16 Figuran

73.4K 4.8K 343
                                    

Ralin menatap datar Azella yang lagi- lagi melakukan kesalahan, gadis itu segera meletakkan peralatannya di ikuti oleh Azella dan Diana.

"Kenapa Lin?"

"Kau masih tanya kenapa? Lihatlah teman mu ini, sudah sepuluh kali melakukan kesalahan, aku lelah"ucap Ralin kesal.

Azella meringis, menatap Ralin bersalah namun tak lama... Setelahnya tatapannya berubah santai.

"Kan sudah ku katakan jika aku tidak mahir memainkan gitar Ralin, dan aku tak bisa lansung mahir jika hanya di ajarkan sekali saja.... Aku sudah berusaha semaksimal mungkin" ucap Azella tersenyum, menggoda Ralin yang mendengus kesal.

"Baiklah- baiklah, kita latihanya sampai di sini dulu, ayo kita makan siang, kelihatannya aku ada jadwal setelah makan siang, kalian?" Ucap Diana, mencoba menengahi kedua temanya ini.

"Aku juga ada, huh menyebalkan... Padahal aku rindu kasur" ucap Azella kesal.

Ralin sendiri hanya berdehem singkat sebagai jawaban.

Ketiga gadis itu melangkah keluar dari ruang musik, mereka berjalan beriringan dengan Diana yang sibuk bercerita dan Ralin yang bermain hp serta azella yang mencoba menjadi pendengar yang baik untuk Diana, walau padahal ia sedikit bingung dengan alur cerita yang Ralin sampaikan.

'bruk'

"Aduh- aduh.... Hey kau tak punya mata? Jalan tak hanya menggunakan kaki, kau juga harus menggunakan mata untuk melihat"

Harusnya Ralin yang bertabrakan, sebab gadis itu terlalu fokus pada ponselnya namun malah Azella yang berada di pinggir di tabrak oleh seorang pria.

Azella tak memikirkan lagi tatapan orang- orang yang mengarah padanya, yang jelas Azella kesal sekali saat ini.

"Aku tak....Azella??"

Azella yang sibuk merapikan lengannya segera menoleh pada pria yang menabraknya tadi, sontak mata Azella lansung melebar. Tak menyangka pria yang menabraknya adalah ketua BEM, sekaligus orang pertama yang menyapanya saat menginjakkan kaki di universitas ini.

Azella sedikit kaget saat pria itu masih mengingat namanya, beda dengan Azella yang lupa nama pria itu. Azella hanya ingat wajah dan jabatannya sebagai ketua BEM.

"Kau....."

"Aku Danny, calon mantan presiden mahasiswa" ucap Danny heboh.

Azella yang mengetahui nama pria tersebut tak kalah heboh.

"Wahhh, maaf Dan, aku hampir melupakan wajah tampanmu" goda Azella berani.

Ia seketika memiliki ide untuk mendekati ketua BEM demi keselamatannya di kampus ini, atau nantinya Azella bertambah di jadikan objek bullying. Entahlah, Azella hanya memikirkan yang baik- baik saja saat ini.

"Kau bisa saja, tapi aku memang tampan... Iyakan Ralin?"

Azella sontak menoleh pada Ralin, begitu juga dengan Diana.

"Hmm, kau memang tampan, tapi aku lebih tampan" ucap Ralin acuh.

Azella menatap Ralin dan Danny bersamaan, seakan mengerti Danny lansung tertawa pelan.

"Aku sepupu Diana, dan aku mengenal gadis tomboy sok cuek ini karna dia teman sepupuku"

Mata Azella beralih pada Diana yang malah diam saja, ia nampak juga bingung seperti Azella.

"Aku?... Ck, kenapa kau tak menjaga rahasia sih... Aku tak mau di buru penggemarmu Danny, menyebalkan" ucap Diana akhirnya.

Azella seketika melotot, jika begini yang ada Azella ikut di buru juga. Bedanya Diana di buru karna gadis itu sepupu Danny dan semua penggemar ketua BEM itu akan memanfaatkan Diana untuk mendekati Danny namun Azella di buru bukan karna ingin di manfaatkan melainkan di hajar. Menyesal Azella bersikap sok akrab tadi.

Figuran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang