14 Figuran

68.2K 4.7K 97
                                    

Di beri kesempatan untuk menghabiskan uang Ethan, Azella malah memilih barang-barang yang harganya masilah standar.

Ia hanya membeli barang seadanya, yang sekiranya tidak memalukan nama Ethan yang terlanjur ia pakai. Tentu saja barang- barang ini hanya untuk kuliahnya.

Kini Azella dan bi Maria telah sampai di rumah besar Ethan, Azella juga sudah menyusun beberapa pakaian yang baru ia beli, sementara bi Maria sedang mempersiapkan makan malam bersama pelayan lain.

Azella sendiri masih tidak di bolehkan untuk bekerja, mungkin karna tanganya yang memang masih sedikit merah.

Azella tersenyum bangga dengan hasilnya, ia memang tak pernah berberes kamar dulunya namun sekarang.... Lihatlah, Azella bahkan bisa melipat baju walau tak serapi pelayanan dulu.

Azella mematikan hp nya yang masih menampilkan tutorial yt, ia yang memang tak ada pekerjaan lagi segera menuju dapur, berniat sedikit membantu atau hanya sekedar melihat.

"Azella, tolong bawakan ini ke kolam, letakkan di meja yah"

Baru saja sampai, seorang pelayan datang menyuruhnya membawa sebuah nampan berisi secangkir kopi serta setoples kue kering buatan bi Maria.

"Oke mba"

Azella segera melangkah menuju ruang tamu, meletakkan kopi dan kue keringnya di meja.

Ia menggaruk kepalanya, bingung untuk siapa ini semua? Tak mau ambil pusing, Azella segera beranjak dari ruang tamu tersebut, tapi langkahnyah berhenti seketika saat matanya tak sengaja menangkap sebuah foto berbingkai  terpajang di dinding ruang tamu.

Di sana nampak sosok Ethan duduk gagah di kursi kebesarannya, Azella tersenyum. Jujur saat membaca cerita ini ia lebih menyukai sosok Ethan dari pada Jhon.

keberuntungan dan kesialan yang saat ini menimpa Azella. Ia beruntung bisa bertemu secara lansung dengan tokoh-tokoh novel yang awalnya hanya bayangan, dan sial karna ia yang masuk ke tubuh Azella si pelayan yang mati beberapa Minggu lagi.

"Tuan Ethan yang terhormat, terima kasih uangnya yah... Ku harap aku tak di bunuh lebih cepat karna membelanjakan uang mu,  Adu kau tampan sekali, aku ingin menciummu rasanya"

Azella menggelengkan kepala, ia beranjak kembali ke dapur. Pesona Ethan memang tak bisa di acuhkan begitu saja.

.....

Ethan keluar dari kamarnya, sebentar lagi kakeknya dari Australia akan datang, sebagai cucu yang baik Ethan akan menyambutnya.

Ia menuruni tangga, melangkah menuju ruang tamu namun langkahnya terhenti saat mendengar suara dari seorang gadis yang tengah menatap figuranya.

""Tuan Ethan yang terhormat, terima kasih uangnya yah... Ku harap aku tak di bunuh lebih cepat karna membelanjakan uang mu,  Adu kau tampan sekali, aku ingin menciummu rasanya"

Ethan refleks memegangi pipinya, namun dengan cepat ia menggeleng. Apa yang ia bayangkan?

Ia melihat gadis itu pergi, bersamaan dengan itu terdengar deru mobil di halaman rumahnya. Ethan melihat kakeknya keluar dari mobil mahalny. Ia melangkah mendekat, lalu menyalami kakeknya itu.

Walau terkenal sangarnya, Ethan akan berubah jika itu berhadapan dengan kakeknya. Pria itu lebih menyeramkan dari Ethan.

"Bagaimana kabar mu?" Tanya kakeknya, menepuk punggung Ethan.

"Baik" jawab Ethan seadanya, Tampa berniat menanyakan balik kabar kakeknya yang tak pulang selama setahun belakangan ini.

"Kau sudah menyelesaikannya?" Tanya kakek Ernest, ia menduduki dirinya di sofa lalu meraih secangkir kopi yang masih hangat.

Figuran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang