NUNGGUIN YA???
Pagi sekali Azella sudah rapi mengenakan baju barunya, walau tertutup namun itu tak menghilangkan kesan cantik pada dirinya, bahkan saat ini Azella semakin terlihat imut di mata Dira yang tak sengaja melintas di depan kamar gadis itu.
"Sudah bercerminnya, nanti cantiknya hilang lagi" canda Dira sambil menyandarkan tubuhnya di ambang pintu.
"Eh.. kak Dira, kau mengejutkan ku...tapi apa tadi? Kau mengatakan aku cantik?"
"Tidak.... Kau salah dengar Azella, sudahlah aku akan ke dapur, oh iya, hari ini kau tidak menyiapkan sarapan sampai seterusnya, kau di tugaskan bi Maria merawat kebun di taman depan dan belakang"
Azella yang mendengarnya berdecak kesal "CK, yang benar saja, kenapa mba Dira tak mengatakan nya dari tadi?aku sudah rapi dan sepuluh menit lagi akan berangkat...." Ucapnya kesal.
"Tidak sekarang Azella, mulai besok"
Dira berlalu setelahnya.
Azella kembali bercermin, lalu melangkah keluar dari kamar kecilnya. Tak lupa mengunciny.
"Bibi, adakah sarapan untuk anak pungut ini? Aku lapar" ucap Azella setelah melihat bi Maria di dapur seperti biasanya.
Di rumah ini ada 5 pelayan termasuk Azella, semuanya memiliki tugas masing- masing. Bi Maria mengatur semuamya namun di saat sebelum jam makan wanita itu akan stay di dapur, memasak sendiri untuk majikan mereka.
Dira bertugas membersihkan lantai satu, tari bertugas membersihkan lantai dua dan Dina bertugas mencuci baju serta membantu bi Maria di dapur. Dan Azella .... Baru saja di tugaskan untuk merawat taman depan dan belakang rumah besar Ethan.
"Ambil saja sendiri, bibi sedang sibuk" ucap bi Maria acuh.
Azella menghela nafas panjang, ia segera mencari roti tawar dan selai coklat yang biasa ia jadikan sarapan.
Setelah dapat, Azella mulai memakan rotinya dengan mata yang terus menatap bi Maria yang sibuk dengan ini itu.
Ia suka sekali menonton seseorang yang beraktivitas, sibuk seperti bi Maria ini.
"Oh, ada aze.... Hey, kenapa kau hanya memakan roti?"
Azella mengalihkan tatapannya, nampak seorang pria berubah sedang melangkah ke arahnya.
Pria itu duduk di samping Azella, mereka sekarang berada di meja pantry yang berhadapan lansung dengan dapur.
"Tidak apa-apa kakek, perut kecil ku hanya kuat memakan ini di pagi hari....". Bohong Azella, padahal mau kapan pun porsi makan Azella tak bisa di bilang sedikit, namun pagi ini Azella sengaja untuk sarapan sedikit karna ia nanti siang akan di traktir banyak jajanan oleh dua teman barunya.
"Oh, benarkah?"
"Iya kakek...." Jawab Azella seadanya.
Ernest tertawa, matanya lalu beralih pada Maria yang sekarang malah menatap tajam kepada mereka berdua.
"Ada apa Maria ku? Kau terlihat tak suka aku dekat dengan anak mu ini" ucap kakek Ernest menggoda bi Maria.
Bukanya baper dengan kata Maria ku, bi Maria malah tambah menatap tajam Ernest. Sementara Azella kini tengah melotot kaget, ia tak salah dengakan?
"Kakek menyukai bi Maria?" Tanya Azella penasaran.
Ernest tertawa melihat ekspresi kaget Azella "kau tau.... Aku sudah lama ingin menjadikanya istriku, tapi dia selalu menolak" ucap kakek Ernest sambil mengedipkan mata pada Maria.
"Benarkah?.... Jika begitu cepat kek, lamar...."
"Azella, bukankah kau mengatakan ada kuliah pagi? Ini sudah jam 07:30"
Azella yang tersadar lansung melirik jamnya, ia menepuk jidatnya.
"Aku harus berangkat ke, bibi aku berangkat...."
Azella berlali setelah meminum segelas susu yang bi Maria berikan, ia juga membawa sepotong roti yang di olesi selai coklat.
Kini hanya ada bi Maria serta Ernest di dapur, bi Maria masih menatap Ernest tajam namun tanganya bergerak memberikan secangkir kopi pada lelaki tua itu.
Bagaimana pun, dia adalah kakek dari Ethan dan pria itu jugalah yang dulunya memperkerjakan Maria 30 tahun yang lalu.
"Kau terlihat semakin tak menyukaiku Maria, hey.... Aku kembali untukkmu"
"Berhenti berhayal tuan, aku masih setia pada almarhum suamiku, dan aku tak akan menikahi suami almarhum nyonya..."
"Ayolah, mereka sudah tiada Maria, kita sama-sama di tinggalkan, dan kita akan cocok jika bersama, lagi pula Ethan hanya setuju jika kau yang menikah dengan ku" ucap Ernest dengan wajah tengilnya.
"Tidak akan tuan Ernest yang terhormat, aku tidak tertarik menikah dengan mu, ingat itu" ucap Maria kesal, pria tua ini selalu menyebalkan.
"Aku butuh seseorang yang mendampingiku saat tua Maria, dan kau lah seseorang yang tepat" ucap kakek Ernest tak mau kalah.
"Terserah tuan mengatakan apa, aku tidak akan pernah mengkhianati nyonya dan suami ku, walau mereka sudah meninggal tetap saja aku masih menyayangi mereka... Dan satu lagi, jangan coba- coba menhadikan gadis kecil itu mainan baru mu, jika itu terjadi bersiaplah... Burung kesayangan mu akan lepas dari sangkarnya"
Bi Maria melangkah menjauh dari dapur, meninggalkan Ernest yang tertawa terbahak-bahak mendengar ancaman Maria yang sebenarnya cukup mengerikan. Namun, Ernest tak pernah berniat menjadikan Azella mainannya, gadis itu milik cucunya, Ernest tau itu.
......
"Lihatlah mereka, seperti anak kecil..."
"Tidak tahu malu"
"Bertengkar kok di tempat umum"
Itu suara Azella, Ralin dan Diana. Ketiga gadis dengan jurusan berbeda itu sedang duduk di sebuah bangku yang ada di kampus mereka sambil memakan beberapa cemilan yang Diana belikan.
Tak jauh dari hadapan mereka ada Ana dan Jhon serta Jena yang saling adu mulut, dan mereka seakan tak peduli jika di tatap semua penghuni kampus yang tak sengaja lewat.
Azella menggelengkan kepala, sepertinya ajalnya semakin dekat. Ini adalah part ketika Jhon berbicara dengan Jena dan gadis itu mencari kesempatan hingga Ana yang melihat itu salah paham saat melihat Jhon memeluk Jena. Saat itu bodohnya Jhon malah marah balik pada Ana, membuat gadis itu merasa amat kecewa.
Ia berlari dan pingsan di tengah jalan sepi karna kelelahan, dan saat itu Ethan kebetulan lewat dan lansung membantu gadis itu, membawanya kerumah.
Itu adalah pertemuan ke dua mereka dan saat itu Ethan mulai tertarik pada Ana, benih- benih cinta mulai tumbuh di hati Ethan, namun tidak dengan Ana yang hanya menganggap Ethan sebagai temanya.
"Hey, apakah semenarik itu pertengkaran mereka sampai kau tak berkedip?"
Azella tersentak dari lamunannya, ia menatap ke arah Diana di sampingnya. Tersenyum manis lalu menggeleng. Ia memang terdiam bukan karna melihat pertengkaran mereka, namun karna melamun mengingat novel sialan itu.
"Baiklah, ayo kita ke ruang musik, lebih cepat lebih baik"
"Oke, aku juga tak sabar...."
Yah, hari ini hari pertama Azella kembali memainkan gitar dan hari pertama ia berlatih setelah bergabung dengan band DRA.
Vote 100
Spam comen 50 di sini👉
Terima kasih sudah membaca, pantau terus yah.....
OH IYA, UNTUK YANG MEMBACA NAMA 'AMORA' TOLING TANDAI YA, KADANG AKU BELUM BISA MOVE ON DENGAN AMORA, JADI KEBAWA- BAWA DEH.
Buat yang belum tau, kalian bisa mampir di ceritaku yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran
RomanceCERITA MURNI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI GAES ‼️‼️⚠️ KALO ADA KESAMAAN YA MBOH Mungkin akan banyak typo, salah nulis nama atau semacamnya jadi kalo mau tandai ya tandai tapi kalo nggak ya nggak usah **** Azella mati di bunuh ayahnya sendiri namun si ana...