difrent life

556 10 0
                                    

Berbeda dengan owen yang sudah seperti mayat hidup, hari-hari elodi di paris membuatnya bisa tersenyum lagi, setelah kehilangan orang-orang kesayanganya ia berusaha bangkit.

Elodi membantu ayah redda di restoran, ia juga khursus bahasa perancis untuk lebih memudahkanya bila suatu saat harus pergi dari rumah redda.

Pagi hari elodi akan membersihkan restoran, dan membuka resto dengan menu sarapan, tutup di siang hari dan kembali buka sore untuk menu-menu dinner dan wine.

Ayah redda benar-benar seorang chef handal, tapi ia menolak bekerja sama dengan orang-orang yang hanya ingin brand miliknya, ia lebih baik mempertahan kualitas masakanya di banding menjualnya dan di ganti dengan yang serba instan.

Ayah redda menngerjakan semua sendiri bahkan oven tungku tradisional miliknya ia yang buat sendiri.
Membuat elodi seperti melihat ayahnya, yaa ayahnya akan berusaha membuat sendiri apapun yang ia yakin bisa membuatnya.

"hei Mr.pierre .. Kenapa kau tak pernah bilang jika memiliki anak perempuan". Teriak salah satu langganan yang biasa membeli pizza untuk kantornya.

"aku tidak akan menyerahkan putri berharga ku untuk lelaki hidung belanh seperti mu". Mr.pierre berkata, sambil menguleni adonan pizza, ia sangat ramah pada para pembelinya, sehingga membuat suasana seperti di rumah.

"yaa mungkin aku akan berubah kalau berjodoh dengan putri mu". Lelaki itu melirik elodi yang sedang merapikan bunga di sisi jendela.

"dia sudah memiliki jodoh yang lebih hebat dari pada kau". Mr.pierre tampaknya masih ingin bergurau dengan pelangganya.

"yasudah kalau kau tak mengijinkan ku.. Tapi buatkan aku pizza lezat seperti biasanya". Pelanggan itu tertawa.

"pizza ku tak pernah tak lezzat rodrigo".

Elodi yang mendengar percakapan itu hanya menggeleng dan tersenyum, ia tau kenapa redda memiliki sifat yang mudah bergaul, ayahnya pun sama.

Melihat jalanan kota paris yang basah sehabis di guyur hujan malam hari tadi, membuat hati elodi kembali sendu, jika ayah ibunya ada apa mungkin ia akan berada disini, tempat mimpinya saat muda ingin bernyanyi.

Elodi merapikan tangkai bunga yang udah layu dan beberapa sisanya ia masukan ke dalam kantong sampah, salah satu durinya menusuk ujung jari elodi, ia ingat bunga mawar yang ternyata selalu owen simpan di meja dapurnya.

Menggelengkan kepala mencoba mengusir pikiranya tentang owen, elodi mencoba melupakan tapi hasilnya ia seakan semakin mengingat lelaki itu.

Menghela nafas pelan.

Kenapa di sekolah kita tidak di ajarkan melupakan, malah di ajarkan terus menghafal dan menghafal.

---------------

Owen pergi ke kantor dengan kantung mata menghitam dan rambut berantakan, bahkan sebutanya berubah dari best leader ever menjadi bos pembantai.

Semua orang yang kena dengan omelanya berakir menangis bahkan down.

Owen yang sekarang sangat berbeda dengan yang dulu, owen yang sekarang seakan melepas semua topengnya, ia menjadi sombong dan arogan, tak segan merendahkan orang lain, dan berbuat tidak sopan di hadapan siapapun itu.

Bahkan redda yang selalu jadi bulan-bulanan owen sudah sangat lelah, tapi redda mencoba mengerti owen baru patah hati dan mungkin ini caranya untuk menutupi rasa sakit itu.

Redda masih belum memberi tau owen yang sebenarnya terjadi, ayahnya disana berkata elodi masih membutuhkan waktu untuk bertemu owen, apa lagi dengan owen yang sekarang, pasti akan tambah membuat elodi ingin kabur.

OBSESSED BY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang