07. Figuran

78.4K 4.7K 17
                                    

Pagi ini, Azella bangun dengan wajah dara menyambutnya.panas di tubuhnya tidaklah terlalu panas lagi, hanya saja Azella masih merasakan lemas yang begitu sangat.

Ia manja, dan jika sakit begini akan lansung di bawa kerumah sakit dan di tangani dokter terpercaya.

"Ayo, cuci wajah mu... Untuk hari ini bi Maria membebaskanmu dalam bekerja, jadi manfaatkan hari mu ini dengan baik oke"

Azella tersenyum mendengar ucapan Dira, dengan tenaga yang ada  Zella melangkah menuju kamar mandi, dan mulai mencuci wajahnya.

Tak butuh waktu lama, Zella kembali keluar dan masih mendapati Dira di kamarnya bedanya ada sepiring nasi  goreng serta air putih di nakas kecil kamarnya.

"Ayo cepat makan sarapanmu, bi Maria bilang nanti dia akan ke kamar memberikan obat untuk mu, aku akan kembali bekerja"

Setelah mengatakan ya Dira melangkah keluar membiarkan Zella menyantap sarapan ya sendiri. Azella tersenyum senang melihat sepiring nasi goreng dengan telur ceplok di atasnya.

Zella sadar betul semalam ia sempat meminta sarapan nasi goreng pada bi Maria sebelum matanya tertutup.

Wanita itu.... Sangatlah baik.

Pintu kembali terbuka, wanita paru baya yang ia fikirkan tadi muncul dengan  sebuah botol kecil berisi obat- obatan di tanganya.

"Sudah makanya? Nah minum pil ini dua buah lalu kembali lah istirahat"

"Dua hari lagi kau mulai berkuliah dan kau tidak boleh melewatkan hari pertamamu, mengerti"

Zella mengangguk saja, meski ia ingin protes dengan berita yang bi Maria sampaikan.

Azella belum memiliki perlengkapan untuk berkuliah dan Azella juga belum siap. Tapi biarlah, dengan begitu Azella tak akan menghabiskan waktunya bekerja  di rumah Ethan.

"Jangan berfikir kau bebas dari pekerjaan Zella, walau kau sudah mulai berkuliah tetap sebelum berangkat kuliah kau terlebih dahulu merawat kebun belakang, ingat itu"

Azella menghela nafas, kenapa bi Maria selalu tau isi fikiranya. Baiklah, lagipula  hanya mengurusi kebun yang tak seberapa.

"Aku akan keluar, tuan Ethan pesti sudah menunggu di ruang makan.... Oh satu lagi, setelah sembuh ini tugasmu utama mu tidak hanya merawat kebun tapi juga menyiapkan makan tuan Ethan"

Bi Maria  keluar meninggalkan Azella yang hanya melongo mendengarnya.

Ini kesempatan untuk Azella  mendapatkan hati Ethan dan menjadikan pria itu pelindungnya di dunia novel ini, namun Zella  juga takut melakukan kesalahan nantinya dan dia akan di.... Bunuh lebih cepat.



......

Sehari sebelum memasuki kuliah, Azella sudah sembuh dari demamnya. Ia sekarang sibuk kembali menyirami taman belakang sambil bersenandung ria. Sesekali ia melirik jam yang melingkar indah di tangan kirinya.

Jam 07:00 Ethan akan sarapan sebelum berangkat ke kantor, dan seperti yang di katakan bi Maria. Hari ini Azella bertugas melayani Ethan di meja makan, yah syukur- syukur di ajak sarapan bersama oleh Ethan kan lumayan..

Azella cekikikan dengan fikiranya sendiri, ia sekali lagi melihat jam tanganya.  Dua menit lagi jam tuju pas, Azella segera mematikan keran air dan berlari memasuki dapur. Tak lupa melangkah sedikit jauh dari kolam yang membuatnya kembali tenggelam.

Di meja makan belum ada Ethan di sana, namun sudah ada beberapa hidangan untuk sarapan pagi ini.

Azella menggeleng takjub dengan masakan yang ada, setiap harinya hidangan di meja makan ini hampir menyayingi hidangan koki-koki di restoran.

Yang membuatnya takjub adalah ini masakan bi Maria, wanita paru baya yang Azella yakini pernah menjabat sebagai koki, mungkin. Jika tidak.... Kenapa bisa masakan bi Maria se- menakjubkan ini?

Kedatangan Ethan menghentikan keterkaguman Azella, gadis itu segera berdiri layaknya seorang pelayan. Sedikit menundukkan kepala saat Ethan mulai menduduki kursinya.

Azella dengan cepat menyiapkan air putih, ini adalah kebiasaan Ethan sebelum ia menyantap makanan.

"Mau makan apa hari ini tuan Ethan? Ada....."

"Hanya roti, olesi selai coklat di atasnya"

Azella melongo mendengarnya, hey... Makanan di meja ini banyak pilihannya, kenapa pria ini malah memilih roti tawar di olesi selai coklat?

Tak mau mati cepat, Azella segera mengolesi selai coklat di atas roti tawar yang sudah tersedia di meja makan.

"Ini tuan, dan..minumnya?"

"Terserah mu"

Azella kembali menghela nafas sabar, ia menatap beberapa pilihan minuman yang tersedia lalu matanya tertuju pada kopi yang nampak masih mengeluarkan asap.

"Nah, kopi aja ya tuan"

Azella meletakkan secengkir kopi tersebut di samping Ethan.

Ethan selesai menyantap rotinya lalu segera meminum kopi panas yang di sodorkan Azella tampa protes.

Azella dengan sigap memberika tisu kepada Ethan, pria itu lagi- lagi menerimanya Tampa protes. Setelah membersihkan bibirnya, Ethan melangkah meninggalkan ruang dapur tampa mengatakan apapun.

Azella tersenyum senang, tugasnya pagi ini berjalan dengan mudah.  Tak sia- sia ia belajar pada Dira kemaren.

Pandangan Azella beralih pada beberapa makanan di meja makan yang tak di sentuh oleh Ethan, ah padahal bi maria sudah capek- capek memasaknya dari pagi.

Bi Maria datang dengan segelas jus di tanganya.

"Tuan Ethan sudah sarapan? Kenapa makanannya tidak di sentuh? Apa dia hanya meminum kopi?"

"Dia hanya makan roti sama minum kopi"
Azella menghela nafas kesal mendengar cerewetnya bi Maria, namun tak urung ia juga menjawabnya.

"Wah, tumben sekali dia tak menyantap sarapan lain, ah sudahlah... Sekarang kau sarapan lah, lalu minum jus ini"

Azella menatap bi Maria senang "aku boleh makan ini bi?" Tanya nya dengan wajah polosnya.

Bi Maria tersenyum melihat Azella yang nampak senang, ia mengangguk sebagai jawaban.

Tak mau menunggu lama, Azella segera menduduki dirinya di kursi lalu mengambil sepiring nasi goreng untuknya.


.....


Selesai sarapan dan sedikit membantu bi Maria di dapur, Azella kini berpindah ke kamarnya. Dengan alasan persiapan untuk hari pertama kuliah, Azella di perbolehkan oleh BI Maria lebih dulu  beristirahat.

Azella kini sibuk memeriksa diary milik Azella asli, di sana tak ada yang istimewah. Hanya ada beberapa kata- kata puitis yang kurang di mengerti oleh otak kecil Azella.

Tak mau menyerah, Azella kembali membolak balik lembaran diary tersebut, namun baru saja di pertengahan suara panggilan bi Maria menghentikannya.

Azella menghela nafas pasrah, ia meletakkan buku tersebut di nakas lalu kembali keluar dari kamar. Padahal baru saja Azella memasuki kamar wanita itu sudah memanggilnya.

Azella melihat bi Maria yang nampak sibuk memasukkan beberapa makanan di sebuah kotak nasi. Azella melirik jam yang melingkar di tanganya.

Sudah tengah hari, biasanya Ethan akan pulang untuk makan siang, namun nampaknya....

"Bibi lupa, antarkan ini ke kantor tuan Ethan lalu barulah kamu istirahat"

Azella tersenyum pasrah, ia mengangguk lalu beralalu kembali ke kamar, berniat memperbaiki sedikit penampilannya. Siapa tau ia bertemu jodohnya nanti di sana.


















Vote comen


Figuran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang