the victim

528 12 0
                                    

Aiden dan elodi berangkat ke salah satu workshop pengrajin perhiasan dengan batu alam, melihat kerlap-kerlip batu yang terkena pantulan cahaya membuat elodi tersenyum.

Ia menyentuh sebuah gelang pasangan, yang dintengahnya di ikat kan batu merah delima cantik, sangat clasic dan unik elodi menyukainya.
Ia berencana akan membeli gelang itu satu pasang, untuknya dan ownen.

Aiden memanggil elodi masuk keruangan pembuatan perhiasan untuk mewawancarai pengrajin yang umurnya sudah lumayan tua,
Wanita cantik yang rambutnya hampir semua memutih.

Mereka bekerja seperti biasa, di barengi dengan aiden yang sesekali membuat lelucon yang membuat suasana menjadi lebih hangat.

Selesai dengan wawancara menyenangkan aiden pergi duluan ke area penjualan di bagian depan, melihat gelang yang tadi elodi sentuh dan membelinya.

Elodi berbincang dengan wanita pengrajin itu, dan baru keluar saat aiden menyelsaikan pembayaranya.

"kemana gelang tadi aku lihat ?". Elodi bergumam pelan.

"kamu mau membeli sesuatu?". Aiden mendekati elodi dan berdiri sangat dekat denganya.

"ah ..aku melihat sepasang gelang tadi, tapi sekarang tidak ada". Elodi berkata sambil mengambil langkah agak menjauh dari aiden.

"maksud mu ini?". Aiden mengeluarkan gelangnya.

"oh !". Elodi kaget "ya itu .. Kau membelinya?". Karna aiden mengeluarkanya dari kotak yang bertuliskan toko itu.

"iya aku membelinya dan ini untuk mu". Aiden tersenyum manis. Memberikan satu yang di design untuk wanita pada elodi.

"ya ?". Elodi menatap aiden bingung

"maukann kau memakainya ?". Aiden masih memberikan gelang itu, tanganya  menggantung menunggu elodi mengambilnya.

"ambilah nak... Kau pantas mendapatkanya". Tiba-tiba suara wanita pengrajin itu terdengar di belakangnya.

Elodi menatap wanita dan gelang yang masih aiden pegang dengan bingung, apa yang harus ia lakukan?

"baiklah .. Terima kasih aiden". Elodi tersenyum terpaksa,

"sini biar aku pakaikan". Aiden menyematkan gelang itu di pergelangan tangan elodi, ia menggenggam tangan elodi erat.

Elodi hanya mengulum bibirnya tak enak dengan wanita tua yang ada di depanya.

Keluar dari toko aiden mengajak elodi makan siang di restoran pasta yang ada dekat toko perhiasan itu, elodi sempat menolak ia akan makan siang di kantor saja, tapi aiden memaksa dan elodi terpaksa menurutinya.

"el kau senang dengan pemberianku? ". Aiden mengunyah pastanya dengan lahap.

"hem .. Tapi kau tidak perlu seperti ini aiden". Elodi menunduk tak enak, ia memainkan pasta di hadapanya.

"aku sudah bilang, aku akan menunjukan perasaan ku, jadi kau harus berlaku adil dengan menerina perlakuan ku". Aiden meraih tangan elodi yang ada di atas meja dan merematnya lembut.

Elodi menelan saliva kasar, ia merasa bersalah pada owen dengan tidak memberi tau aiden bahwa ia berhubungan dengan owen, tapi di satu sisi elodi juga tak mau aiden mengetahui ia dan owen saling kenal, itu akan membahayakanya.

Membasahi bibirnya yang mendadak kering elodi menarik tanganya yang ada di dalam genggaman aiden dan mengelap mulutnya dengan serbet.

"hem.. Aku akan berlaku adil aiden, aku pun bisa menolak pemberian mu dan menolak perlakuanmu". Elodi menatap aiden tepat di matanya.

Aiden yang pandai memanipulasi keadaan tak membiarkan elodi membaca matanya, ia hanya tersenyum hingga matanya menyipit.

"tentu el.. Kau pun punya hak itu". Aiden menyesap wine yang ada di sampingnya dengan perlahan.

OBSESSED BY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang