42 Figuran

18.8K 1.5K 545
                                    

Azella membuka matanya, kepalanya terasa sakit. Ia seperti tertidur berjam- jam. Gadis itu mencoba untuk duduk, dengan pandangan menatap sekitar.

Ini kamarnya di rumah Charlot, itu berarti ia telah kembali. Namun bagaimana dengan Anna?

Saat Azella sibuk memikirkan Anna, pintu kamarnya terbuka, Wilson masuk pria itu nampak sedikit terkejut menatap Azella, hanya sedikit setelahnya ia tersenyum sumringah.

"Akhirnya kau bangun" ucapnya sambil melangkah mendekati Azella yang menatap dirinya bingung.

"Kenapa aku di sini? Bukankah aku sedang mencoba memanjat pagar rumah Anna?" Tanya Azella lansung.

"Kau melakukan tugasmu dengan baik, sayang. Apa kau melupakannya?" Tanya Wilson memasang wajah bingung. Walau ia tau bahwa di hadapannya sekarang, bukanlah Azella yang sama. Yah, Wilson sudah menyakinkan dirinya bahwa Azella yang sekarang tetaplah Azella yang sama.

"Benarkah? Tapi aku.... Apa tubuhku di ambil alih oleh Azella yang asli? Jadi sekarang Anna...."

"Apa maksudmu? Kau adalah Zella, dan kau telah membunuh wanita itu dua hari yang lalu" ucap Wilson mencoba menangkap Azella.

Azella menatap Wilson bingung "dua hari yang lalu? Apa aku sudah tak sadarkan diri selama dua hari? Kenapa bisa?" Tanya Azella beruntun, terlalu banyak pertanyaan di otak kecilnya.

"Istirahatlah, aku akan menyuruh pelayan membawakan sarapan untukmu" ucap Wilson tanpa berniat menjawab pertanyaan Azella.

Azella menatap Wilson kesal "aku bertanya, kenapa kau tak menjawabnya? Kau mau aku mati penasaran?" Ucap Azell kesal.

Wilson tertawa garing, tangannya terulur untuk mengelus kepala Azella, namun dengan sigap gadis itu menepisnya. Ia merasa ada yang salah dengan Wilson ini.

Wilson menatap tangannya yang di tepis oleh Azella, jelas gadis ini sangat berbeda dari Azella yang ia kenal, namun Wilson tetap mempertahankan kepercayaannya bahwa Azella tetaplah Azella.

"Beristirahatlah" ucap Wilson sekali lagi, sebelum melangkah keluar dari kamar tersebut.

Azella menatap pria itu kesal, Wilson tampan tapi semakin hari semakin aneh. Tak mau ambil pusing Azella memilih kembali memejamkan matanya.

....

"Di usianya yang ke 10 tahun, gadis ini di rawat oleh orang tua asuh dan tidak lagi tinggal di panti asuhan tersebut, namun orang tua asuhnya hanya meninggalkan nama WESCA, tak ada keterangan lain yang ku dapat tuan"

Ethan menatap foto Azella saat berusia 10 tahun, menggemaskan. Ah, ia tak sabar untuk bertemu lagi dengan gadis itu. Mengikatnya dengan ikatan pernikahan tanpa bisa lari kemanapun.

"Aku sudah mencari sesuatu yang berhubungan dengan kata WESCA, dan aku mendapatkan informasi jika WESCA adalah surganya para lelaki hidung belang, tempat di mana mereka bisa memesan berbagai macam gadis, tempat tersebut di dirikan oleh seorang wanita bernama Charlot" lanjut Reon menjelaskan setelah hanya mendapati tuan nya itu senyam senyum menatap foto masa kecil Azella yang ia dapat.

"Jadi maksud mu..."

Kali ini Ethan menatap tajam ke arahnya, ia yakin apa yang ia pikirkan sekarang juga di pikiran Reon saat ini.

"Saya tidak berani mengambil kesimpulan tuan, dan saya akan menyelidiki ini lebih lanjut" ucap Reon menunduk, ia benci pikiran kotornya.

"Terus selidiki itu, secepatnya Reon" perintah Ethan tegas.

Reon mengangguk, lalu beranjak dari ruangan Ethan. Hah, menghilangnya Azella membuat tuanya itu seperti orang gila, dan yang di repotkan disini adalah dirinya.

Lihatlah apa yang pria itu lakukan, ia ke kantor menggunakan baju santai tanpa peduli tatapan semua karyawannya. Pria itu juga bertambah gila kerja, sehari ia hanya tidur 3 jam dan selalu berada di depan komputernya sambil menunggu Reon memberinya kabar baik.

Dia ingin turun tangan dalam mencari Azella, tapi sialnya pekerjaan kantornya malah tak bisa di tinggalkan.

Di tambah dengan bi Maria dan semua pelayan dir umahnya yang menangisi hilangnya Azella, meminta Ethan untuk cepat- cepat menemukan gadis itu.

Ini semua bertambah membuatnya gila.

....

"Nyonya Charlot telah tiada nona, dan sekarang yang memimpin dan mengatur semuanya adalah tuan Wilson"

Azella sedikit kaget namun akhirnya tersenyum senang, ah baru kali ini ia senang dengan kematian seseorang.

"Terima kasih informasinya" ucap Azella tulus pada pelayan yang datang membawakan ya makanan.

Pelayan tersebut tersenyum lalu mengangguk, ia segera beranjak keluar dari kamar tersebut. Meninggalkan Azella dengan wajah bahagianya.

Dengan tiadanya Charlot, berarti Wilson akan membebaskannya kan?

Pintu kembali terbuka, Wilson masuk dan mendapati Azella yang menyantap sarapanya. Pria itu tersenyum dan kembali melangkah mendekat.

"Katanya Charlot sudah mati dan kau pemimpin di sini sekarang,  jadi apa boleh aku memintamu untuk membebaskan ku dari tempat ini dan pekerjaan ini?" Azella yang tau kedatangan Wilson segera menyampaikan isi gantinya.

Ia telah selesai menyantap makanannya, lalu meminum air putih yang di bawakan pelayan tadi.

"Aku memang tak memberimu pekerjaan ini lagi, tapi aku tak bisa membiarkanmu pergi jauh dariku lagi, sayang"

'uhuk'

Azella yang sedang minum tersedak mendengar pernyataan Wilson, ia meletakkan gelasnya lalu menatap Wilson tak terima.

"Aku tak pergi jauh, aku tetap berada di kota ini, aku hanya ingin pergi dari sini Wilson, tempat ini menyeramkan" ucap Azella kesal.

"Tidak, kau tetap di sini bersama ku, aku kekasih mu" ucap Wilson tak mau di bantah.

"Aku bukan kekasihmu, stop mengatakan jika aku kekasihmu... " Ucap Azella kesal, sudah lama ia ingin protes. Ia tak suka mendengar Wilson mengatakan jika ia kekasih pria itu. Lagi pula yang kekasih Wilson Azella yang asli bukan dirinya.

Rahang Wilson mengeras, ia menatap Azella tajam.

"Jangan memancing emosiku, sayang.... Aku tak sebaik yang kau lihat" ucapnya penuh penekanan, lalu kembali beranjak pergi dari kamar tersebut.

Azella menatap Wilson aneh,  pria itu nampak emosi hanya dengan Azella yang tak ingin di anggap menjadi kekasihnya?

"Aneh sekali dia, ah aku tetap harus keluar dari rumah ini... Apa kabar dengan tuan tampan ku? Apa dia sedang menangis di pojok ruangan meratapi kehilangan ku?"

Azella tertawa dengan pikirannya yang terlalu berlebihan.

Jika Ethan mencintainya Azella yakin pria itu akan mencarinya dan menyelamatkannya dari tempat ini.

Sementara itu, Wilson memasuki ruangan yang dulunya adalah ruangan Charlot dan sekarang menjadi ruangannya.

Pria itu mencoba mendinginkan kepalanya yang terasa panas, ia kesal dengan ucapan Azella, Wilson tau jika gadis itu menyukai Ethan saat ini dan telah melupakan Wilson.

Baiklah, jika Azella mengikhlaskan Ethan maka Wilson lah yang akan membalaskan dendam gadis itu sekaligus melenyapkan seseorang yang merebut hati gadisnya.

'Dor'

Wilson dengan santai menembak salah satu anak buahnya sebagai pelampiasan emosinya.

Pria malang itu mati menggenaskan tanpa melakukan kesalahan apapun, darah segar mulai mengotori ruangannya. Wilson tersenyum, menghirup aroma darah membuatnya lebih tenang.

Dua anak buahnya yang berada di ruangan itu hanya bisa terdiam, menatap kasihan pada rekannya. Mereka hanya tinggal menunggu giliran kemungkinan akan bernasib sama dengan rekannya tersebut.







Sorry banget lama up

Ayo dong spam comen banyak² biar aku semangat up

Figuran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang