➀➅

7.8K 1.1K 370
                                    

Sixteen: Tom Odell - Another Love


Di hari berikutnya, Luke terbangun dengan rasa sakit yang hebat di kepalanya. Cowok itu mengerang lalu merentangkan tangannya, dan terkejut begitu ia menyadari bahwa ia sedang tidak di kamarnya. Dan hal yang lebih mengagetkannya lagi, ia telanjang. Dia bahkan tidak memakai boxer sama sekali.

Luke bergeming. Tidak mungkin. Tidak mungkin ia baru saja tidur dengan seseorang tadi malam. Oh, astaga, Ibunya pasti akan benar-benar membunuhnya setelah ini. Luke meringis membayangkannya dan segera meraih kausnya yang tergeletak di lantai, dan berharap ia tidur dengan orang yang tak ia kenal. Setidaknya ia tidak ingat bagaimana kejadiannya.

Luke berjalan menuju dapur-yang sudah dibersihkan itu-sambil memakai kausnya, lalu melihat Michael dan Vanessa disana. Michael sedang berjalan mondar-mandir sementara Vanessa terlihat sedang duduk di kursi meja makan, menatap jari-jarinya dengan wajah linglung.

"Good morning," Luke berdeham, membuat kedua orang itu kini menoleh. Namun, entah kenapa, ada yang beda dari tatapan mereka. "What?" sambung Luke sambil mengerutkan dahinya.

"Why are you here?" desis Michael, membuat Luke tersentak. Ada apa ini?

"Michael," ujar Vanessa lalu menatap Luke dengan tampang was-was. Luke membalas tatapan Vanessa, berharap gadis itu mau menjelaskan sesuatu.

"I'm fucking disgusted," Michael meludah di wastafel miliknya lalu menatap Luke dengan tatapan jijik.

"Did I miss something?" Luke mengerutkan dahinya, lalu kembali menatap Vanessa. Gadis itu masih menatap Luke dengan tatapan yang sama, namun ia tak mau mengeluarkan satu patah katapun.

"You," Michael memulai, menunjuk Luke seolah ia musuhnya. Cowok itu menarik nafasnya perlahan, sebelum melanjutkan, "fucked her."

Michael menunjuk ke arah Vanessa, yang langsung membuat Luke terkesiap. Vanessa. Dia tidur bersama Vanessa tadi malam dan ia sama sekali tidak ingat.

Luke merasakan dadanya berdegup dengan kencang. Dia melirik gadis itu, yang kini menatapnya takut-takut.

Bagaimana bisa? Diantara semua gadis yang hadir malam itu; kenapa harus Vanessa?

"Did I...?" tanya Luke pada Vanessa, dan ia bersumpah badannya langsung terasa lemas saat itu.

"Yes, Luke," jawab Vanessa pelan, lalu menatap Michael. "But he's not the only drunk one. I was too, Michael."

"But he could've refused you, Van!" Michael nyaris membentak, membuat kedua temannya itu tersentak sedikit. Michael lalu kembali menatap Luke penuh amarah. "You could've refused her, Luke. But you didn't because you thought this was a great opportunity, did you?"

Luke membuka mulutnya tak percaya. Apa Michael baru saja menuduhnya?

"Michael- what?" Luke tertawa pahit, lalu menggeleng. "If I was the sober one, I wouldn't even try to do anything because we all know it's going to ruin our friendship. Do you think I'm that stupid?"

"But you did! You did sleep with her, Luke! I don't care if you're drunk or not but you did sleep with her!" Michael melayangkan kedua tangannya di udara dengan frustasi.

Luke menatap Vanessa sekali lagi. Gadis itu terlihat sudah lelah dan tidak banyak bicara; membuat Luke ingin mengajaknya bertengkar juga jika saja ia bukan perempuan. Kenapa dia diam saja? Dia seharusnya membela Luke, bukannya malah mencoba bertingkah seolah dia tidak bersalah.

"Why are you only blaming me, Michael?! Is it because Vanessa is a girl and you can't scream at girls?" Luke berteriak balik sambil melayangkan kedua tangannya di udara juga, membuat Vanessa kini berdiri untuk melerai mereka.

fifteen | luke robert hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang