➀➆

7.7K 1.1K 223
                                    

Seventeen:Faber Drive - Candy Store


Pamela berjalan dengan cepat sambil senyum-senyum sendiri, mengundang beberapa tatapan dari orang-orang sekitarnya. Bagaimana tidak? Ia baru saja mendapatkan nilai 98 untuk mata pelajaran yang paling ia benci seumur hidup.

Gadis itu semakin merekah senyumnya saat melihat pintu utama Pizza Crunch semakin dekat. Luke si Sok Pintar pasti akan terkejut juga melihat hasilnya; dan Pamela tidak sabar untuk melihat reaksinya nanti.

Ting. Pamela membuka pintu restoran itu, menimbulkan suara bel yang khas. Gadis itu langsung melihat Luke yang sedang duduk di salah satu bangku, dengan kacamata dan laptopnya. Penampilan Luke yang paling Pamela sukai.

"Luke!" Pamela menjerit, membuat cowok itu tersentak lalu menatap gadis itu.

Namun Pamela terlalu bersemangat sampai-sampai ia tak menggubris tatapan aneh Luke.

Dan saking semangatnya, gadis itu bahkan tidak peduli ia berlari menghampiri Luke dan memeluknya sambil terus berteriak histeris.

"I GOT 98!!! Shiiit, I got 98!!!" Pamela berteriak, namun karena mulutnya menempel pada dada Luke, suaranya sedikit teredam.

"Pamela, chill," Luke tertawa sambil berdiri, memegang kedua tangan gadis itu yang melingkar di perutnya.

Pamela tersentak begitu merasakan tangan Luke bersentuhan dengan tangannya. Kulitnya terasa lembut-sulit dipercaya karena dia adalah cowok. Pamela nyaris tersedak.

"LUKE I'M SORRY!" Pamela kembali menjerit lagi, kali ini lebih panik, sambil melepas pelukannya. "I didn't mean to hug you I'm- shit, I'm sorry!"

"Pam, it's okay," Luke tergelak lalu menarik gadis itu lagi ke pelukannya. Ukuran badan Pamela yang tak sebanding dengan Luke membuat cowok itu lebih mudah menariknya.

Pamela tertawa santai; padahal dalam hatinya ia meledak-ledak. Sialan, batinnya menggerutu. Gadis itu tidak merasa gugup sama sekali. Justru ia merasa senang dengan posisinya sekarang. Dan saking senangnya, kakinya terasa lemas.

"Okay, let me go," Pamela terkekeh lalu Luke melepaskan pelukannya. Gadis itu tersenyum canggung, sebelum akhirnya memulai topik lagi. "But seriously, I thought I was going fail this test."

Luke hanya tersenyum tipis lalu kembali duduk dan berkutat dengan laptopnya. Ia terlihat tidak bersemangat hari ini, dan itu membuat Pamela sedikit penasaran.

"Are you okay, Luke?" tanya gadis itu pelan.

"No," ujar Luke terang-terangan.

"Do you want to tell me...?"

"Thank you, Pam, but I can't tell you right now. It's just about me and Michael," ujar Luke lalu menopang dagunya malas.

"Oh..." gadis itu mengangguk-angguk. "I hope you guys are okay."

"Yeah, I'm just gonna give him some time," Luke tersenyum tipis.

Pamela mengangguk sekali lagi, lalu berjalan ke arah dapur. Ia segera melepas jaketnya dan pergi menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Wajahnya terasa kering akhir-akhir ini; mungkin karena ujian yang terus datang bertubi-tubi dan membuatnya stress.

Gadis itu menyalakan keran dan membasuh wajahnya yang terasa kering. Bayangannya saat memeluk Luke pun masih terngiang-ngiang. Gadis itu bahkan masih bisa mencium bau parfum Luke yang kini menempel di rambutnya lagi.

"Pam?"

Pamela terdiam, mematikan kerannya lalu membuka pintu kamar mandi sedikit. Oh, ternyata hanya Luke.

fifteen | luke robert hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang