.
...
.
Dia bumi mendengar itupun hanya mengangkat kedua bahunya. "Gamau ta. Gaenak . Nnti bntar lagi gue minum dh obat nya".
Memang sulit di memgerti makhluk bernama bumi ini.
Dan atlas mulai kesal. Ntah dari mana muncul banyak sekali keberanian itu. Sejak tadi pagi dia berani sekali barang untuk mengomeli bumi.
Dan yeah sekarang pun sama mendengar bahwa pria yang lebih tua tidak akan makan tapi akan langsung meminum obat nya jelas membuat atlas kesal."Kaka tau ngga. Makanya ini obat sama suster di kasih barengan sama nasi. Karna kaka harus makan dulu. Skarang kaka ngga mau makan malah mau minum obat. Kaka mikirin resep dari dokter nya ngga sih ka? Kalo makin sakit gimana ? Kaka tau ngga si apa apa itu uda ada porsi nya" Atlas.
Panjang lebar dia berbicara . Hanya untuk mengingatkan bahwa semua sudah ada takaran dan porsi nya.
.
..
Mendekat dan mengambil sebuah mangkuk yang berisi makanan sehat . Atlas berinisiatif untuk menyuapi bumi karna dari pada bumi tidak akan memakan makanan nya . Lebih baik dia suapi bukan.
.
Sementara yang lebih tua hanya tersenyum. Tidak ada yang berani mengomeli nya sepanjang ini. Bahkan ibu nya skalipun. Karna mereka tau jika seorang Bumi Pradyumna ini jika berkata A maka A yang akan dia lakukan. Dan Jika dia berkata B makan B pula yang akan dia lakukan.
Pria keras kepala yang selalu memiliki pertimbangan dan sangat acuh akan kekhawatiran sekitar. Tapi karna mereka tau dia seperti itu maka yasudah.
Lain hal dengan Atlas . Atlas dia tidak tau akan itu dan dia juga tidak mau tau karna dia juga sama keras kepala nya dengan bumi. Dia khawatir saat ini maka dengan keberanian yang ntah muncul darimana dia mengomeli Pria yang lebih tua itu.
.
..
.
Senang. Bumi senang . Hati nya menghangat. Dia tidak tersinggung sedikitpun dengan setiap kata yang keluar dari mulut yang lebih kecil itu.
Dia bahkan skarang tengah makan makanan sembari di suapi oleh seseorang yang sedang mengomeli nya."Udah ta. Mual gue gaenak itu. Yang penting uda masuk kan nasi" Bumi.
"Ka 2 suap lagi aja deh. Abis tu ata ngga akan maksa kaka makan ini lagi. Ya . Ya kaa yaa" Atlas.Mendengar penuturan itu jelas mau tidak mau bumi menuruti nya. Dan atlas yang mendapat respon seperti itupun tersenyum senang.
.
..
.
Setelah acara suap menyuapi makanan kini bumi telah selsai juga meminum dosis obat milik nya.
"Ka . Kaka pulang nanti gimana? Kaka belum di periksa juga sama dokter nya. Badan kaka ada yang sakit ngga?" Atlas. Bumi yang mendengar penuturan itu pun
"Iya bentar lagi tolong panggilin dokter ya ta. Gue mau chek abis tu gue balik." Bumi.
Mendengar jawaban yang menurut nya memuaskan ata tersenyum. Dia senang karna Bumi sudah mau di chek kondisi tubuh nya paska kecelakaan itu. Dia juga bergegas pergi ke luar untuk memanggil dokter agar lekas memeriksa kondisi bumi.
Sesaat dia berjalan di luar lorong dia bertemu dengan Harsa dan Nendra. Sahabat bumi sekaligus atasan atlas dimana ia bekerja.
.
"Ata!" Harsa. Seru yang lebih tua kepada atlas yang sedang berjalan di lorong rumasakit karna aka. Memanggil dokter untuk memeriksa keadaan bumi.
Atlas menghampiri kedua pria itu. "Mau kemana ta?" Kali ini nendra yang bertanya. "Ata mau panggil dokter ka. Tadi ka bumi uda makan sama minum obat jadi ata mau panggil dokter. Soal nya ka bumi pengen pulang katanya." Jelas atlas pada kedua pria ini..
Sedang nendra dan harsa laing menukar pandang atas penuturan atlas barusan. Apa katanya Makan dan Minum obat jika itu obat okay masi bisa di maklumi. Tapi makan makanan rumasakit yang jelas mereka tau itu tidak memiliki citarasa yang enak. Mereka bukan pemilih terhadap makanan tapi ayolah semua orang tau makanan rumasakit memang tidak enak. Dan bumi. Seorang Bumi pradyumna memakan makanan itu.
"Ka.ka harsa?" Karna terlalu larit dalam pikiran masing maaing mereka ber2 sampai lupa akan atlas yang menatap mereka ber2 dengan wajah bingung nya itu.
"Eh iya ta. Lu mau panggil dokter ya . Yauda gue sama nendra ke kamar si bumi duluan dah ya". Jelas harsa yang di balas anggukan oleh atlas.
.
..
..
.
Sesampai nya di depan pintu kamar milik bumi mereka berdua tanpa mengetuk pintu . Lekas masuk kedalam ruangan itu. Melihat teman nya terbaring di bangkar rumasakit dengan memainkan ponsel nya jelas mereka tau jika teman ya itu masi baik baik saja.
Bukan tidak ada empati tapi ini memang sudah seperti tau satu sama lain.
Dan bumi yang melihat kedua teman nya datang pun hanya melirik sekilas .
"Padahal gue uda bawain makanan ya nen. Eh taunya pasien lebih suka makanan rumasakit" Harsa. Siapa lagi yang paling julid diantara mereka selain dia.
"Iya ya sejak kapan makanan rumah sakit bisa masuk ketenggorokan kita. Better nasi warteg ye ngga sa" nendra. Entah kenapa bukannya khawatir mereka berdua malah saling sindir saat memasuki ruang inap itu.
Jika kalian tanya bagai mana reaksi bumi saat ini. Iya wajh nya masi tetap datar seperti biasa. Tapi , mungkin telinga merah nya adalah alasan teman teman nya semakin meledek dan tertawa keras.
..
..
Aloo guyss candy is heree^^
Jangan lupa vocom!
HappyRead❣️©Racandy_

KAMU SEDANG MEMBACA
Atlas. Bumi
Romantizmatlas yang memberitahu semua. dan bumi yang menjadi panutan untuk atlas itu sendiri. bumi luas tapi membingungkan hanya atlas yang mengerti. Dia dingin yang Hangat. Dia acuh Yang peduli. 'Atlas . as jm. #3LocalName (291123) #2YoonTop (091223) #3Lo...