Twelve:Glee Cast - Wake Me Up (Glee Cast Version)
Pamela dibangunkan oleh suara alat-alat memasak yang saling berjatuhan dari dapur. Gadis itu mengerang, mencoba menyeimbangkan badannya sambil perlahan menuruni tangga. Ditengoknya dapur dari ujung tangga, dan gadis itu hanya bisa memutar bola mata. Siapa lagi kalau bukan kakaknya yang menyebalkan itu.
Pamela tak berkomentar apa-apa, sudah biasa akan kericuhan yang selalu dibuat kakaknya saat membuat sarapan. Pamela hanya menguap, lalu menatap sekeliling.
"Where's Dad?"
"Find him by yourself, Pamela," Justin meniru ucapan Pamela waktu itu, yang membuat gadis itu nyengir.
"Come on."
"He's taking a shower, I think. But he left those for you," ujar Justin sambil menunjuk ke dua buah kupon yang tergeletak di atas meja makan.
Pamela mengerutkan dahinya dan mengambil dua buah kertas berlogo Starbucks itu. Ada lagi yang lebih menarik perhatiannya; yaitu tulisan 'gratis' yang bertinta merah di pojok atas kertas.
"I got 2 coupons?" Pamela nyengir pada Justin yang mengangguk. Gadis itu bersorak kecil lalu kembali ke kamarnya untuk menelpon Mary.
Mary punya obsesi yang tak wajar terhadap Starbucks. Dalam seminggu, gadis itu bisa pergi ke Starbucks 5 kali dengan memesan menu yang sama; vanilla bean.
"Hello?" terdengar suara serak Mary disana setelah Pamela menunggu sampai dering ke-4.
"Mary!" pekik Pamela pelan, lalu tersenyum lebar. "I got 2 Starbucks coupons from my dad!"
"And...?" Mary terdengar bingung, membuat Pamela memutar bola mata.
"And? We're going to Starbucks after school!" ujar Pamela lalu gadis itu duduk di ranjangnya, menunggu respon excited Mary.
Mary terdiam beberapa saat, sebelum mendesah pelan. Pamela kembali mengerutkan dahinya dengan bingung.
"I would really love to," ujar Mary dengan ragu. "But, I have something else to do and it's important. I'm sorry, Mei."
"Aw shit," Pamela cemberut. "What is it?"
"What are you? Detective?" Mary mencibir, yang membuat Pamela tergelak.
"Alright, see you at school," Pamela menutup teleponnya lalu menatap kuponnya dengan ragu.
Dia bisa saja mengajak Calum, tapi keadannya pasti canggung. Apalagi, Pamela belum menjawab soal tawaran kencan minggu lalu.
Oh, tunggu.
"Luke..." gumam Pamela, lalu menutup mulutnya sambil nyengir bodoh. "Shit, this is perfect. I'm going to ask him to go with me, that way it would feel like a date. A date with Luke, oh my God."
Pamela meraih bantal Power Puff Girl-nya lalu menenggelamkan wajahnya sambil terkekeh konyol. Kapan lagi kesempatan akan datang?
++
Luke mematikan mesin mobilnya lalu menatap keluar jendela. Motor vespa milik Riddick terparkir di pojok, menandakan cowok itu sudah datang. Memang aneh rasanya jika Riddick jam segini belum datang; cowok itu rajin sekali.
Luke meraih tas ranselnya lalu membuka pintu mobilnya. Angin musim gugur pun langsung menyerbu badannya tanpa kira-kira. Luke biasanya selalu mendambakan udara dingin, namun sekarang ia membencinya.
Cowok itu segera menutup pintu mobilnya lalu berjalan cepat menuju pintu Pizza Crunch. Ketika ia hendak membuka pintunya, suara seorang gadis yang memanggilnya terdengar dari jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
fifteen | luke robert h
Fiksi Penggemar"i'm fifteen and he is... well, he is turning twenty one."