Jihoon memang belum sepenuhnya membaik tapi demam pemuda itu sudah turun tak sepanas tadi malam, jadi pagi ini Jihoon mengajak Junkyu untuk bertemu dengan Haruto, ia ingin menjenguk Haruto sebelum besok mereka akan pergi ke kediamannya yang dulu.
"Kenapa berhenti om?"
"Aku mengantarmu sampai disini, nanti kalau ingin pulang hubungi saja aku, mengerti?"
Mata Junkyu tampak sedang menelisik keadaan disekitar mereka, Jihoon ikut melihat apa yang dilihat oleh Junkyu namun ia sama sekali tak melihat apapun, tanpa banyak bicara Junkyu malah langsung melengos pergi kembali ke parkiran rumah sakit.
Tak mau ambil pusing Jihoon berjalan menuju lorong, ruang inap Haruto memang ada di lantai tiga jadi Jihoon harus berjalan menuju lift terlebih dahulu.
Ting!
"Gak sabar ketemu Haru, dia pasti suka gue bawain banyak buah-buahan"
Sepanjang lorong Jihoon tak henti tersenyum, ia akan memberi kejutan pada Haruto karena tak memberitahu pemuda itu terlebih dulu kalau ia akan berkunjung.
"Jihoon?"
"Loh, bibi Rose?"
Langkah Jihoon terdiam sejenak ketika melihat Rose yang berjalan kearahnya, wanita itu tampak sedikit berlari dan langsung memeluknya, Jihoon balas memeluk Rose mengatakan kalau ia begitu rindu.
"Bibi sedang apa disini?"
"Bibi sedang menemani sahabat bibi, kalau kamu?"
Karena tak enak dengan beberapa perawat dan juga keluarga pasien lain yang berlalu lalang, Jihoon menuntun Rose untuk duduk dikursi panjang di lorong rumah sakit, pemuda itu menyimpan buah dan kotak makanan yang akan ia berikan pada Haruto ditengah-tengah mereka.
"Mau jenguk temenku, kabar bibi gimana? Sudah baikan?"
"Sudah, bibi sudah sangat baik"
Tanpa sadar Jihoon balas menggenggam tangan Rose yang menyentuh wajahnya, ia menikmati setiap jengkalnya jemari wanita itu memberikan kelembutan yang membuat Jihoon seolah terhipnotis untuk tetap diam.
"Aku masih melanjutkan membuat burung kertas, totalnya sekarang sudah ada 415"
"Bibi do'akan semoga harapan kamu segera terwujud dan kamu bisa berkumpul kembali bersama ibumu"
Jihoon menggenggam tangan Rose "Semoga bibi juga segera bertemu dengan anak bibi"
"Rose!"
Genggaman pada tangan keduanya terlepas ketika seseorang menarik tangan Rose kasar hingga membuat wanita itu berdiri, Jihoon yang melihatnya berkerut heran, pria yang menarik tangan Rose tampak tengah memeriksa adanya luka atau tidak ditubuh wanita itu.
"Taeyong kamu kenapa?"
"Aku hanya ingin memastikan kalau kamu baik-baik saja!" Sentak Taeyong menarik Rose untuk tetap berada dibelakang tubuhnya.
Pria itu kini menatap Jihoon tajam, seolah Jihoon telah mengusik hidupnya.
Tatapan merendahkan terlihat dari ujung kaki sampai ujung kepala, decihan kecil membuat Jihoon semakin merasa di pojokan.
"Apa kau tidak punya orangtua sehingga tidak punya sopan santun? Apakah memegang tangan seseorang yang lebih tua darimu sesuatu yang diperbolehkan? Kau ini lancang sekali, pasti ibumu menyesal telah melahirkan mu!"
"Taeyong!"
Rose merasa tak enak hati, ia hanya mengobrol singkat dengan Jihoon tapi Taeyong mengatakan hal yang tak pantas, ia tahu kalau Taeyong begitu posesif tapi jangan berlebihan juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Mine [SELESAI]
Novela JuvenilJihoon seorang murid kelas 3 yang terjebak dengan pria berusia 28 tahun karena kecerobohan yang dilakukan olehnya, Kim Junkyu seseorang yang tak akan pernah melepaskan mangsanya. Kyuhoon. Junkyu: dom. Jihoon: sub ⚠️ Area terlarang 18+⚠️ 🚩