33. Dewasa

151 18 10
                                    

JENA POV

Juni 2018

Pusing banget kepala gueeeeeeee!

Memijat kepala dengan tangan gue sendiri sepertinya tidak cukup untuk menghilangkan rasa nyut-nyutan ini, jadi gue menyibakkan selimut dan turun dari ranjang buat ngambil obat yang biasa gue taruh di rak samping meja belajar.

Ini bumi serasa muter-muter, mana kamar gue masih gelap. Jam berapa si ini?

TUNGGU!

Gue mengerjapkan mata setelah menyadari suasana aneh di kamar gue, aromanya, tata letaknya—BUKAN—INI BUKAN KAMAR GUE ANJRIT!

Setelah sadar, gue buru-buru memencet saklar lampu yang gue tau persis ada di samping pintu.

Bisa-bisanya gue ada di kamar Bagas dan—SHIT!

Gue cuma pakai kaos putih punya Bagas yang jelas jadi kaya daster di badan gue.

Aliran darah gue serasa berhenti, gue ngapain semalem!? Seinget gue semalem gue ada di ultahnya Sandra—temen gue di kampus— yang dirayain di House of SkyE, salah satu klub di Kemang.

Gue meremat rambut cukup kencang mencoba mengingat apa yang terjadi semalam sampai gue berakhir di kamar Bagas dengan keadaan kaya gini. Maksud gue, gue udah biasa tidur siang di kamar Bagas tapi ini gue pake daleman sama kaos Bagas doang tanpa kolor anjreeeeet!

Kaki gue udah susah melangkah, lemes banget. Semoga nggak terjadi sesuatu, please...

Mata gue menangkap tas yang gue pake semalam. Kaki gue melangkah gontai ke meja, mengambil benda pipih yang untungnya masih ada di dalamnya.

Gue liat log panggilan terakhir gue. Hanya ada nama Alby yang gue hubungi semalem. Badan gue jatuh ke lantai bersama dengan ponsel gue yang tergeletak di bawah meja.

Tok tok tok

Pasokan oksigen di kamar bernuansa abu-abu navy ini berasa menipis. Gue makin nggak bisa bernafas dengan baik saat pintu kamar diketuk disertai suara yang manggil nama gue di balik sana.

"Jena? udah bangun?"

"..."

"Aku buka ya?" Itu suara Kama.

"BENTAR!!!" Gue berjalan ke lemari baju Bagas buat ngambil celana pendek secara asal.

Gue buka pintu kamar perlahan dan mengedarkan pandangan ke arah belakang Kama.

"Cari apa?" tanya Kama. Dia mengamati gue dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Ba-bagas pulang ya?"

Kama mengerutkan alis dan menyipitkan mata setelah denger pertanyaan gue.

"Tadi udah balik ke lokasi syuting lagi, belum selesai katanya"

Gue masih loading.

Jadi beneran Bagas yang bawa gue pulang? ANJING!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! AWAS AJA LO BAGAS KALO SAMPE PEGANG-PEGANG GUE SEMALEM!

Gue udah menampung banyak umpatan yang akan gue tumpahkan saat Bagas pulang nanti.

"mabok-mabokan sekali lagi, mas laporin ke Om Haris" kata Kama datar lalu ngasih nampan dengan segelas minuman penghilang pengar di atasnya.

Setelah gue mendengar pintu kamar Kama tertutup, gue masuk lagi ke kamar Bagas buat naruh nampan di atas meja.

"mabok-mabokan sekali lagi...."

"mabok-mabokan sekali.."

"mas laporin...

"mas laporin ke Om Haris"

House MatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang