almost ?

484 14 0
                                    

Owen telah sampai di bandara internasional charles de gaulle paris, mendorong kopernya ia akan tinggal di apartementnya saat masih kuliah.

Owen lumayan merindukan saat-saat ia dan redda baru mencoba berbagai hal baru, saat di universitas owen cenderung anak yang pendiam hanya dengan redda ia lebih bisa mengekspresikan diri.

Redda mengikuti owen di belakanya sambil terus menelepon ayahnya mengabarinya jika ia telah sampai, dan jangan sampai owen melihat elodi.

Bisa kacau dunia persilatan.

Tapi saat ayah redda mengangkat telfonya, hal yang ia sampaikan berhasil membuat redda mematung.
"elodi sudah pergi , kamu tidak usah khawatir, bawa owen kesini".

"pergi kemana ? ". Reda bertanya cemas.

"elodi pergi menemukan jalanya".

"ayah tolong berbicara yang jelas, jangan sok puitis". Redda mendengus gusar.

"elodi ingin pergi, ia ingin menjalani kehidupanya sendiri, dan akan mengabari mu jika watunya tiba".

"ck ! Kenapa ayah tidak memberitahu ku ?". Redda menyugar rambutnya.

"elodi yang suruh".

"yang anak mu itu aku yah bukan elodi, kenapa ayah menurut padanya?".

"ck !... Kau bawel sekali". Tuttt !.

Ayah redda mematikan telepon itu, membuat reda semakin gusar, ia tidak bisa dengan mudah mencari elodi disini.

Owen berbalik melihat redda yang terlihat tidak tenang, ia menatap heran redda.

"ada apa ?".

"hah ?". Redda menoleh.

"ada apa ? .. Kenapa muka lo kaya abis ketemu mantan".

"ck !... Mantan mata lo mantan". Redda berjalan mendului owen. Membuat oweb hanya mengangkat bahunya acuh.

"kita ke rumah lo ya ..". Saat sudah di dalam mobil owen duduk di samping redda yang mengemudi.

"baik yang mulia. ..". Redda hanya menurut, lagi pula owen tidak akan bertemu dengan elodi.

Sampai di rumah redda yang selalu terlihat sama membuat owen tersenyum, ia serasa kembali kemasa lalu.
"Mr. Pierre ... ". Owen berhambur memeluk ayah redda dengan hangat.

"kau sehat nak ?". Pierre menepuk bahu owen.

Owen menjawabnya dengan senyuman yang lumayan sendu, dan Mr. Pierre tau apa penyebabnya.
"masuk lah .. Akan ku buatkan pizza lezat untuk mu".
Ayah redda mengajak owen masuk.

Redda melihat itu di depan matanya hanya bisa menggeleng kenapa ayahnya sangat tidak peka, pahalkan yang anaknya itu redda.

Owen menghabiskan waktu lumayan lama di restoran milik ayah redda, ia bercerita dan mendengarkan pertengkaran konyol redda dan Mr. Pierre, yang selalu bisa menghiburnya seperti dulu.

Memutuskan untuk pulang ke apartemenya karna sudah larut dan membiarkan Mr. Pierre beristirahat, ia juga memberikan redda waktu untuk melepas rindu dengan ayahnya.

Owen meyetir mobilnya sendiri, kota paris tidak banyak berubah dari terakhir ia tinggali. Memelankan kendaraan saat tiba di jalanan pont neuf sebuah jembatan membentang di atas sungai seine, memutuskan untuk turun sejenak dari kendaraanya, owen mendadak melankolis.

Berdiri di area pembatas jembatan melihat kilau lampu kota yang terpantul di atas air sungai.

Menatap gelap malam kota paris tanpa bintang, melihat beberapa pasangan yang sedang bermesraan membuat owen tersenyum, "saya rindu kamu el ".

OBSESSED BY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang