05. Figuran

85.3K 5.2K 43
                                    

Azella memandangi dengan takjub gedung-gedung di hadapannya, beberapa orang nampak berlalu lalang di sekitar gedung tersebut.

Azella menatap ke samping di mana ada Ethan sedang berdiri menatap dirinya.

Azella tersenyum canggung. Hari ini adalah hari di mana Azella mendaftar di perkuliahan, namun Azella tak menyangka majikan tampanya ini juga ikut bahkan tadi mereka satu mobil. Azella sempat bahagia dan berfikir jika begini akan dengan mudah ia mendapatkan hati tuan tampan Ethan itu tapi....setelah melihat Ethan tersenyum pada foto seorang gadis membuat Azella memendam semua kesenangan ya.

Apakah Azella sekarang sudah berada di pertengahan novel?  Melihat tingkah laku Ethan di mobil tadi mengingatkan Azella akan part di mana Ethan yang memiliki sebuah ruangan di penuhi foto dari tokoh utama wanita, pria itu selalu menghabiskan waktunya di ruangan tersebut memperhatikan foto-foto sang pujaan hati.

Azella kembali menghela nafas, ah apakah ia sudah terlambat?

"Cepat!"

Azella yang melamun tak sadar jika Ethan sudah berada jauh di depannya. Dengan sedikit berlari Azella mendekati Ethan melangkah di belakang pria tinggi itu.

Azella tersenyum, mereka sekarang persis seperti tuan dan babu...hal ini yang selalu membuat Azella hampir menitikkan air matanya.

Yah...dia belum sepenuhnya menerima jika ia adalah pelayan di dunia ini, pelayan yang akan mati dua bulan lagi.

"Wahh orangnya ganteng-ganteng yah tuan, kira-kira berapa banyak mantan yang akan aku hasilkan nantinya?"

Azella berbicara pelan, tak berharap Ethan mendengarnya. Tampa Azella sadari Ethan mengepalkan tanganya. Dia tak cemburu.....hanya saja....entahlah. Ethan hanya tak suka gadis yang ia biayai ini menikmati hidup berpacaran di kampus, harusnya kan belajar.

Mereka sampai di sebuah ruangan yang Azella sendiri tak tau ruangan apa itu. Seorang pria paru baya datang tergopoh-gopoh menghampiri mereka.

"Siang tuan....pak jek sudah menunggu di dalam mari....."

Pria tersebut membuka pintu ruangan itu.

"Tunggulah"

Azella mengguk cepat, ia senang jika tak di ikut sertakan. Gadis itu melangkah ke salah satu bangku menduduki dirinya di sana sambil memperhatikan mahasiswa-mahasiswa yang berlalu lalang.

"Hai"

Azella menoleh pada asal suara mendapati seorang pria dengan wajah tampan melambaikan tangan ke arahnya. Azella membalas sapaan pria itu dengan dengan kembali melambaikan tangan.

"Boleh duduk?"

"Boleh, tidak ada yang melarangnya" ucap Azella di akhiri dengan cengirannya.

"Sedang apa di sini"

"Emm, apa yah...." Azella berfikir sejenak, jawaban apa yang cocok untuk menjawab pertanyaan pria itu.

Tak mungkin Azella menjawab jika ia menunggu majikan mendaftarkan kuliah kan? Tidak... Azella bukan malu akan profesinya, hanya saja di zaman sekarang fikiran orang sangat jarang ada yang baik, bisa saja pria ini mengira ethan adalah tuan yang menyukai pelayannya.

Azella kan cantik.

"Ah, aku sedang menunggu abangku, dia mendaftarkan aku  kuliah"  jawab Azella sambil tersenyum.

"Oh, kau baru akan mendaftar ya, perkenalkan aku Danny...dan kau?"

"Azella,  kau bisa memanggilku zella" Azella mengulurkan tanganny, menyalami Dany.

"Ah, Kau harus tau...lelaki tampan ini adalah ketua BEM"

Azella mengerutka keningnya, menilai penampilan pria yang ada di hadapannya ini. Ah, terlihat tampan dengan tubuh tingginya.

"Oh ya? Tapi maaf aku tak bertanya"

Danny nampak terkekeh canggung.

Danny ini sangat bangga sekali jadi ketua BEM nampak nya.

"Kau sendiri mau apa ke sini? Jangan bilang ingin mendekati ku" Azella menatap Danny dengan percaya diri.

"Aku sedang ada urusan dengan pak jek, tapi ternyata ada tamu, jangan terlalu percaya diri"

Azella mengangguk saja. Ia sedikit merasa aneh dengan kata 'abang' dari Danny.

Bagaimana kalau etan marah akan kata Abang yang Amora karang? Apakah Amora akan mati lebih cepat?

"Kau mengambil jurusan apa di sini? Kenapa bisa masuk ke universitas ini,hm?"

Azella menatap Danny malas, ah dia memang doyan cowok ganteng namun untuk yang cerewet dan banyak tanya seperti ini Amora jadi malas sendiri untuk menanggapi.

"Arsitek" jawab Azella asal, ah nampaknya ia sudah banyak berbohong pada Danny.

Jelas Azella sendiri juga bingung ingin mengambil jurusan apa, sedangkan si pemeran utama wanita di sini di ceritakan mengambil jurusan Fashion Design, atau apalah itu.

Azella tak punya bakat di bidang itu, juga tak pernah tertarik dengan hal seperti itu.

Jika ada, Azella ingin mengambil jurusan shoping sepuasnya.

Jadi, Azella datang ke kampus ini dengan pasrah menyerahkan pada ethan untuk memasukkannya ke bidang mana yang pria itu inginkan.

Azella akan pasrah, dia terlalu malas untuk berfikir di hari ini.

"Kau serius?" Tanya Danny nampak tak percaya pada Azella.

"Tidak, aku berbohon.... Hahah" ucap Azella di akhiri dengan kekehan.

Danny menggaruk kepalanya bingung, sungguh jika di lihat dan di perhatikan Danny sangat tak cocok menjadi ketua BEM menurut Azella.

'ehem'

Tawa Azella terhenti dengan deheman di belakangnya, ia menoleh pada asal suara mendapati Ethan tengah berdiri menjulang di belakangnya.

"Eh..tu...a...."

"Ini Abang mu itu?"

Azella mengutuk dirinya yang hobi sekali berbohong, lihatlah....

Mulut ketua BEM ini begitu lancar menanyakan hal yang seharusnya ia simpan saja.

"Emm, hehe iya...ah duluan ya Danny....ayo Abang"

Azella yang merasa nyawanya sudah di ujung dengan berani menggandeng tangan Ethan, bodohnya Ethan diam saja mengikuti kemana Azella menariknya dan tak membantah Azella yang mengaku - ngaku sebagai adiknya.

.....

"Maaf tuan....maaf banget"

"Aku hanya tak ingin di kira pelayan yang menggoda tuan untuk menguliahkan aku....aku hanya tak ingin tuan di sangka buruk oleh orang - orang"

"Maaf tuan, jangan bunuh aku tuan yah, janji deh bakal lebih rajin lagi kerjanya di rumah"

Ethan diam mendengarkan gadis yang sedari tadi menatap ke arahnya memohon - mohon.

Gadis yang duduk di samping sopirnya dengan Ethan yang duduk sendiri di belakang, sibuk mengecek beberapa email di tabletnya.

Azella sedari tak peduli dengan pak sopir yang menatap aneh padanya.

"Tuan....."

"Yasudah lah, pasrah saja aku mah"

Lelah dengan ia yang di kacangin Azella kembali pada duduknya, menatap pak sopir dengan garang.

"Santai atuh neng Zella"

"Saya capek pak, di cuekin terus.... Pengen deh di perhatiin sekali - kali"

"Yasudah neng, sini pak Mamat perhatiin"

"Idih gak deh pak, perhatiin aja tuh bi Maria"

Azella cekikikan dengan akhir kalimatnya, bi Maria si janda dan pak Mamat si duda, mereka sangat cocok bukan.

Walau bisa di katakan baru di dunia ini, Azella paham betul tatapan saling suka di antara dua janda dan duda ini.

Azella terus menggoda pak Mamat, menjodohkannya dengan bi Maria.

Dua manusia itu seakan tak peduli dengan Ethan yang terganggu di belakang sana.

Figuran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang