the interview

464 11 0
                                    

Aiden menunggu elodi di depan pintu keluar kantornya, siang ini mereka akan berangkat ke kota paris untuk mewawancarai beberapa orang, alumni universitas paris I memang tidak mengecewakan, rata-rata mereka menjadi seorang pembisnis sampai aktor.

Universitas paris I adalah salah satu universitas terbaik di dunia, dan owen menjadi salah satu alumni disana hingga magisternya.

Setengah jam menunggu aiden melihat elodi yang menggendong ransel dan sebuah garment bag, mungkin elodi memasukan dressnya kesana agar tidak kusut saat di perjalanan.

Aiden menghampiri elodi dan menyapanya ramah, rupanya ia sudah tidak terlalu kikuk di hadapan elodi,  aiden tau elodi bukan berasal dari paris bahkan eropa, elodi berwajah manis khas asia dan itu membuat aiden lumayan bingung untuk mendekatinya dari awal, ia tidak tau bagai mana cara mendekati wanita asia, tapi setelah mengenal elodi ia tau semua wanita sama, mereka suka jika kita bersikap sopan.

"kau sudah siap ?". Aiden membantu elodi membawakan garment bagnya.

"merci".  Elodi menyerahkan bagnya untuk aiden bawa, "ayo kita berangkat agar .tidak terlalu malam sampai di kota". Elodi melangkah beriringan bersama aiden.

"maaf kau harus naik kereta cepat karna aku". Aiden melirik elodi tak enak.

"tidak masalah, aku suka kereta karna cepat". Elodi tersenyum.

mereka sampai di stasiun bawah tanah, membeli tiket dan menunggu kereta itu datang,

"kenapa kau membawa banyak barang? Tas ranselmu terlihat berat". Aiden mengangkat tas elodi yang ia simpan disampingnya.

"aku membawa naskah yang harus aku baca beberapa sudah terlanjur aku cetak jadi aku harus membawanya seperti ini".

"naskah apa ? ". Aiden menatap elodi heran

"side job ? Aku juga membantu editor percetakan untuk mengecek naskah buku yang masuk ke perusahaan mereka". Elodi bercerita tenang

"kau luar biasa, tidak lelah ? Kenapa bekerja sangat keras ?"

"untuk mengisi waktu luang ? ". Elodi menjawab sambil bertanya.

"kau punya banyak waktu luang ? Kau tidak berkencan?".

"nope". Elodi hanya tersenyum dan menipiskan bibirnya.

"kau tidak memiliki kekasih ?". Aiden nampak penasaran dengan jawaban pertanyaan ini, tapi kedatangan kereta mengagalkan rasa penasaranya.

"tuh keretanya datang .. Ayo naik". Elodi menyambar tas ranselnya dan berjalan ke arah pintu kereta.

Aiden hanya menghela nafas pelan, mungkin ia terlalu terburu-buru ?

Terakhir ia masih bersikap ketus pada elodi, kalau sekarang ia memperlihatkan rasa penasaranya pada elodi apa tidak apa-apa ?

Menyusul elodi masuk ke dalam kereta mencari nomer kursinya dan membantu elodi menaruh tasnya di atas tempat tas.

Mendengar pertanyaan aiden membuat elodi berpikir, apa ia dan owen masih memiliki hubungan? Apa owen sudah memiliki kekasih lain ? Elodi menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan pikiran yang membuatnya tidak fokus.

Aiden duduk di sampingnya, melihat elodi seperti akan membuka layar ipadnya tapi ragu, ia tau pasti elodi ingin bekerja selagi di perjalanan.

"kau bisa bekerja elodi .. Gunakan waktu luang mu ". Aiden tersenyum, ia kagum dengan sosok elodi.

Aiden tau elodi hidup sendirian disini dan sudah di tinggalkan orang tuanya di negara asalnya, tapi melihat elodi yang bekerja keras seperti ini membuat aiden merasa khawatir.

OBSESSED BY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang