suspicion

667 13 0
                                    

Elodi terbangun saat hari hampir siang, mengerjapkan matanya pelan, mencoba mengumpulkan kesadaranya.

Melihat sekeliling hanya ia sendirian di kamar owen, entah kemana pria itu pergi, elodi bangkit duduk di tepi kasur, ia sadar tidak memakai sehelai benang pun di tubuhnya.

Meminum air yang ada di nakas samping tempat tidur, elodi sangat haus, semalam ia kebanyakan berteriak dalam artian yang .. Seperti itu ..

Hingga membuatnya haus dan lapar, bagkit dari kasur berjalan ke kamar mandi elodi membersihkan dirinya dari sisa aroma sex keduanya.

Elodi membasahi tubuhnya dengan air dingin, ia memejamkan mata di bawah shower. Kenapa hubunganya dengan owen seperti berjalan di tempat, ia merasa semua masih terasa sama tapi di sisi lain elodi seperti tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Frustasi !

Selesai dengan urusanya, kembali ke kamar dan mengambil baju di dalam walk in closet, memang tidak ada bajunya disana tapi owen membebaskan elodi memakai apa yang ia suka dari lemarinya.

Elodi mengambil kaos over size dan boxer brief, ia keluar kamar dengan rambut masih basah dan berantakan.

Mencari keberadaan owen tapi tidak menemukanya, elodi lantas menelefon owen, tapi tidak terdengar jawaban dan tidak ada dering ponsel di dalam unit, menandakan elodi sendiran disini.

Tidak mau ambil pusing, ia ke pantry menyalakan coffe machine, dan mengambil beberapa roti tawar yang ia masukan dalam pemanggang.

Sambil menunggu sarapanya jadi elodi melihat ada sebuah tumpukan nota belanja di sudut kitchen island yang memang terdapat kotak kecil seperti tempat struk belanaja asisten rumah owen.

Elodi melihat nama toko bunga tertera disana, owen memesan bunga mawar ? Untuk siapa ? Elodi tidak pernah mendapatkan bunga langsung dari owen.

Memimbang apa ia harus bertanya pada owen atau tidak, ia memilih memisahkan struk belanja itu dan menyimpanya. Elodi akan tanyakan pada owen nanti.

Bunyi ponsel mengagetkan elodi, ia melihat pop up notifikasi nama owen tertera disana.

Owen : morning el ... Maaf gak bilang kamu sebelumnya, saya pergi ke rumah orang tua saya sebentar, dan akan kembali sebelum makan siang.

Begitu bunyi pesan owen yang elodi terima. Elodi membacanya tanpa membalasnya. Ia letakan kembali ponselnya dan memakan sarapanya, kopi dan roti tawar dengan butter .

Selesai sarapan tidak tau harus berbuat apa ia kembali memperhatikan struk toko bunga yang tadi elodi temukan. Semua ia perhatikan, alamat hingga tanggal pemesanan.

Dan setengah jam kemudian elodi seperti tertampar kenyataan, semua tanggalnya sama dengan ia menerima bunga dari penguntitnya.
Jika owen sedang bersama dengan elodi, ia tidak mendapatkan bunga, tapi jika owen tidak ada di sampingnya maka bunga itu datang lagi.

Selama ini elodi berpikir mungkin penguntitnya takut pada owen, tapi ia tidak pernah berpikir bisa saja penguntitnya owen!.

"gak ... Gak mungkin ! Buat apaan owen pake nguntit gue segala ? .. Dia bisa ada di deket gue kapanpun dia mau .. Jangan bilang owen punya fetish ?? ". Sial !

Otak elodi di paksa untuk menyusun semua puzzel yang ia alami, dari bunga, coklat, pria cctv hingga sekarang ia yakin bahwa kamarnya pernah di masuki pria.

Membayangkan itu membuat elodi mengigil, ia sangat membutuhkan penjelasan owen saat ini juga.
Tapi owen masih belum datang, jam sudah menunjukan pukul sebelas siang, elodi masih bergerak gelisah di sofa, tv yang menyalapun hanya sebatas teman agar elodi tidak terlalu merasa takut.

OBSESSED BY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang