Sabtu, 23 Februari 2019
"jujur, angkat tangan yang pernah dihubungi Krisna setelah hari itu" tanya Arsen serius, ia menatap satu per satu temannya.
Bagas dengan ragu mengangkat tangannya dan terkejut saat ia tiba-tiba ditodong pertanyaan oleh Arsen, "KENA BERAPA LO"
Bagas menunjukkan telapak tangannya yang terbuka.
"LIMA JUTA? ASTAGAAAA"
"kenapa? ada apa?" tanya Reino.
"gue pernah di DM Krisna, dia minjem gue dua juta buat alasan terdesak." ujar Arsen.
"Ha? buat apa? terus lo kasih?" tanya Leo.
"Ya gue kasih, gue kira kan cuma ke gue aja ya, ternyata banyak yang di dm. Kayanya dia gali lubang tutup lubang deh" jelas Arsen.
"Itu kali, main judi? tapi gue gak di hubungi tuh, lo iya gak?" tanya Reino ke Saddam.
"ga akan berani dia minjem gue" ucap Saddam yang langsung disetujui Reino dan Leo.
"punya lu udeh dibalikin Bi?" tanya Bilal.
Bagas menggeleng ragu.
"lima apasi? 500rebu apa 5juta?" tanya Elang.
Bagas nyengir saat semua mata tertuju padanya, "lima puluh juta"
"LIMA PULUH JUTAAAA!?" semua kompak terkejut kecuali Saddam yang cuma melebarkan matanya setelah mendengar itu.
***
F L A S H B A C K
Selasa, 24 Maret 2015
BAGAS POV
Buset dah, emang popularitas itu damage-nya bukan maen. Sejak motor gue masuk ke gerbang sekolah sampai parkiran motor belakang, semua mata mengarah ke gue.
Harusnya tadi gue pelanin aja gak si motornya? terus di kasih efek angin sepoy-sepoy gitu biar kaya Shahrukh Khan.
Gue nglepas helm dengan sedikit gaya, terus nyisir rambut gu— damn.......gue lupa, sekarang kan rambut gue pendek buat keperluan iklan!
CK! setelah gue amati di spion, ini sih lebih ke cukuran Briptu Norman ketimbang Shahrukh Khan. Taik emang! gue benci rambut cepak!
Yah meskipun ini masih mending daripada butch cut waktu kelas 10 dulu. Jelek banget dah! itu era terjelek gue meskipun masih menawan.
"Pagi kak"
"iya, pagi juga"
Widiiiiiw, ramah bener adik-adik kelas gue.
"Pagi Kak Bagas"
"iya pagi juga~ hehe"
Sepanjang lorong gue disapa sama orang-orang yang ngga gue kenal, bahkan Pak Yusuf aja tadi salaman sambil nepuk pundak gue.
"Eh Kak Bagas? maaf kak, silahkan duluan" kata cewek berambut sebahu yang baru aja nyenggol gue di kantinnya Pak Soleh.
Gue senyum semanis madu "its ok, its ok"
"Pak, ini sekalian sama punya mereka ya?" gue ngasih selembar uang seratus ribu buat bayar sebotol Pocari dingin sekalian nraktir adik-adik kelas di belakang gue. Harusnya sih cukup ya?
ANJAY gue berasa keren banget sumpah.
"Makasih Kak Bagas!"
Gue mengangguk sambil senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
House Mates
Hayran KurguReuni tahun 2036 membawa Jena memutar kembali memori-memori masa mudanya. Membawamu menebak kepada siapakah yang pada akhirnya Jena percaya untuk mengobati luka masa lalunya dan berjanji untuk 'seumur hidup'?
