23. Terbangun

6.6K 721 172
                                    

Tak ada rasa yang lebih bahagia daripada Jeongwoo yang mendapatkan kebebasan, pemuda bermata serigala itu tak henti tersenyum sepanjang jalan menuju rumah sakit, meskipun sudah terkurung dipenjara bawah tanah cukup lama dengan asupan makanan sedikit sama sekali tak membuat Jeongwoo merasa lemas, bahkan tenaganya bertambah berkali-kali lipat ketika mendengar sang pujaan hati telah sadarkan diri.

Dan pagi tadi Jaehyuk memberitahunya kalau Junkyu memperbolehkan Jeongwoo untuk menemui Haruto.

Sesampainya dirumah sakit Jeongwoo langsung berlari, tak menghiraukan meski banyak pasien yang mengomel akan tingkah kurang ajarnya menabrak siapa saja.

Sesampainya didepan ruang inap Haruto, Jeongwoo terdiam sejenak, degup jantungnya bertambah kencang, tangan Jeongwoo dengan gemetar membuka pintu ruang inap milik orang tersayangnya.

"Haru.."

Yang dipanggil langsung menoleh dengan wajah binar penuh kebahagiaan, Jeongwoo tak bisa membendung rasa bahagianya, pemuda itu melangkah cepat tanpa menghiraukan bahwa kini banyak pasang mata yang memperhatikan mereka termasuk Junkyu yang tak henti menatap tajam padanya, namun Jeongwoo abai, pemuda itu memeluk erat tubuh Haruto.

"J-jeo--" Haruto terisak lirih, si manis menangis didalam dekapan si dominan.

Pelukan terlepas, kedua tangan Haruto meraba, menangkup rahang tegas yang begitu ia rindukan.

"Jeo, ini kamu?"

Jeongwoo menggenggam tangan Haruto yang masih menangkup wajahnya, pemuda itu terlihat bingung ketika mata Haruto tampak tak fokus.

"Ru?"

Jeongwoo menyeka air mata yang mengalir di pipinya.

"Gelap Jeo, semuanya gelap, sekarang aku gak bisa lihat kamu.."

Rasa kebahagiaan Jeongwoo seakan sirna begitu saja, pemuda itu terdiam mematung, kakinya sungguh lemas bukan main. Tidak, Jeongwoo sama sekali mempermasalahkan tentang fisik melainkan, kenapa nasib buruk lagi-lagi menimpa Haruto?

Jeongwoo membawa tubuh ringkih itu masuk kedalam pelukannya lagi, ia mendekap tubuh rapuh itu dengan penuh kasih sayang dan tak henti mengucapkan kalimat penenang.

Jeongwoo tak henti membisikkan bahwa semuanya akan baik-baik saja, ia berjanji kalau dirinya tak akan lagi pergi dan akan menjadi mata untuk Haruto, ia akan mencintai Haruto bagaimanapun keadaan pemuda manis itu.

"Park Jeongwoo ikut denganku!"

Suara bariton mengintrupsi dari belakang tubuh si Park, Junkyu berdiri dengan penuh keangkuhan.










*********










"Setelah Haruto sembuh kau harus benar-benar meninggalkannya, kau akan menetap di Austria untuk selamanya dan jangan lagi menemui adikku"

Keduanya terdiam dalam keheningan, Junkyu masih duduk dengan wajah penuh keangkuhan, tatapan bengis tak pernah luntur diwajahnya, bahkan meskipun secara tak langsung Junkyu meminta Jeongwoo untuk merawat adiknya lagi pemuda Kim itu sama sekali tak menurunkan egonya.

Junkyu masih tetaplah sama, penuh akan keegoisan.

"Minta yang bener, jangan songong gitu muka lo!"

Sebuah toyoran dari arah belakang membuat Junkyu meringis, pemuda itu melihat ada Jihoon yang berdiri dibelakangnya dengan si menyebalkan Yoshi.

"Apa kau ingin aku mematahkan tanganmu?!" Tanya Junkyu penuh emosi.

"Maka aku yang akan mematahkan lehermu!" Sentak Yoshi tak kalah dingin, tangan pemuda tak lepas menggenggam tangan saudaranya.

Only Mine [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang