22 Figuran

66.8K 5K 1.3K
                                    

Azella menuruni tangga rumah Ethan dengan sedikit hati- hati, ia tadi di mintai Dira untuk mengantarkan se ember air ke Tari yang berada di lantai atas.

Saat naik Azella melepas sendalnya namun saat turun Azella malah memilih memakai kembali sendalnya yang licin.

Saat di beberapa anak tangga terakhir sialnya Azella malah bertemu dengan Ethan yang mungkin hendak ke kamarnya, pria itu nampak tampan dengan baju santainya.

"Tuan...hehe, tangganya liciiiaaan"

Azella terpeleset dan untung saja Ethan berada di bawahnya.  Dan saat ini Azella berada di pelukan seorang Ethan, bibir Azella tersenyum lebar. Ia memang terpeleset tadinya namun tak menyangka Ethan akan dengan sigap menangkapnya, membawa Azella ke pelukannya.

'wahg dada idaman ini'

Cukup lama Azella berada di posisi ini, dan Ethan juga tak berniat melepaskannya....

"Tuan... Maaf maaf"

Azella segera melepaskan dirinya,  ia menunduk meminta maaf takut jika Ethan tak nyaman.

Gadis itu segera melepas sendalnya lalu beranjak pergi dengan sedikit berlari.

"Sialan, sendal sialan.... Kau membuatku hampir mati namun... Kau juga membuatku berada dibpeluka tuan Ethan"

Azella tersenyum malu, mengingat kejadian tadi tangannya melempar asal sendal tersebut lalu segera memasuki kamar mandi.

Inilah yang membuat Azella kesal, ia berada sedekat itu dengan Ethan namun ia belum mandi. Bagaimana jika Azella bau ikan asin?

Sementara itu Ethan masih berada di tangga, pria itu memegangi dadanya yang tiba- tiba berdetak lebih cepat.

Pria itu menggeleng pelan, lalu melanjutkan langkahnya yang tertunda.

.....

Azella keluar dari kamar mandi dengan wajah segar, ia segera mendekati cermin memakai beberapa scincare yang berada di meja rias kecilnya.

Setelahnya gadis itu melangkah keluar mencari keberadaan bi Maria, Azella berniat bermanja- manja pada wanita itu.

"Bibi.... Boleh aku masuk?" Ucap Azella mengetuk pintu kamar bi Maria.

"Masuklah" sahut  bi Maria dari dalam

Ia membuka pintu kamar bi Maria lalu mendekati wanita paru baya itu. Dia nampak sibuk menyusun baju- bajunya di dalam koper.... Tunggu koper?

"Bi Maria mau kemana? Jangan bilang bibi menerima tawaran kakek Ernest lalu mau meninggalkan ku di sini" ucap Azella panik, gadis itu segera  duduk di samping bi  Maria.

"Kau ini, mana mungkin itu terjadi Azella, bibi cukup sadar diri. Tuan Ernest itu sudah bibi anggap sebagai Abang oleh bibi" ucap bi Maria santai.

"Lalu bibi mau kemana? Mau meninggalkan ku sendiri?" Rengek Azella bergelayut manja pada lengan bi Maria.

"Tenang, bibi hanya pergi beberapa hari" ucap bi Maria santai.

"Memangnya bibi mau ke mana?" Tanya Azella sekali lagi, ia benar- benar penasaran.

"Adik bibi sakit, dia tak beristri dan tak memiliki anak jadi bibi lah yang bisa ia andalkan untuk merawatnya" jawab bi Maria lalu menatap Azella, tersenyum lembut. Sangat berbeda dari bi Maria yang sering marah- marah.

"Baik- baik di sini, Dira dan pelayan lainya mungkin akan bekerja hingga jam 05:00 dan selebihnya hanya kau yang bisa tuan Ethan andalkan Azella, nah untuk makan biasanya tuan Ethan akan memesan saja dari luar" ucap bi Maria lalu menutup kopernya yang sudah terisi.

Figuran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang