Pulang sekolah sudah menjadi hal rutin bagi Bagas untuk datang ke kelas Jena. Rayuan Bagas ke bunda dengan bantuan Jena membuahkan hasil. Bunda beliin Bagas motor vario warna merah item buat kendaraan mereka berdua dengan harapan kejadian satu setengah taun lalu nggak keulang lagi.
Hanya ada beberapa anak yang tersisa di kelas itu, salah satunya Reina yang sedang menyetel gitarnya setelah memasang senar baru. Bagas liat tas Jena masih menggantung di kursi, jadi dia memutuskan menunggunya disana.
"Hi" sapa Bagas mendekat ke arah Reina.
"Hm?" Reina menoleh sekilas lalu beralih ke gitarnya lagi.
"Jena kemana?"
"Kantor guru"
"Ngapain?"
"ngumpulin buku tulis ke kantor sama Arsen"
Lalu hening, Bagas pun duduk di sebelah Reina. Bukan di kursi Jena, tapi di kursi sebrangnya.
"By the way, Congrats ya Rein. Lolos klub musik kan?"
"Thanks"
Bagas mengistirahatkan kepalanya di meja berbantal tas hitam miliknya. Kepalanya noleh ke arah Reina.
Cantik banget. Tercantik. Manis banget.
Rambut Reina nggak terlalu panjang juga nggak terlalu tebel tapi cuma diliat aja udah kerasa halusnya. Rambutnya ditekuk dan dikucir asal di samping, tangan Bagas gatel banget pengen benerin anak rambutnya yang terbang-terbang karena kena kipas angin.
Jarinya udah gerak-gerak di meja. benerin jangan benerin jangan.
Dia negakin badannya lagi, tangannya udah terulur ke deket kepala Reina yang masih nunduk fokus ke gitarnya.
"Ayo pulang!"
Tangan Bagas yang udah hampir nyentuh anakan rambut Reina itu reflek noyor kepala cewek itu pas Reino tiba-tiba dateng.
"Eh..eh..eh noyor kepala anak orang sembarangan! kurang keras Gas!" ujar Reino sambil nunjuk-nunjuk ke arah Bagas sambil ketawa. Kirain bakal ngamuk kembarannya di toyor. Sialan.
"Lo kenapa si Gas!" Reina megang kepalanya sambil nglirik Bagas ganas banget.
Bagas nyengir dengan muka bersalah. Untung Jena sama Arsen dateng di saat yang tepat.
"KFC dulu yuk, laper nih" ajak Jena.
"Gak ah. Gue udah kenyang"
"Yuk Jen gue mau" Reino yang lagi duduk jegang di meja guru ikut nimbrung.
"Tuh Rein, berarti lo juga harus ikut"
Reina ngangguk-ngangguk sambil beresin bungkus senar dan barang-barangnya yang lain.
"Aku berarti juga harus ikut dong, kamu mau naik apa kalo nggak ada aku?" ujar Bagas ke Jena.
"Jena naik angkot sama gue, ya nggak Jen?" jawab Reina masih dengan nada juteknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
House Mates
FanfictionReuni tahun 2036 membawa Jena memutar kembali memori-memori masa mudanya. Membawamu menebak kepada siapakah yang pada akhirnya Jena percaya untuk mengobati luka masa lalunya dan berjanji untuk 'seumur hidup'?