33. jebakan

5.8K 655 96
                                    

"sudah menemui ayahmu?"

Yoshi berdiri dibelakang Junkyu dengan bersidekap dada "Sudah, pria bajingan itu banyak bicara melantur, apakah dia sudah menjadi gila?"

"Memangnya dia berbicara apa?"

"Bukan hal yang penting, orang gila memang senang melantur"

Junkyu terkekeh kecil mendengarnya, tatapan Yoshi kini mengikuti arah pandang Junkyu.

"Aku rasa kau benar-benar menyimpan perasaan lebih pada Jihoon"

"Berhenti berbicara omong kosong, ucapanmu mengganggu telingaku"

Yoshi mendudukkan bokongnya disamping Junkyu yang tengah fokus menatap kearah depan, taman bunga yang kemarin menjadi perdebatan dengan Jihoon, tatapan pemuda itu menatap lurus pada tiga orang yang sedang memetik bunga.

"Matamu tidak bisa berbohong" ucap Yoshi sekali lagi, Junkyu berdecak sebal mendengarnya.

"Aku tak pernah mencintainya, aku hanya merasa kasihan"

Junkyu memang awalnya tak bisa menerima Jihoon, membenci kehadiran pemuda itu bahkan Junkyu dulu sempat hampir membunuh si manis beberapa kali, namun semakin kesini setelah melihat perubahan besar dalam diri adiknya ia merasa Jihoon membawa pengaruh positif pada Haruto.

Melihat bagaimana sekarang adiknya yang tertawa lepas, gelak tawa yang terdengar merdu ditelinganya dan Junkyu menyukai sesuatu hal yang membawa pengaruh baik bagi adiknya.

Termasuk Jihoon, mengingat juga bagaimana kehidupan Jihoon dimasalalu yang sempat mendapatkan pelecehan seksual hal itu membuat hati Junkyu tergerak, mau bagaimanapun dia tetap manusia yang mempunyai rasa kasihan.

"Katanya cinta paling tulus adalah cinta yang berawal dari rasa kasihan"

"Satu hal yang harus kau tau, ada seseorang yang telah menetap lama di hatiku dan dia adalah cinta pertamaku, kau tau bukan cinta pertama tak akan bisa tergantikan sampai kapanpun?"

Penjelasan Junkyu sama sekali tak membuat senyum Yoshi luntur, pemuda Kang itu malah tertawa kecil.

"Dan apa kau tau, cinta pertama belum tentu menjadi cinta terakhir, sebelum benih masuk kedalam rahim maka kata cinta hanya bualan semata"









*******






"Haru.."

Jemari lentik yang sedang memainkan kubik terhenti, si manis menunduk dalam ketika mendengar langkah kaki seseorang masuk mendekat kearah tempat tidurnya, aroma maskulin tercium tajam, itu adalah harum tubuh kakaknya.

"Maaf.."

Satu kata yang sulit sekali terucap dari bibir si Kim, Junkyu sempat menoleh kearah belakang dimana ada Jihoon disana, Jihoon mengacungkan kedua jempolnya kemudian menutup pintu kamar Haruto membiarkan kedua bersaudara itu memperbaiki hubungan mereka berdua.

"Maafmu tidak akan bisa mengembalikan penglihatanku, sekarang bukan hanya mentalku yang cacat melainkan juga fisikku, benar apa katamu aku gila-"

"Tidak, aku mohon jangan mengatakan itu"

Tangan Junkyu tergerak untuk menghapus air mata yang mengalir dikedua pipi adiknya.

"Aku benar-benar minta maaf, tidak seharusnya aku egois dan memaksakan perjodohan kalian"

Sesal beribu sesal namun semuanya tak akan bisa kembali seperti semula, Junkyu terus mencari pendonor yang cocok untuk adiknya, namun bak sebuah karma yang ia dapatkan atas perlakuannya selama ini, sampai saat ini Jeno selalu mengabarkan bahwa orang yang dibawa oleh Junkyu sama sekali tak memiliki kecocokan, Junkyu lagi-lagi harus menelan pil pahit, adiknya belum bisa disembuhkan.

Only Mine [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang