still loving you

631 13 0
                                    

Aiden selesai membereskan barang-barangnya, kembali duduk dan menunggu elodi datang, tapi yang di tunggu tidak juga nampak.

Owen sudah meninggalkan ruangan dari tadi saat ia selesai memberikan nomer ponselnya, mencoba menghubungi elodi tapi ia mendengar nada dering di kursi belakang yang tadi sempat elodi duduki.

Elodi lupa membawa ponselnya karna ia tergesa keluar dari ruangan itu, menyimpan tas dan barang elodi di atas sofa, aiden melangkah keluar, ia mencoba mencari elodi di sekitar tempat acara.

Aiden mencari elodi di tiap toilet tapi tidak menemukanya, ia masuk ke ballroom dan malah bertemu dengan ayahnya, rektor universitas paris I yang terhormat.

"kenapa kau ada disini ?". Ayah aiden menatap tak suka putranya yang terkenal kenakalanya dulu itu ada di sekitar ruang lingkupnya.

"aku ada pekerjaan disini, dan kau tenang saja sir, aku tidak akan mendekat pada mu". Aiden berkata tajam, selama ini ia terus menyangkal bahwa ia darah daging manusia paling otoriter yang ia kenal.

Aiden selama ini menerima siksaan fisik dan verbal dari ayahnya karna ia tak sesuai apa yang ayahnya inginkan, sampai akhirnya aiden di buang.

Ayahnya lebih baik tidak memiliki pewaris di banding harus menurunkan kekayaanya pada lelaki lembek yang tak mampu menghadapi rivalnya.

"baiklah, silahkan pergi". Ayah aiden malah mengusirnya secara gamblang.

Aiden tidak membalas perkataan ayahnya, ia hanya memutar mata malas dan pergi dari sana, ia sudah muak berdebat dengan ayahnya yang menurutnya tidak masuk akal, aiden juga bingung kenapa universitas mau menunjuknya menjadi rektor padahal ia tidak bisa mendidik anaknya sendiri.

Aiden melangkah lebar dengan dada bergemuruh, setiap bertemu ayahnya aiden selalu seperti terserang panik, ia akan marah dan sulit mengontrol emosinya.

Padahal saat ibunya masih hidup, mereka hidup dengan hangat, memang ayah aiden sedikit keras tapi selalu ada ibunya yang memberikan perhatian hangat padanya, jadi aiden seakan tak masalah ayahnya akan marah sekalipun padanya, karna aiden memiliki ibunya untuk melindunginya.

Elodi keluar dari toilet yang tadi ia baca berlabel under maintenance tapi kenapa elodi memakai toilet rusak, tidak ingin menambah pikiranya aiden menghampiri elodi.

"kamu dari mana saja elodi, lama sekali". Aiden yang masih di selimuti emosi sisa pertemuan dengan ayahnya menjadi meninggikan suaranya pada elodi.

"sorry .. Tadi toiletnya rusak". Elodi berkata pelan sambil memegang lehernya yang terdapat kissmark owen.

"di depan sana sudah ada tulisanya kenapa tetap masuk". Aiden mendengus kesal. Aiden sadar tak pantas ia melampiaskan emosinya pada elodi.

Aiden menarik nafas panjang mencoba tenang dan menghembuskanya.

"maaf .. Aku hanya takut kau tersesat, ayo kita pergi dari sini". Aiden menurunkan volume suaranya.

"hem .. Aku ambil barang-barangku dulu". Elodi melangkah kearah ruangan tempat interview.

Saat keluar ia memakai jaketnya untuk menutupi beberapa tanda di tubuhnya, melihat owen sendang berbicara pada aiden, ia berdiri di belakang aiden dan memohon pada owen untuk tidak mengatakan apapun

"jangan bilang aiden ... Pleasee". Elodi menangkupkan tanganya di depan dada, ia tidak mau kehidupan pribadinya tersebar disini.

Owen mengerti yang elodi bicarakan, tapi ia tidak peduli.

"kau akan langsung kembali ke kantor ?". Owen bertanya pada aiden.

"ya.. Kami harus segera pergi agar tidak sampai terlalu malam". Aiden melihat jam tangan di pergelangan tanganya waktu menujukan pukul tujuh malam.

OBSESSED BY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang