bonus chapter

9K 981 879
                                    

LUKE


*vice versa = sebaliknya / the other way around


"Dad, I want to be a superman when I grow up."

Satu kalimat yang keluar dari mulut manis seorang Dale itu berhasil membuat Luke beralih dari layar TVnya. Anak laki-laki berambut pirang itu sedang duduk manis di sebelahnya sambil melihat-lihat buku dongengnya yang terdapat gambar pahlawan-pahlawan kartun disana.

"Being a superman won't make you rich, Dale," gumam Luke sambil tertawa kecil.

Luke kembali menatap layar TVnya, menghilangkan tulisan 'PAUSE' dengan menekan salah satu tombol di stiknya. Ia kembali menekan tombol-tombol pada stiknya sesaat setelah mobil di layar mulai bergerak. Luke menggerakkan mobil balap itu dengan lihai seolah ia sendiri yang sedang mengemudikannya.

Well, sejak Michael membelikan playstation baru (yang harusnya untuk Dale), Luke jadi sering menghabiskan waktu liburnya dengan bermain. Toh, Dale lebih tertarik dengan membaca buku-buku bergambar daripada bermain video games.

"I don't care, as long as I'm happy," jawab Dale sambil nyengir, membalikkan bukunya dengan perlahan.

Luke terkekeh sarkastik lagi. "Oh boy, you can't pay bills with happiness."

Lalu suara langkah kaki yang berasal dari dapur kini mendekati keduanya--yang sedang bersantai di ruang TV--disusul dengan bunyi sofa bersentuhan dengan badan seseorang dari sebelah Dale.

"Really, Luke? He's just 5 years old, he doesn't know anything," sebuah suara menggerutu, membuat Luke menoleh sekilas.

"Come on, Van, I'm telling him the truth about life," Luke mencibir lalu menaikkan kakinya ke atas meja--posisi paling sempurna baginya untuk bermain video games.

Vanessa hanya memutar bola mata. Diliriknya jam dinding yang terletak di atas TV yang menunjukkan angka 11. Gadis itu mengumpat lalu segera berdiri, meraih jaketnya lalu menatap Luke.

"Can you take care of him? I'm going to, uh, you know. But I promise I'll be home at 7 or 8," ujar Vanessa terburu-buru sambil meraih parfum Luke yang tergeletak di dekat TV dan menyemprotkannya ke seluruh badannya.

"Hey, that's mine," Luke menggerutu tanpa melepas pandangannya dari TV. "But okay. Please bring me something to eat too."

"Fine," Vanessa mendengus lalu menunduk dan mengecup puncak kepala Dale. "Be nice to Dad, okay?"

"Where are you going, Mom?" tanya Dale sambil mendongak dan menatap Ibunya.

Vanessa terdiam, melirik Luke sekilas lalu tersenyum menatap Dale. "To the groceries. I'll be home soon, okay?"

"Okay," Dale tersenyum lalu meniup sebuah ciuman untuk Ibunya.

Vanessa tersenyum sekali lagi, sebelum akhirnya menghilang di balik pintu. Suasana kembali seperti biasa; hening. Satu-satunya suara yang terdengar hanyalah suara derum mobil dari TV dan suara kertas halaman yang dibalik tiap kali Dale membalikkan halaman.

"She lied," Luke tertawa sambil membelokkan stiknya, bersamaan dengan mobilnya yang menikung dengan tajam.

"What?" Dale menggumam sambil menatap Ayahnya bingung.

"Your mum isn't going to the grocery, Dale," Luke nyengir tipis. "She is going to her boyfriend's flat."

"Is he the one that came here yesterday?" tanya Dale sambil menutup bukunya dan berdiri, berjalan menuju rak buku untuk menata kembali buku itu.

fifteen | luke robert hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang