12 Figuran

74K 4.7K 46
                                    

Pagi- pagi Azella sudah bertingkah layaknya gadis gila, membuat Dira yang baru saja datang keheranan bukan main, apalagi melihat tangan Azella yang merah.

Azella yang menyadari kedatangan Dira lansung mengikuti arah pandang wanita itu. Sadar dengan Dira yang memperhatikan  tangan kirinya, Azella kembali tersenyum.

Bayangan saat Ethan menyiram tanganya dengan air dingin lalu meniup tangannya serta memberi obat dari p3k masih melekat di banyak Azella. Ia tak menyangka pria dingin itu mau mengobati lukanya.

"Kau ini kenapa Zella, semakin hari semakin aneh"

Azella tersadar dari lamunannya, ia kembali menatap Dira yang kini menatap kesal ke arahnya. Hey, Azella salah apa? Kenapa Dira nampak kesal begitu?

"Aku tidak kenapa-kenapa mba Dira, oh aku harus ke menyiram taman....huh untung saja bi Maria belum datang"

Azella yang sadar akan tugasnya yang belum selesai segera melangkah ke taman belakang. Namun saat ia hendak melangkah sosok bi Maria datang dengan sebuah benda kecil di tanganya.

"Hari ini mang Agus akan menggantikan mu menyiram tanaman, sekarang kau bersiap saja untuk kuliah"

Azella menatap bi Maria senang, "benarkah? Baiklah bibi, tapi tua....n"

"Biar Dira yang melakukanya" ucap bi Maria seakan paham dengan pertanyaan Azella.

Azella mengangguk, ia melangkah mendekati bi Maria lalu memeluk wanita itu dari samping.

"Aku tak tau kenapa bibi sangat baik hari ini, tapi terima kasih. Bibi yang terbaik" ucapnya senang, mengecup pipi bi Maria singkat lalu berlari menuju kamarnya.

.....

Azella telah rapi dengan pakaian sederhananya, gadis itu membawa menyandang tas nya menuju dapur, berniat meminta roti untuk mengganjal perutnya pada bi Maria.

Namun saat berada di ruang dapur, Azella masih mendapati Ethan berada di sana.  Pria itu nampak menikmati secangkir kopi dengan koran di tangannya.

Mau tak mau Azella terpaksa melewati Ethan, padahal ia masih malu tentang kejadian semalam. Apalagi saat mengingat ia yang Tampa sengaja memasukkan garam pada kopi Ethan.

"Pagi tuan, pagi mba Dira" sapa Azella ramah.

Ethan mendongak, menoleh pada asal suara. Ia melihat gadis yang mengganggu tidurnya semalaman ini sedang tersenyum ke arahnya. Senyuman yang aneh, Ethan tau gadis itu canggung dengan kejadian semalam.

"Pagi"  terdengar jawaban dari Dira, sementara Ethan hanya menoleh sekilas saja setelahnya pria itu kembali menoleh pada korannya.

'ayolah Azella, jangan baperan, tuan Ethan saja bersikap biasa maka kamu juga harusnya begitu' batin Azella berteriak.

Azella melanjutkan langkahnya menuju dapur, ia melihat bi Maria yang nampak sibuk mengatur ini itu pada seorang pelayan.

"Bi, bolehkah aku meminta roti untuk mengganjal rasa lapar ku hari ini" ucap Azella lembut, menyandarkan tubuhnya pada bahu bi Maria.

"Kau berkata seolah kau pelayan yang tak di beri makan dan uang oleh majikanmu Azella" ucap bi Maria acuh.

Azella terkekeh pelan, ia juga baru sadar dengan itu.

"Maaf kan aku bi, lagian uangku menipis aku harus berhemat demi keberlangsungan hidupku, hah gajianya kapan bi? Aku sudah tidak sabar" ucap Azella menatap penasaran pada bi Maria.

"Kerjamu paling sedikit dan paling mudah di rumah ini, tapi kau paling banyak maunya Azella, hah... Besok kita akan ke pasar membeli pakaian...gaji mu bulan ini sudah ada pada bibi".

Figuran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang