Thirteen: Fifth Harmony - Sledgehammer
Entah ini hanya perasaan Pamela saja, atau seluruh orang memang memandangnya di sepanjang koridor. Hal ini membuatnya gelisah setengah mati, apalagi Mary tidak ada di sisinya.
Gadis itu menghilang secara misterius sejak tadi pagi.
"Pamela!" sebuah suara terdengar dari kejauhan, membuat Pamela menoleh ke belakang.
Terdengar langkah kaki di balik kerumunan orang-orang di koridor. Beberapa saat kemudian, sosok yang memanggilnya tadi muncul. Mary.
"Where have you been?" Pamela mengomel saat gadis itu datang dan merangkulnya.
"Sorry, I had to do my homework during lunch," ujar Mary sambil tersenyum lalu memberikan selembar kertas pada Pamela. "Look."
Pamela meraih kertas itu lalu membacanya dengan bersuara. "Prom class of 2014-2015 allows you, seniors, to bring a date that is still in grade 9, 10, or 11. The details (when & where) are coming soon. Cheers."
Pamela melirik Mary, yang langsung tersenyum sumringah.
"What?" tanya Pamela sambil mengerutkan dahinya.
"A senior asked me to prom," ujar Mary lalu terkekeh. "His name is Tanner, I bet you know him."
Mata Pamela membelalak. "Tanner is sooo hot!"
"I know," Mary tertawa lalu menepuk pundak Pamela pelan. "Let's talk about him later, I'm dying to pee."
"Okay," Pamela tertawa lalu Mary menariknya ke kamar mandi yang berada di lantai 2.
Sementara Mary masuk ke kamar mandi, Pamela bertengger di pinggir koridor lalu menatap ke lapangan di bawahnya. Matanya membelalak begitu ia melihat ada Calum di bawah sana, mendongak, menatapnya sambil tersenyum.
Dan bukan itu yang membuat Pamela ingin menjatuhka rahangnya; rangkaian kelopak bunga tersusun dengan rapi di belakang cowok itu; bertuliskan 'PROM?'.
Pamela merasakan jantungnya berdebar keras. Calum gila. Maksudnya, dia benar-benar gila. Kalau dia mau melakukan hal romantis, seharusnya tidak disini. Tidak di sekolah.
"M-Mary, what is this?" Pamela mencoba memanggil Mary dengan gugup. Mary, yang ternyata hanya pura-pura ingin ke kamar mandi itu, langsung muncul sambil tersenyum.
"Pamela, please go to prom with me," ucap Calum sambil menengadahkan kepalanya ke atas, menatap Pamela bersungguh-sungguh.
"Oh my God," Pamela membelalak lalu melirik Mary. "Mary, what is this- oh, what is happening?"
"Hey, he needs an answer," kata Mary lalu tergelak.
Pamela melirik Calum lagi, yang masih berada di bawah sana. Beberapa anak yang menonton kejadian itu ikut bersorak, menyuruh Pamela mengatakan 'ya'.
Pamela sudah menjawab 'ya' dalam hati, namun mulutnya belum mampu bergerak. Dia masih berpikir bagaimana Calum merencanakan ini semua dan betapa hal ini bisa membuat cowok itu masuk ke ruang kepala sekolah atas tindakan penyalahgunaan sarana sekolah.
Pamela baru saja ingin meneriakkan jawabannya saat Kepala Sekolah tiba-tiba datang dan menatap Calum penuh ancaman. Oh, sudah seperti yang ia duga.
"What is this mess you've caused, Mr. Hood?" suara berat milik Kepala Sekolah terdengar. Pamela membelalak dan langsung menutup mulutnya tak percaya.
"I- I'm asking someone to-" Calum ingin menjelaskan namun Kepala Sekolah memotong lagi.
"What you did is come under a school vandalism and break-in," kata Kepala Sekolah itu sambil menatap rangkaian kelopak bunga yang kini berserakan. "You're going to my office. Now."
KAMU SEDANG MEMBACA
fifteen | luke robert h
Fanfic"i'm fifteen and he is... well, he is turning twenty one."