....

90 20 1
                                    

"Nanti lagi kalo mau jalan di taman bilang gue. Telpon gue aja biar ngg kejdian kek gitu lagi ." Bumi berkata seraya menyerahkan hp nya pada atlas . Iya bertujuan memberikan notlp nya itu.

Atlas hanya mengangguk karna ya mau bagiamana lagi.

.

.

.

Seperti Dejavu . Atlas kembali menaiki motor itu , kembali pulang ke rumah nya bersama Bumi. Kembali merasa aman. Yang notabene nya mereka tidak memiliki hubungan spesial , teman?

Teman pun mungkin hanya baru sebatas tau satu sama lain atas nama saja. Tapi atlas merasa aman jika bersama dengan bumi .

"Mampir dulu buat minum teh ya nanti ka." Itu atlas yang mencoba membuka obrolan nya di atas motor besar milik bumi. Karna sedari tadi tidak ada yang memulai obrolan sama sekali.

"Gausa lah. Ngerepotin lu nanti yang ada." Bumi Masi agak sedikit sungkan dengan atlas karna jika di ingat lagi di rumah atlas sedang tidak ada siapa siapa, agak sedikit Canggung maybe.

"Loh ka. Ini buat ucapan terimakasih ata buat ka bumi karna Uda tolongin Ata ." Atlas mulai bernegosiasi.

"Yauda iya . Kao ngga ngerepotin lu ta". Bumi mengalah

.
.

Tidak lama mereka mulai memasuki kawasan rumah Atlas. Sudah terlihat rumah bercat abu abu itu.

Sesaat mereka sampai Bumi membiarkan atlas turun dengan nyaman lebih dulu.

"Ayo ka mampir dulu. Biar ata buatin teh atau kopi". Atlas berbicara sembari membuka gerbang rumah nya.

Bumi yang mendengar hal itu terus ikut serta turun dari atas kuda besi nya. Karna menolak pun percuma karna negosiasi itu sudah ia lakukan sedari tadi di jalan . Dan yahhh bumi kalah akan argumen atlas.

Bumi memarkirkan motor nya di depan rumah Atlas , dan berjalan memasuki rumah atlas karna sang pemilik rumah sudah menunggu.

.

.

.
Bumi memasuki rumah atlas, dan melihat pria kecil itu sedang berdiri di dapur . Punggung kecil nya terlihat membelakangi nya . "Ka Bumi duduk dulu aja di ruang tamu . Oh iya ka bumi mau teh atau kopi biar ata buat skalian." Atlas

"Teh boleh ." Bumi menjawab singkat pertanyaan Atlas dan berjalan ke ruang tamu.
Menunggu kopi yang sedang di buat kan , sesekali menoleh kebelakang melirik punggung kecil itu sedang membuatkan minum untuk dirinya.

Entah lah tetiba saja ada senyum tipis yang muncul di wajah Bumi. Pipi nya sedikit terangkat , entah apa yang ada dalam pikirannya . Cuma bumi yang tau

.

..

.

Atlas berjalan menghampiri . "Ini ka diminum dulu teh nya." Atlas . Bumi mengangguk dan mulai mengangkat gelas yang berisi air berasa itu .

"Thanks ya ta." Bumi.

"Ka bumi sekali lagi ata mau bilang makasih ya. Ka bumi Uda nolongin ata lagi, Uda anterin ata pulang lagi juga." Itu atlas berujar dengan jujur.
"Iya ta lu Uda berapa kali bilang makasih sama gue. Di inget aja omongan gue tadi ."bumi

Atlas mengangguk mengerti.
Setelah beberapa perbincangan ringan , bumi pamit karna memang dia rasa sudah larut dan atlas juga mengkonfirmasi jika Kaka nya akan segera pulang.

Bukan , bumi bukan tidak sopan tidak bertemu dengan Kaka nya atlas . Tapi ya memang sudah larut dan atlas berujar tidak papa mungkin bisa lain kali.

.

..

...

Bumi pergi meninggalkan rumah atlas setelah berpamitan dan bertukar no tlpon.
Iya mereka bertukar no tlpon karna memang bumi yang menawarkan , mengingat kejadian tadi  yang menimpa Atlas di taman.

Bumi kembali mengendarai motor nya. Kembali menuju kediaman nya. Kembali pada rutinitas nya seperti biasa.

-
Sesampai nya bumi di apart dia dia masuk ke kamar. Saat hendak tidur tetiba ponsel nya berbunyi menunjukan sebuah pesan.

Pesan text!

Atlas: hi ka bumi.
       Sudah sampai kah?

Aga sedikit terkejut, bumi bukan seseorang yang terbiasa di tanyai seperti ini.

Bumi: hi ,ta
        Udah. Baru selsai bersih bersih.

Atlas : selamat istirahat ka bumi. Selamat malemm

Bumi : thanks ta. Malem

Setalah percakapan singkat memalui pesan text tersebut. Bumi merasa ini bukan diri nya , tapi ia merasa hangat jauh dalamlubuk  hati nya.

Sepertinya baik Bumi atau Atlas mereka tidur nyenyak malam ini.


.

.

..

Aloo guyss
Candy is hereee^^
Jangan lupa vocom nya
Happy read❣️

©Racandy_

Atlas. BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang