[DOUBLE UPDATE BUAT MENEMANI HARI MINGGU KALIAN]
Jakarta, 16 Juni 2024
"ikutin gue, tarik nafas.....tarik, tarik pelan-pelan...tarik terus..."
"heh! bercanda mulu lu" Bilal mendorong bahu Reino pelan. Lalu ia mengambil alih posisi berdiri di depan Bagas dan membantunya merapikan setelan hitam sekaligus dasinya.
Saat menepuk pelan jas Bagas, Bilal tidak sengaja bisa merasakan debaran jantung yang begitu memburu di dalamnya.
"BUSET, LU OKE KAN BI?"
Bagas sedari tadi terus saja gelisah, ia beberapa kali menghembuskan nafas berat melalui mulutnya. Ia juga mengibaskan tangannya berulang kali dan mengusapnya di sisi kanan kiri jasnya karena telapak tangannya tak henti-hentinya mengeluarkan keringat. Bahkan Bagas sama sekali tidak merespon maupun tertawa meskipun Reino terus melontarkan candaan di ruangan itu.
"kalo gue pingsan gimana Bil?"
"gue gendong, tenang aja" ujar Reino.
"tenangin diri dulu dah Bi, masih ada sejam kurang dikit"
"kemana perginya Bagas Alby si over PD itu? kepercayaan diri lo udah terkuras di masa muda kah?"
"diem lu Ren, makanya buruan lu nikah biar ngrasain."
"dulu lu juga gini Bil? gemeteran juga?" Bagas masih lompat-lompat kecil untuk mengatasi rasa gugupnya.
"iye, tapi emang kaga over kaya lu"
Sementara di ruangan yang berbeda, keluarga dan tamu undangan sudah mulai berdatangan.
Jena yang sudah ada di ruangan pengantin wanita sedari tadi pun keluar dari sana untuk memastikan kondisi diluar.
"Kak Jena"
Jena menghentikan langkahnya saat Nira, kekasih baru Reino memanggilnya.
"gimana Ra?"
"Kak Jena mau kemana? lagi sibuk ga?"
"Engga kok, udah beres semua tinggal nunggu aja. Reino kemana?"
"Masih betah di ruangan Kak Bagas. Boleh minta tolong pegangin ini ga kak? aku mau ke toilet sebentar"
Jena pun mengambil kamera dari tangan Nira, "sure, sana Ra, jangan ditahan"
"makasih ya kak? aku bentar kok"
Sepeninggal Nira, Jena melihat foto-foto yang diambil Nira. Ada foto-foto tempat pernikahan saat masih kosong. Jena tertawa kecil saat melihat foto Bagas bersama Bilal dan Reino dengan pose konyolnya.
"Nira jago juga motretnya" gumam Jena.
Gerakan ibu jari Jena terhenti saat matanya menangkap sepatu kulit hitam di dekatnya.
"ketemu"
Jena terkejut mendapati laki-laki dengan jas beludru merah berdiri di hadapannya. Laki-laki yang sudah tidak ia temui selama dua tahun itu tampak segar dan lebih tampan dengan gaya rambut baru. Jena bisa saja terjatuh karena kehilangan keseimbangan kalau saja Brian tidak gerak cepat meraih pinggangnya.
Ingatkan Jena sekarang juga untuk mengambil nafas karena ia tampak menahannya saat berada di jarak sangat dekat dengan Brian.
"Hati-hati" ucap Brian lirih dengan nada rendahnya.
Jena pun dengan segera melepaskan diri dari Brian, ia mencoba menegakkan tubuhnya setelah mematikan kamera Nira.
"sorry"
Brian mengangguk dan tersenyum ke arah Jena.
"aku nyariin kamu dari kemarin. kamu bukan sengaja menghindari aku kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
House Mates
FanficReuni tahun 2036 membawa Jena memutar kembali memori-memori masa mudanya. Membawamu menebak kepada siapakah yang pada akhirnya Jena percaya untuk mengobati luka masa lalunya dan berjanji untuk 'seumur hidup'?