5. kalimat menusuk.

8.1K 776 120
                                    

⚠️ Terdapat berbagai kalimat kasar dan menusuk kurang pantas, yang gak suka skip ⚠️

****

2 minggu telah terlewati dan sesuai apa yang diinginkan oleh orang tersayangnya, Junkyu harus mau merawat Jihoon sampai kondisi si manis benar-benar sembuh secara fisik dan mental meskipun itu agak sulit dan terbilang cukup mustahil.

Luka pada fisiknya sudah lebih membalik akibat pengobatan yang Junkyu berikan pada si Park, sebenarnya Junkyu juga tak langsung berkomunikasi dengan si Park hanya saja ia selalu memantau bagaimana ketika dokter Lee memberikan terapi pada Jihoon dan bagaimana ketika dokter Hwang memberikan pengobatan untuk psikis si Park.

Didampingi oleh Asahi dan Doyoung, Jihoon kini tengah melakukan terapi dengan dokter Lee, untuk berjalan sudah bisa meskipun agak terseok, ia sudah tak lagi menggunakan tongkat untuk menopang berat tubuhnya sendiri.

Lee Jeno, dokter yang diperintahkan oleh Junkyu untuk mengobati Jihoon.

Didepan sana tepatnya dibelakang mansion yang megah, Junkyu hanya memantau dari kejauhan melihat Jeno yang sedang berusaha untuk membentu Jihoon menggerakkan kakinya, padahal si Park sudah bisa berjalan tapi kenapa Jeno terus memegang Jihoon? Apalagi dengan si Park yang seperti keenakan memegang tangan Jeno.

"Kau kenapa bos?" Tanya Jeongwoo membawakan satu cangkir kopi sesuai perintah Junkyu, Junkyu hanya berdehem pelan, ia terduduk di kursi tak jauh dari tempat Jihoon dan Jeno tangah melakukan terapi.

"Tidak, hanya sedikit panas" kata Junkyu menyeruput ice kopi, ini masih pagi tapi matahari terlalu memancarkan sinarnya, sehingga membuat Junkyu gerah, sepertinya ia harus mandi sebentar lagi, berendam dipagi hari tidak terlalu buruk.

"Panas?" Beo Jeongwoo merasakan terpaan angin menyapu wajahnya.

Tapi Jeongwoo mengikuti arah pandang Junkyu yang tengah memperhatikannya Jihoon secara terang-terangan.

Tawa kecil mengalun masuk kedalam indra pendengarannya, disana Jeongwoo melihat Jihoon yang tampak terkekeh kecil karena lelucon yang diberikan oleh Jeno, sedangkan Asahi dan Doyoung juga sama mereka tertawa kecil karena ulah dokter Lee itu.

"Jihoon terlihat bahagia, dia jadi sedikit lebih bebas 2 minggu ini"

Celetukan Jeongwoo membuat Junkyu seketika melihat kearah pemuda dengan tatapan tajam, decihan terdengar dari bibir si Kim.

"Bahagia? Maka aku akan membuat kebahagiannya berakhir sebentar lagi!" Ketusnya tak terima.

"Seorang budak tak pantas tertawa, dasar manusia rendahan!" Cibir pemuda itu sekali lagi dengan wajah penuh amarah.

Jeongwoo hanya menghela nafas berat, padahal jika dilihat selama 2 minggu ini Junkyu terlihat mudah sekali mengontrol emosi dan tak pernah lagi mencari korban untuk pemuda itu bunuh, tapi kenapa perkataan Junkyu hari ini seperti kerasukan iblis, lagi.

"Jadi yang panas udara atau hatimu, bos?"

Celetukan Jeongwoo membuat Junkyu tersedak oleh kopi yang sedang pemuda itu minum, bahkan kopi menyembur pada kemeja si Park.

"Kau gila?!" Tanyanya dengan sewot, Junkyu berdiri menyiramkan kopi yang tersisa setengah pada wajah si Park.

Jeongwoo membersihkan wajahnya yang basah kuyup, sialan padahal ia baru mandi.

"Aku tak pernah melihatmu sebaik ini pada seorang budak, kau pasti akan langsung membunuhnya dalam waktu kurang dari 15 menit setelah kami menangkapnya, tapi kenapa bahkan sampai detik ini kau sama belum membunuh Jihoon? Bukankah itu patut dipertanyakan? Kau mencintainya bukan?"

Only Mine [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang