Setelah menonton pertandingan kelas 10-1, Saddam, Reino, Leo, dan Arsen menuju ke stand pameran kelas yang ada di sisi timur lapangan sepak bola untuk menemui Bilal yang sedang bertugas menjaga stand kelasnya. Bilal memberikan plastik berisi sepuluh tahu bakso, dia sengaja bungkus lebih dulu khusus untuk teman-temannya sebelum dagangannya habis terjual.
"Si Babi kemane?" tanya Bilal.
"Babi siapa?" Arsen dan Leo langsung duduk di kursi plastik warna biru. Reino mendudukan setengah bokongnya di meja yang udah kosong dengan kaki kirinya yang sedikit ditekuk, sedangkan Saddam berdiri menumpukan tangannya di kursi yang di duduki Arsen.
"Si Babi, Bagas Alby" jawaban Bilal membuat mereka tergelak sampai hampir semua siswa menoleh ke arah stand 10-5.
"ANJRIIIIITTTT BISA BANGET LO BIL HAHAHAHAHHA" Reino nepuk-nepuk meja yang ia duduki sambil menyeka air di sudut matanya.
"Bangsat lah Bil" kata Saddam yang juga masih ketawa.
Arsen mendongak ke arah Saddam lalu nampol lengannya, "Elu yang bangsat bang!"
"Apa?"
"BangSad dam"
Mereka diem sebentar, lalu tawanya pecah lagi setelah konek maksud omongan Arsen. Orangnya langsung bangkit dari duduknya menghindar dari bogeman Saddam.
"Dasar bocil! Sini lo!"
Cekrek. Momen keributan itu diabadikan Jena lewat kamera Bagas yang dibawanya seharian ini.
Jena lalu mendekat ke stand 10-5 membawakan jaket Leo yang ketinggalan di kelas.
"Lo berdua udah pindah kelas? makin akrab aja sama mereka" ujar Jena ke Arsen dan Leo yang memang lebih sering gabung bareng gerombolan Reino cs. Mengalir gitu aja, berasa ada ikatan yang menghubungkan mereka berdua sama geng berandal 10-5.
"Hai Jena jutek, Bagas mana?" tanya Reino dengan nada gombalan mautnya.
Jena menceritakan kondisi Bagas yang kurang fit hari ini sehingga dia harus pulang lebih dulu. Tentu saja teman-temannya keheranan, anak yang suka mbanyol dan nggak bisa diem tiap harinya bisa sakit juga. Ini adalah absen pertama Bagas selama hampir satu semester.
"Oi Jen, lo pulang bareng kak Nando?" Reina datang berdiri di samping Jena. Saddam langsung nyodorin tahu bakso yang masih ada di plastik hitam yang kini dipegangnya. Langsung dah di cie-cie in massal sama temen-temennya.
"Gue dijemput Kama, nih bentar lagi nyampe"
"Nitip ini buat Bagas ya Jen, sama sule sekalian nih ambil aje" ujar Bilal.
Jena melongok ke termos es berisi susu kedelai yang disodorin Bilal, "Tinggal stroberi semua nih Bil?"
"Iya tadi si Rama cuma bawa melon sama stroberi, yang melon ude abis"
KAMU SEDANG MEMBACA
House Mates
FanfictionReuni tahun 2036 membawa Jena memutar kembali memori-memori masa mudanya. Membawamu menebak kepada siapakah yang pada akhirnya Jena percaya untuk mengobati luka masa lalunya dan berjanji untuk 'seumur hidup'?