Kuda besi itu melaju tidak cepat tidak pelan. Tapi di tengah perjalanan itu bumi sontak menarik rem nya secara tiba tiba yang membuat tangan pemuda kecil itu melingkar di pinggang nya. "Sorry ta, kucing lewat" jelas bumi . Atlas yang mendengar itu hanya mengangguk tanpa menarik tangannya kembali.
Kembali melaju melintasi jalanan kota yang mulai terlihat cantik karna lampu kota yang menghiasi. Tidak ada percakapan di atas kuda besi tersebut. Hanya pelukan hangat yang terjadi tanpa sengaja.
Sapuan angin yang sesekali membelai pipi gembul pria mungil itu membuat nya sedikit memerah.
Hal itu jelas di sadari oleh pria di depannya ini. Dia menatap bagai mana perubahan pipi dan hidung pemuda mungil di belakang nya itu berubah warna dari seputih susu hingga perlahan mengeluarkan semburat warna.Tidak lama sampai lah mereka di rumah milik pemuda kecil itu.
"Ayo ka mampir dulu. Ata mau bikin minum. " tutur pemuda kecil tersebut pada lelaki yang mengantarnya. Kali ini tanpa bantahan atau sanggahan. Hanya menggangguk.
Anggukan kecil yang bumi berikan . Dia sungguh mserasa dejavu kali ini. Mungkin yang berbeda hanya tida ada Yanuar yang menunggu mereka di depan pintu.
.
.
.
Di sebuah sofa di dalam ruang tamu mereka hanya meminum minuman masing masing tanpa adanya perbincangan satu sama lain. Mungkin canggung?Tapi mereka sedang melepas rindu meski hanya saling menatap mata satu sama lain.
"Kenapa ga bawa jaket tadi kalo mau mampir ke taman dulu ta? " bumi.
"Itu impulsif aja Ata kepikiran pengen ke taman ka" Atlas.Mendengar penuturan pria kecil itu bumi mengangguk menyetujui ucapan pria kecil di hadapannya.
"Ta gue balik dulu ya" ucap bumi .
"Ka bumi ada janji lagi kah? " Entah kenapa bukannya mempersilahkan bumi untuk berpamitan pergi, Atlas justru mempertanyakan hal lain terhadap nya."Ga ada ta. Cuma ga enak aja disini kelamaan. Bang Yanuar juga gada ta. " tutur nya pada pria kecil itu.
Ata yang merasa setuju akan jawaban dari bumi hanya mengangguk menyetujui.Sedikit merasa kecewa karna pertemuan nya dengan pria yang sudah lama menghilang ini akan berakhir begitu saja.
Jelas hal itu mendapat attensi dari bumi. Melihat Ata yang menunduk lesu.
"Kenapa.hm? " seraya mengelus pucuk kepala pemuda di depannya.Atlas yang mendengar hal tersebut perlahan mulai mengangkat kepala nya. Menatap lemah pada dua obsidian mata di depan nya yang juga menatap nya lembut.
"Atha kangen ka bumi. Tapi ka bumi nya uda mau pulang ya? " tutur nya.
Sedang bumi yang mendengar hal itu hanya bisa tersenyum. Senyum tipis yang mungkin tidak dapat mengangkat kedua pipinya jauh ke atas, tapi yang jelas Atlas tau jika pria di depannya tengah tersenyum."Bang Yanuar masi lama pulang? Mau keliling bentar ga ta pake motor nyari makanan? " pertanyaan si kecil yang ia jawab dengan pertanyaan lain yang ia lontar kan.
Mengambil benda pipih membuka roomchat milik nya dengan sangkaka. Melihat berapa waktu yang ia punya sebelum abang nya pulang ke rumah.
Setelah nya "abang masih 3 jam lagi ka baru pulang. Kerjaannya masih banyak" jawab pria kecil ini.
"Yaudah kalo gitu ambil jaket nya. Gue tunggu di luar ".
Senang. Perasaan itu yang mereka rasakan saat ini.
.
Berkeliling menggunakan sepeda motor nya, bumi mengajak Atlas berkeliling kota ini. Sesekali bertukar pandang lewat spion kecil.
Disini. Kembali mereka ke titik awal mereka, di taman kota . Di kursi taman. Di depan sungai.
" istirahat bentar ya ta. Kelamaan di motor gue pegel ga? " bumi.
"Pegel.motor nya ka bumi ketinggian tau. ".
Mendengar jawaban Atlas , Bumi hanya terkekeh pelan.Alooo alooo
Candy is here^^Kalian kalian kangen aku ngga?
kalo anak anakku kangen ga?Camat membacaaa^^
Happy read.
Jangan lupa vocom❣️©Racandy_
KAMU SEDANG MEMBACA
Atlas. Bumi
Romanceatlas yang memberitahu semua. dan bumi yang menjadi panutan untuk atlas itu sendiri. bumi luas tapi membingungkan hanya atlas yang mengerti. Dia dingin yang Hangat. Dia acuh Yang peduli. 'Atlas . as jm. #3LocalName (291123) #2YoonTop (091223) #3Lo...