Epilogue 2: Pamela
Ariana Grande - Honeymoon Avenue
"One vanilla with oreo topping, please," ujar Pamela sambil mengeluarkan 5$ dan menaruhnya di meja truk eskrim itu. Wanita muda yang berdiri di balik meja itu langsung mengambil uangnya dan memberikan pesanan Pamela.
"Have a nice day," ujarnya sambil tersenyum.
Pamela membalasnya dengan senyuman tipis lalu berbalik dan mencari tempat duduk. Cuaca Boston hari ini lumayan cerah, benar-benar sia-sia kalau gadis itu tidak keluar dan menikmati matahari hari Minggu di taman kota.
Dan jangan tanya dengan siapa ia kemari karena jawabannya adalah; tidak dengan siapa-siapa. Mari kita lihat Pamela sudah kehilangan berapa teman;
1. Calum
2. Mary
Hanya dua. Dan sayangnya temannya di sekolah memang hanya dua. Pamela merasa kesepian di awal namun ia semakin terbiasa. Mengabaikan Mary sudah seperti hobinya di sekolah. Dan mengabaikan retweet dari Calum setiap kali gadis itu mengirim tweet juga sudah seperti kebiasaan sehari-hari.
Gadis itu menghembuskan nafas lalu mulai memasukkan beberapa suap es krim ke mulutnya. Justin bilang ia sedang dalam perjalanan kesana untuk menyusulnya karena cowok itu baru pulang dari New York pagi ini, jadi Pamela tidak perlu khawatir akan menghabiskan waktunya sendirian.
Gadis itu baru saja meraih ponselnya ketika ia merasakan kedatangan seseorang. Hal itu ditandai dengan sinar matahari yang tadinya terik, kini berubah jadi siluet hitam yang teduh.
"What is this Daddy's favorite girl doing here alone?" ucap sebuah suara, membuat Pamela mendongak dengan wajah kesal.
Dia sudah tahu itu pasti Adam Brody--playboy kelas kakap yang akhir-akhir selalu muncul untuk mengganggunya. Dia terkenal karena ketampanan dan sifat penggodanya; yang memang tidak bisa Pamela sangkal. Dia punya kepribadian bak prince charming yang mampu meluluhkan cewek manapun--termasuk Pamela (namun gadis itu berusaha menutupinya)--dan wajah malaikatnya seolah mendukung semua itu. Dan meskipun playboy adalah capnya, Adam baru pernah berpacaran dengan 2 orang. Sisanya hanya main-main saja.
Dan Pamela bisa menebak dirinya termasuk dalam kategori 'main-main' itu.
"Excuse me?" Pamela mendesis. Oh, satu hal yang belum disebutkan tentang Adam; dia menyebalkan juga bagi Pamela.
Cowok berambut cokelat itu tersenyum manis, sedikit membuat Pamela tersentak. Lalu ia menarik kursi di hadapan Pamela dan duduk, melipat tangannya di meja dan menatap gadis itu masih dengan senyumannya. Pamela menyipitkan matanya sambil menatapnya kembali.
"I bet your Daddy won't like it if he sees you here alone," kata Adam tanpa mengalihkan tatapannya dari mata gadis itu. "Where is he?"
Pamela berkedip, merasa tatapan cowok itu membunuhnya pelan-pelan.
"Actually, he is at home right now. Thanks for asking," cibir Pamela lalu bersandar pada kursinya. "Instead, he would be dead worried if he found me sitting here with a fuckboy."
Tatapan mata Adam menyipit dan lebih intens, namun ketika suara tawa dari cowok itu keluar, Pamela tidak jadi merasa terintimidasi.
"Fuckboy," Adam mengulang ucapan gadis itu sambil tertawa. "I like that name."
"What are you doing? Can you leave me alone?" Pamela langsung memutar topik dan kembali memakan es krimnya yang sudah mulai mencair.
"I'm so happy you actually care about me. I'm here because I know you'd be here too, sweetheart," Adam tersenyum lagi sambil menopang dagunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
fifteen | luke robert h
Fanfiction"i'm fifteen and he is... well, he is turning twenty one."