Ethan menghisap rokoknya dengan santai, melangkah ke balkon lalu meniupkan asap rokoknya. Hal itu terus saja ia lakukan, sambil menatap pemandangan taman rumahnya.
Ia tak pernah mengharapkan taman ini namun bi Maria lah yang mengatur sagalanya.
Pandangan Ethan sekarang fokus pada seorang gadis yang datang mengambil selang penyiram tanaman, gadis itu nampak dengan malasanya menyiram semua bunga-bunga koleksi bi Maria.
Sayup-sayup terdengar suara gadis itu yang berbicara sendiri, ekspresinya kadang berubah-ubah hingga terdengar teriakan bi Maria memanggil dan gadis itu berteriak menjawabnya.
Gadis itu berlari menghilang dari pandangan Ethan, Ethan kembali menyesap rokoknya.
"Azella?"Ah kenapa Ethan jadi memikirkan gadis pungut bi Maria itu?
Menggelengkan kepalanya, lalu menginjak puntung rokoknya.
Ethan melangkah menuju kamar mandi, bersiap untuk berangkat ke kantornya.
.....
'prang'
Suara kaca jatuh menghentikan kegiatan bi Maria yang sedang menyiapkan sarapan untuk Ethan begitu juga dengan Ethan, pria itu menghentikan kegiatannya yang sedang menggulung lengan kemejanya.
Ethan menatap bi Maria dan begitu pula bi Maria, sedetik berikutnya bi Maria menggeleng.
"Anak itu, sejak terjatuh dari tangga sangat malas dan tak bisa mengerjakan pekerjaan rumah...." Ucap bi Maria tanpa di minta.
Ethan mengerinyit namun sedetik berikutnya ia menganggukkan kepala, 'anak' itu yang bi Maria katakan pastilah gadis aneh yang menyiram tanaman dan gadis yang bi Maria pungut itu.
"Buang saja, jika menjadi bebanmu bibi" ucap Ethan santai
Bi Maria menepuk pelan lengan Ethan" enak aja, haah, bibi berencana ingin mendaftarkan nya ke universitas, bibi tau dia pintar apalagi saat bibi melihat ijazah SMA nya" ucap bi Maria.
"Baiklah, akan ku daf....."
"Tidak, bibi tak mau merepotkan mu, nak" ucap bi Maria cepat. Lagi pula bi Maria berniat menghabiskan uangnya yang menumpuk tak tau ingin di gunakan untuk apa.
"Simpan uangmu bi, kau Taukan aku tak suka penolakan"
Bi Maria terdiam lalu menghela nafas pasrah "baiklah, bibi akan mengecek gadis itu, makanlah...."
Bi Maria melangkah menuju dapur yang memang dekat dari ruang makan.
Sesampainya di dapur bi Maria menatap garang ke arah Azella yang kini cengengesan menatap ke arah bi Maria, gadis itu nampak baru selesai membereskan sesuatu di lantai dengan beberapa kaca di dalam pelastik.
"Kau tau itu tak murah Azella?"
"Tauuu, kalo gak salah harganya satu juta satu piring...."
"Lalu kenapa kau pecahkan, ha?"
"Tidak sengaja bi, lagian bibi sih nyuruh aku membersihkan ini....aku kan..."
"Kan apa, HM? Dasar kau ini....awas kau yaaa...."
Azella panik saat bi Maria melangkah dengan wajah garang ke arahnya.
"Ampun bi... Azella ganti kok...."
"Aku tak percaya, terima cubitan maut ku ini...."
"Aduh..duh....sakit bi...aw"
Azella berlari menghindari cubitan bi Maria yang memang layak di katakan cubitan maut, masih dengan pelastik berisikan pecahan piring gadis itu berlari keluar dari dapur tersebut.
Langkahnya terhenti, mulutnya terbuka lebar.... Azella menghentikan larinya, seorang pria seksi sedang duduk di ruang makan dan juga menatapnya.
Azella memegangi dadanya dramastis, jantungnya berdetak kencang seiring dengan pria itu mengangkat kepalanya dan menatap Azella dengan mata tajamnya.
Azella terpesona, mungkin itulah yang terjadi sekarang.
"Tuan..."
"Tuan?"
Azella menatap bi Maria yang kini berada di sampingnya, wanita itu nampak sedikit menundukkan kepalanya sebelum akhirnya kembali menatap Azella tajam.
"Hey, beri salam pada tuan Ethan Zella"
Azella sadar dari lamunannya, gadis itu mengangguk lalu ikut membukukan kepalanya sejenak.
Ia tak menyangka akan bertemu Ethan si tokoh antagonis di sini, hah, apakah pria ini mendengar piring mahalnya di pecahkan?
"Ada apa bi?" Ethan bertanya datar, jantung Azella yang tadi berdetak kencang karena terpesona sekarang berganti pada ketakutan.
Apakah ia akan mati cepat??
"Gadis ini memecahkan piring, dia harus di hukum..." Ucap bi Maria mengadu dengan wajah kesalnya.
"Lah, jangan dong bi....kan aku tidak sengaja..." Sanggah Azella tak terima.
"Sengaja atau tidak kau tetap di hukum..."
"Sudah! Untuk kali ini ku ampuni kau"
Setelah mengatakan itu Ethan berdiri dari duduknya, meraih tas kerjanya lelaki itu melangkah keluar meninggalkan bi Maria dan Azella yang kini saling tatap.
"Jadi....yey....daa bibi, aku mau mandi"
Azella melompat kegirangan, meninggalkan bi Maria yang hanya geleng-geleng kepala.
......
"Ahh, baru tokoh antagonis aja udah cetar membahana apalagi kalo pratagonisnya, aduh gimana ya"
Azella yang baru selesai mandi duduk di depan cermin membayangkan suatu hal yang dulunya ia impikan, menyaksikan secara langsung tokoh novel yang di ceritakan begitu sempurna.
Hay, jangankan tokoh novel, K-Pop ganteng asal Korea saja Azella sudah gemas sendiri, bahkan ia sangat-sangat berniat mengunyah para cogan tersebut menyalurkan rasa gemasnya.
"Wait....bukankah sosok Azella ini juga cantik, eh lebih ke imut sih....gimana kalo aku rebut saja tokoh protagonisnya, kalo gak antagonis nya juga gak papa, ohh menyenangkan sekali mengacaukan sebuah alur....hahahaha"
Azella tertawa puas, ia yang berniat lari dari si Ethan kini memiliki rencana B, yaitu mengacaukan alur novel yang mungkin sekarang sedang berlangsung.
"Aku harus keluar, aku harus memastikan di bagian apa alur novel ini... Tapi gimana caranya??"
Azella mondar mandir di kamar sempitnya, berfikir keras bagaimana ia bisa keluar dari rumah besar ini. Yah keluar bebas berkeliaran, mencari tokoh protagonis dan mengamatinya.
"Kalau tidak salah, protagonis wanita berkuliah dan protagonis pria..... Ah berarti aku harus kuliah dong, tapi...Ais apakah aku punya ijazah??"
Azella segera membongkar peralatan Azella asli, ia mencari-cari yang namanya ijazah.
Tapi jika di fikir-fikir, sejak sadar baru kali ini Azella mencari tau tentang Azella asli, selain bertanya pada pelayan lain tentunya.
"Nahh, wahh aku sudah lulus SMA, nilainya juga bagus sih.."
'buk'
Azella mengalihkan perhatiannya, sebuah buku terjatuh saat ia meraih selembar ijazah SMA nya.
"Buku apaan ini? Diary? Wahh sekali dayung lima pulau terlampaui"
Azella segera meraih buku tersebut, meletakkannya di atas ranjang bersama ijazah SMAnya.
"Azella ini cuma figuran, jadi asal-usulnya gak jelas, kata mbak pelayan lain, aku ini gadis yang di pungut bi Maria"
"Mana Taukan Azella ini anak konglomerat yang kabur dari rumah, atau anak mafia yang di culik dan melarikan diri.ck-ck jika iya tentu aku harus mencari tau, ini bisa jadi rencana c"
Azella kembali tertawa puas, bahkan seorang pelayan yang melewati kamarnya bergidik ngeri mendengar tawa gadis itu. Menyeramkan, layaknya psikopat kelaparan.
"Tidak sesuai sekali dengan tubuh kecilnya itu" ucap Dira yang juga mendengar tawa Azella.
Vote comen guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran
RomanceCERITA MURNI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI GAES ‼️‼️⚠️ KALO ADA KESAMAAN YA MBOH Mungkin akan banyak typo, salah nulis nama atau semacamnya jadi kalo mau tandai ya tandai tapi kalo nggak ya nggak usah **** Azella mati di bunuh ayahnya sendiri namun si ana...