama tampak tengah mengerubungi seorang anak yang satu sekolah dengan mereka, sosok rapuh memiliki tubuh ringkih dengan seragam yang sudah kusut.
Seseorang yang ia anggap sebagai sahabat sejak pertemuan mereka 2 tahun yang lalu ternyata mengkhianatinya.
Tubuh ringkih itu bergetar hebat ketika melihat lima temannya yang mendekat dengan baju seragam yang sudah berceceran dilantai.
"Mau apa kalian?!" Teriak anak itu menggeleng kencang ketika tubuhnya ditarik paksa, seragamnya dibuka oleh mereka berlima, matanya ditutup oleh dasi sekolah.
"Menikmati tubuhmu anak bodoh!" Kesal salah satu dari mereka memberikan tamparan.
Tangisan terdengar nyaring, jeritan permohonan ampun bahkan tak dihiraukan.
Kedua kaki dibuka lebar-lebar, tanpa rasa kasihan penis seseorang menerobos masuk kedalam lubang kecil yang masih kering, kedua tangannya dipaksa untuk mengocok penis kedua temannya dan mulutnya juga disumpal oleh salah satu penis yang membuatnya mual.
Sedangkan satunya lagi merekam semua kejadian itu, kejadian dimana tubuh sosok ringkih yang digilir tanpa henti.
"Hah.."
Nafasnya kian terengah, keringat dingin membanjiri tubuhnya, sebelah tangannya mencengkram dada dengan kuat menahan rasa sesak, nafasnya tak juga kunjung normal.
"Haruto!"
Jeongwoo dengan sigap mengambil alat bantu pernafasan, menahan tangan si bungsu Kim agar tak terus menyakiti dirinya sendiri.
Tangan Jeongwoo dengan teratur memberikan rasa ketenangan hingga Haruto tak sepanik tadi.
"J-jeo--mereka datang, mereka ada.."
Haruto memeluk tubuh Jeongwoo erat, membenamkan wajahnya diceruk leher si dominan, tangisan terdengar lirih dan Jeongwoo tau apa maksud yang dikatakan oleh Haruto.
Tangan si Park mengusap lembut punggung yang bergetar hebat.
"Mereka tidak ada Ru, kamu sudah aman, aku bersamamu.."
Bisikan lembut menjadi kalimat penenang, mengusir segala riuh dikepala, berisik tak lagi terdengar, Haruto perlahan mulai kembali tenang.
Tangan Haruto terkulai lemah tak lagi mencengkram erat pinggang si dominan, Jeongwoo perlahan membaringkan tubuh Haruto yang tampak dipenuhi oleh keringat dingin.
Cup!
"Semuanya akan baik-baik saja.." bisik Jeongwoo terdengar lembut disamping telinga si manis.
Haruto kembali memejamkan mata, namun tangannya tak henti menggenggam tangan si dominan, begitu takut jika dirinya harus kembali sendirian.
Masa kelam Haruto memang telah berlalu namun kenangan pahit pasti akan selalu abadi, membuat rasa takut ikut kembali muncul.
Jeongwoo ingat betul, kejadian tiga tahun yang lalu ketika mereka baru mengetahui jika sosok ceria menjadi korban kekerasan seksual selama hampir satu tahun disekolah menengah pertama, semua kecurigaan bermula ketika Haruto yang sering mengalami mual setiap pagi.
Haruto begitu tertutup, pemuda manis itu menanggung beban berat seorang diri tanpa mau menceritakan pada mereka semua.
Hingga pada puncaknya, Haruto yang tak kuat lagi menahan semuanya, pemuda itu sempat hilang kendali atas dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Mine [SELESAI]
أدب المراهقينJihoon seorang murid kelas 3 yang terjebak dengan pria berusia 28 tahun karena kecerobohan yang dilakukan olehnya, Kim Junkyu seseorang yang tak akan pernah melepaskan mangsanya. Kyuhoon. Junkyu: dom. Jihoon: sub ⚠️ Area terlarang 18+⚠️ 🚩