singapore memories

388 11 0
                                    

Sudah satu minggu dari kejadian teror yang menimpa elodi, ia saat ini sedang dalam perjalanan menuju bandara international charles de gaulle bersama jarred di sampingnya.

Elodi akan terbang ke singapore setelah jadwal kerjanya dengan aiden selesai dan mengajukan cuti untuk bertemu dengan keluarga owen.

Mereka berencana akan berkumpul di sana karna kesehatan papa owen yang semakin memburuk, elodi berangkat sendiri dan akan di jemput oleh owen di changi singapore.

Menempuh perjalanan panjang membuat elodi kembali mengalami jetlag, ia bahkan mual dan merasakan pusing yang amat sangat.

Lima belas jam kemudian ia sampai di bandara changi dan melihat owen di antara para penunggu penumpang lain.

Elodi berlari, berhambur dalam pelukan owen dan menenggelamkan wajahnya di tengah dada pria yang sangat ia cintai itu.

"i miss you so bad". Suara elodi teredam dada owen, semakin mengeratkan pelukanya.

"me to sayang ..". Owen mencium puncak kepala elodi sayang.

Jangan tanya kenapa elodi bersikap layaknya anak ABG, karna jawabanya ia pun tidak tau, yang jelas saat ini ia sangat ingin berada di dalam pelukan owen dan tak ingin melepasnya.

"let's go home". Owen merangkul elodi merapatkan tubuh mereka berdua agar tak ada jarak yang tersisa.

Selama di perjalanan elodi tak pernah melepas genggaman tangan owen, ia selalu mengeratkanya lagi jika peganga itu mengendur.

"hei .. Whats wrong? ". Owen menatap elodi bergantian dengan jalan yang ada di depanya.

"gak apa-apa, cuma kangen aja". Elodi menaruh kepalanya di pundak owen, semakin menempel padanya.

"aku tinggal di apartemen dekat rumah sakit, gak masalah kan ?". Owen mengelus lembut lutut elodi, dengan tangan satunya masih sibuk dengan kemudi mobilnya.

"dimana aja asal sama kamu". Elodi menjawab pelan.

"that's word make me feel butterflies ". Owen tersenyum manis.

Sampai di tempat tinggal owen sementara ia di singapore, elodi mengdarkan pandanganya apartemen owen terlihat luas dengan konsep one room dengan celling tinggi dan ada mezzanine flor untuk kamar tidurnya.

"feel nice to be here". Elodi memeluk owen dari belakang, owen sedang membuatkan elodi teh hangat supaya mualnya berkurang.

Owen mengelus tangan elodi yang melingkar di pinggangnya,

"besok pagi kita ke rumah sakit, ketemu mama dan papa". Owen berbalik menangkup pipi elodi dengan kedua tangan besarnya"mereka pasti seneng banget ketemu kamu". Owen tersenyum, mengelus pipi lembut elodi sayang.

"hem, aku juga seneng mau ketemu mereka". Elodi memengang tangan owen yang ada di sisi wajahnya.

"beneran kamu gak apa-apa el? .. Kenapa kaya gak tenang gitu? ". Owen meneliti mata elodi, mencoba mencari apa yang elodi sembunyikan.

"gak ada apa-apa, cuma kangen kamu banget, banget, banget". Elodi tersenyum dengan sangat menggemaskan, membuat owen tak sabar mendaratkan ciuman di bibir pink elodi.

"your smell is my medicine ". Owen menghirup rakus aroma elodi, menyerukan hidungnya di celah leher elodi.

Elodi mengelus rambut belakang owen sayang, meresapi semua perlakuan owen padanya,

Teror yang ia terima selalu membuatnya over thinking apa masih bisa elodi menikmati semua suasana ini?

"oke, kamu mandi dulu sana, biar aku siapin makan malam buat kamu". Owen memegang lengan atas elodi mengusapnya pelan "nanti aku pijitin biar kamu relax". Owen berbisik tepat di telinga elodi.

OBSESSED BY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang