➀➄

8.5K 1K 427
                                    

Fifteen: The Moon Walker - Shut Up And Dance

 

Pamela menatap buku matematikanya dengan malas sambil sesekali melirik Luke yang duduk di sebrangnya, sedang sibuk dengan ponselnya. Di luar sedang hujan deras, jadi mereka terpaksa menunggu hujan reda. Dan Pamela pun memutuskan untuk belajar, sementara Luke hanya duduk sambil sesekali berkomentar jika Pamela menuliskan rumus yang salah.

Dan Riddick, si koki itu, entah mengapa sedang betah di dapur bersama Paige dan Joanna. Mungkin mereka sedang membuat cokelat panas dan mengobrol santai sementara Pamela terjebak bersama Luke.

"You're not going to pass the test if you keep looking at the problem without doing anything," gumam Luke dengan tatapannya masih pada ponselnya, membuat Pamela mendongak.

"But Luke..." Pamela mengerang sambil membenturkan kepalanya ke meja dengan pelan. "I hate math so much and I'm going to fail."

"I gave you the basic formula," ujar Luke sambil meletakkan ponselnya lalu merebut buku tulis Pamela dengan sebal. Cowok itu menuliskan rumus turunannya lagi lalu mengembalikan catatan itu. "Now look, there's another easier formula."

Pamela melongo menatap tulisan Luke—yang anehnya—rapi itu. Namun gadis itu tidak mau protes kali ini. Ia tak mau membuat Luke si Sok Pintar menggerutu lagi karena Pamela sedaritadi belum mengerti juga.

"Gosh, what are you doing?" Luke mengomel lagi saat Pamela hanya bengong menatap tulisannya. "Just use that formula and write down the answer."

"Okay, Dad, I get it!" Pamela mengomel balik lalu meraih pensilnya dan mencoba sebisanya. Setelah gadis itu menulis asal-asalan, ia menunjukkan hasilnya pada Luke. "Go yell at me again."

Luke menatap jawaban Pamela untuk beberapa saat, lalu tersenyum. Astaga, lesung pipi itu. Pamela tidak jadi mengomel lagi kalau begini caranya.

"Excellent," ujar Luke sambil mengembalikan buku itu. "Now go on to the number 10."

Pamela mengerang lagi lalu menempelkan wajahnya pada meja tanpa semangat. Dan tiba-tiba saja ia memikirkan sesuatu; mungkin Luke bisa membantunya besok.

"Luke, can you add your number to my phone? I need someone to help me during test tomorrow," ujar Pamela pelan.

Ha, ide yang bagus. Pamela juga secara tidak sengaja baru saja mendapatkan nomor Luke. Satu skor untuk Pamela, hooray.

"That's cheating," ujar Luke namun ia meraih ponsel Pamela yang tergeletak di meja juga. "But that's alright, when's the result?"

"Yay!" Pamela memekik sambil tersenyum lebar. "I'll get the result right after school."

"Okay," ujar Luke lalu mencoba menelpon ke ponselnya dari ponsel Pamela agar ia bisa menyimpan nomor gadis itu juga.

Sementara Luke sibuk dengan kedua ponsel itu, Pamela menatap ke luar jendela. Hujan sudah mulai berhenti, menandakan mereka bisa pulang sekarang. Meskipun Pamela masih ingin disini bersama Luke, ia harus memikirkan resiko jika ia pulang terlalu malam.

"I think we can leave now," ujar Pamela sambil memasukkan semua alat tulisnya ke tempat pensil.

"Oh, okay," Luke meletakkan ponsel gadis itu di meja lalu berdiri, mengenakan jaket kulit hitamnya.

Pamela tidak bisa menyangkal bahwa Luke terlihat 110% lebih tampan ketika memakai jaket hitam. Dia bahkan terlihat seperti cowok berumur 16tahun yang akan beranjak ke 17. Setelah memakai jaket, cowok itu pun menyemprotkan parfum di sekujur tubuhnya. Oh, pantas saja Luke selalu wangi setiap saat.

fifteen | luke robert hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang