Hening, hanya ada suara tangisan lirih dari seorang pemuda yang terkapar dengan kondisi mengenaskan, hingga seseorang masuk kedalam ruangan itu, Jihoon merasakan ikatan pada kaki dan tangannya dibuka, tak ada suara sama sekali kecuali pintu yang kembali ditutup.
Ketika merasakan tidak ada siapapun lagi, tangannya mencoba membuka ikatan pada kepalanya, kain hitam itu dibuka membuat mata Jihoon mengerjap pelan dengan air mata yang tak juga henti menetes dari sudut matanya.
Hanya ruangan pengap dengan sedikit cahaya dari lampu temaram, pandangannya mengedar melihat pakaiannya yang sudah berceceran dilantai, dengan kaki yang sedikit diseret Jihoon berusaha untuk berdiri memungut pakaiannya dan memakainya perlahan.
Pemuda itu kembali terduduk lemas dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya, kesucian Jihoon sudah hilang, mereka merenggutnya dan memperlakukan Jihoon bak hewan. Tubuh itu kembali bergetar hebat mengingat ditengah kegelapan lebih dari 3 laki-laki yang memakainya secara bergilir hingga kini sperma hampir memenuhi semua inci tubuhnya, darah yang sudah mengering bahkan mengalir di selangkangannya dan jangan lupa betis sebelah kiri yang hanya di lilit oleh perban, peluru itu belum di keluarkan.
"Ibu..." Kaki Jihoon kembali di paksa untuk berjalan, ia ingin keluar, Jihoon harus kabur ia tak sudi menghabiskan waktu seumur hidup untuk terus melayani mereka semua.
"Jihoon cape, Jihoon mau pulang.."
********
"Arghhhh s-sakit!"
Denyutan pada kaki sebelah kanannya semakin parah, langkah Jihoon semakin terseok, ia tak tahu dirinya dimana, Jihoon hanya berlari ketika banyak orang yang mengejarnya namun ia tubuhnya yang kecil membuat mereka terkecoh apalagi ini masih gelap.
Semuanya penuh dengan pohon yang menjulang tinggi, disini gelap, suara hewan-hewan kecil mengalun masuk ditelinga nya, ini dimana? Jihoon takut, pemuda itu duduk meringkuk memeluk dirinya sendiri, bahkan ketika sudah lama berlari Jihoon sama sekali tak menemukan jalan keluar, disini hutan dan mungkin Jihoon akan mati dimakan hewan buas.
"Mau pulang, Jihoon takut"
Jihoon tak boleh menyerah, pemuda manis itu kembali melangkah namun kali ini lebih pelan, tangannya terus berusaha berpegangan pada setiap pohon hingga tak lama suara deru mesin mobil dari arah depan sana membuat Jihoon memiliki harapan, didepan sana ada cahaya, Jihoon terus melangkahkan kakinya ia berharap akan ada manusia baik yang menolongnya.
"Apa bos benar-benar akan membuang mayat ini disini?"
"Hm, sudah biarkan saja toh pasti dia juga akan dimakan hewan buas, disini tidak ada kehidupan dan jauh dari perkotaan"
"Bagaimana jika polisi bisa menemukannya?"
"Kau lebih percaya pada polisi atau bos kita?"
"Selama uang tutup mulut lancar, maka kita aman!"
Tubuh Jihoon terduduk lemas di balik pohon, pemuda itu membekap mulutnya sendiri, tak jauh darinya ada sekitar 4 laki-laki berbadan dewasa berdiri dengan mengelilingi satu mayat yang sudah tak terbentuk bahkan seperti perut mayat itu bolong, mungkin semua organnya sudah diambil.
Mereka pembunuh.
"Tapi sepertinya kita menemukan mangsa baru"
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Mine [SELESAI]
Teen FictionJihoon seorang murid kelas 3 yang terjebak dengan pria berusia 28 tahun karena kecerobohan yang dilakukan olehnya, Kim Junkyu seseorang yang tak akan pernah melepaskan mangsanya. Kyuhoon. Junkyu: dom. Jihoon: sub ⚠️ Area terlarang 18+⚠️ 🚩