11 Figuran

72.1K 4.5K 49
                                    

Azella menguap lebar, biasanya malam-malam begini ia pasti sudah bermimpi indah namun karna Azella tak mau seperti orang paling bodoh di kelas, ia memutuskan untuk belajar sendiri.

Mulai memahami dari awal tentang busana, atau tentang apapun itu.

Lelah belajar, Azella memutuskan untuk segera tidur mengistirahatkan otak serta tubuhnya.

Namun saat ingin meminum air Azella baru sadar, air putih di botol kecilnya telah habis.

Mau tak mau Azella harus ke dapur untuk mengisi botolnya. Matanya beralih pada jam dinding yang ada di kamar.

Masih jam 11, sebenarnya belum terlalu malam dan Azella harus berani. Lagi pula dapur dan kamarnya cukup dekat.

Ia melangkah, membuka pintu kamarnya dengan pelan lalu memasuki dapur dengan langkah yang amat berhati-hati. Bukanya apa, Azella hanya takut bertemu Ethan malam-malam begini atau hantu. Beginya Ethan dan hantu itu hampir sama, menakutkanya.

"Aman..."

Azella segera mengisi botolnya dengan air, sesekali ia memperbaiki letak tali piyamanya yang sedikit sedikit melorot.

Setelah penuh Azella lalu menutup botolnya, matanya tiba- tiba menangkap cemilan kesukaanya berada di atas meja makan.

Tampa berfikir dua kali, tanganya terulur mencomot sepotong kue kering buatan bi Maria itu.

Tak cukup satu, Azella kembali mengulurkan tangannya untuk mengambil dua kue lainya.

'ehem'

'uhuk..uhuk'

Suara deheman seseorang di belakangnya, membuat Eca tersedak, ia berbalik menatap siapa yang mengagetkan ya.

Sebenarnya Eca tau jawabanya, sudah pasti Ethan tak mungkin hantu kan.

"Tuan....ehem, sebentar tuan saya ingin minum" Azella meneguk air yang baru saja ia ambil tadinya.

Lega, Azella kembali menatap ke arah Ethan yang diam saja menatapnya datar.... Tidak, tatapan Ethan kini sedikit aneh, pria itu menatapnya dari atas hingga bawah dan ke atas lagi.

Dengan cepat Azella memeluk tubuhny, sadar saat ini pakaiannya cukup terbuka untuk di lihat oleh orang asing.

"Maaf tuan, saya kira tidak ada orang lain...kalau begitu saya ke..."

"Aku butuh kopi" potong Ethan datar.

"Oh, baik sebentar tuan saja akan bangun...."

"Kau pelayanku, bukan hanya bi Maria" potong Ethan lagi, kali ini lebih terdengar tak bersahabat.

Azella meneguk ludah kasar, ia tentu saja tak bisa membuat kopi.

"Ba-- baik tuan, saya akan segera buat-kan" ucap Azella pada akhirnya, biarkan apa yang terjadi nantinya, yang penting ia tak berada di posisi ini terus menerus.

"Antar di ruang kerja"

Ethan melangkah pergi, meninggalkan Azella yang hanya bisa pasrah. Gadis itu melangkah ke kamarnya, mengambil handphone miliknya. Untuk apa? Tentu saja untuk mencari tutorial di yt.

......

Ethan memijit kepalanya, ia malam ini terpaksa bergadang untuk mengerjakan pekerjaan yang belum selesai.

Tak mau tidur dan tak menyelesaikan pekerjaanya, Ethan berniat ke dapur untuk membuat secangkir kopi sebagai penunda kantuknya. Namun saat di anak tangga terakhir ia melihat lampu dapur yang menyala, seorang gadis nampak sedang asik memakan kue kering buatan bi Maria dengan mulut penuh, pipinya yang pada dasarnya mengembung bertambah bak bakpau.

Ethan meneguk ludah, sadar dengan pakaian gadis itu. Ia lelaki normal, dan tubuh gadis itu walau pendek bisa di katakan cukup menggiurkan.

Ethan melanjutkan langkahnya, namun gadis itu nampaknya terlalu asik dengan makanannya sampai tak sadar tuanya yang datang.

'ehem'

Ethan tak berniat membuat gadis itu tersedak, namun nampaknya gadis itu amat kaget sehingga tersedak makanya.

Ethan kembali menatap gadis aneh ini, gadis itu meminta izin padanya untuk minum dan bodohnya Ethan malah diam di tempat memperhatikan gadis itu minum, pandanganya tertuju pada leher jenjang gadis itu yang terbuka. Sungguh, Ethan benar- benar merasa di uji malam ini.

"Aku butuh kopi" ucapnya secara tiba-tiba, mencoba menyembunyikan perasaan aneh yang ia rasakan, padahal Ethan berniat ia membuat kopinya sendiri.

Gadis itu nampak panik, ia malah ingin memanggil bi Maria yang jelas-jelas sudah tertidur.

"Kau pelayan ku, tak hanya bi Maria" ucapnya datar, walau hati ya merasa kesal pada gadis itu.

Nampak wajah pasrah gadis itu tunjukkan, diam- diam Ethan tersenyum puas, ia akan mengerjakan gadis ini malam ini, itung-itung penghilang rasa kantuknya.

"Antar ke ruang kerja" ucapnya datar, tetap stay cool walau hatinya sedang merasa aneh sakarang ini.

Ethan melangkah kembali menaiki tangga, ia tersenyum penuh kemenangan. Entah kenapa ada sebuah kesenangan saat melihat gadis itu tersiksa.




......

Azella mengetuk pintu ruang kerja Ethan dengan sedikit kesusahan.

Dengan video random di yt ia berhasil membuat secangkir kopi dalam waktu 30 menit. Tak tau apa rasanya, yang penting Azella telah selesai melaksanakan tugasnya.

Lama, tak ada jawaban sama sekali... Modal nekat Azella membuka pintu tersebut yang ternyata tidak di kunci. Di dalam ia melihat Ethan yang sibuk mengerjakan sesuatu di komputernya.

Azella merapatkan cardigan yang baru ia pakai sebelum ke sini, lalu mendekat ke arah Ethan.

Tampa suara Azella meletakkan secangkir kopi di tangannya ke meja kerja Ethan. Selesai, Azella segera beranjak pergi namun..

"Aku tak memintamu untuk pergi"

Baru saja dua langkah, suara berat Ethan menghentikan segalanya.

Azella berbalik, menatap kesal ke arah Ethan. Syukur saja tuanya itu masih menatap ke arah komputernya.

"Ada yang bisa saya bantu lagi tuan? Saya sangat mengantuk, besok ada jadwal kuliah pagi-pagi" ucap Azella memelas. Namun nampaknya Ethan tak peduli, buktinya cowok itu malah mengacanginya.

Ethan menghentikan ketika ya, ia meraih cangkir kopi yang Azella berikan. Namun baru saja satu teguk Ethan lebih dulu menyemburkan kopi panas itu. Syukur saja tak mengenai Azella.

"Kau tak bisa membedakan garam dan gula? Ganti" ucap Ethan tenang, walau hatinya kesal bukan main. Niat ingin mengerjakan Azella malah ia yang merasa di kerjai gadis itu.

"Ba-- baik tu...an" Azella, segera meraih cangkir yang berada di meja kerja Ethan namun karna ketidak hati- hatinya, cangkir yang masih berisi kopi panas itu malah tumpah mengenai tanganya.

Azella menjerit, panas...sungguh. ia menatap Ethan meminta pertolongan, namu pria itu malah diam saja menatap datar ke arahnya.

Azella yang pada dasarnya gadis manja tentu tak dapat lagi menahan air matanya, gadis itu terduduk di lantai memegangi tangannya yang terasa perih. Ia tak tau harus berbuat apa, ia takut tanganhmnya nanti berbekas...tangis Azella menjadi, membayangkan tanganya tak lagi mulus.

Ethan, yang awalnya mengira gadis ini mencari perhatianya lansung menyadari kesungguhan Azella. Tampa fikir dua kali, Ethan segera menggendong gadis itu, membawanya menuju sofa lalu segera mencari kotak p3k.

























Vote comen gaes

Masih n 70 vote 30 comen aku up

Figuran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang