11.5K 1.4K 157
                                    

Three: Justin Timberlake - Not A Bad Thing


* Pamela itu masih kelas 10 a.k.a 1 SMA (kalo di Indonesia) tapi karena latarnya Amerika, dimana SMA mulai dari kelas 9, anggep aja Pamela itu kelas 2 SMA ya.


Pamela tidak bisa tidur semalaman.

Entah karena udara malam itu terasa panas, atau pikirannya dipenuhi dengan Luke yang ternyata anak kuliahan. Dia masih ingat percakapannya dengan Luke beberapa jam yang lalu.

"You're in what?! College?" Pamela, yang lebih dari shock, nyaris berteriak.

"Do I look like a high-schooler?" tanya Luke balik, makin membuat Pamela nyaris pingsan. Tidak mungkin Luke seorang mahasiswa.

"No... I mean, yes. I thought you're..." Pamela terdiam sebentar untuk menjernihkan pikirannya. "I thought you're 17."

"Nah, I'm turning 21 in two months," ujar Luke sambil nyengir. "Thanks God I look like a seventeen year old teenager."

Hah.

Pamela menghela nafasnya dengan berat, lalu mengubah posisinya di ranjangnya ke posisi yang lebih nyaman. Pamela berharap, untuk malam ini saja, dia tidak memikirkan Luke. Biasanya dia memikirkan hal-hal yang tidak mungkin (seperti; bagaimana kalau dia dilahirkan di keluarga kerajaan?), tapi malam ini dia tidak bisa.

Aneh rasanya membayangkan menjadi pacar Luke setelah tahu bahwa umur mereka berbeda sedikit jauh. Hey, kenapa juga dia membayangkan hal-hal seperti itu?

Tapi entah kenapa kedengarannya agak menyeramkan bagi Pamela. Maksudnya, astaga, dia baru kelas 2 SMA dan sudah punya pikiran untuk naksir cowok yang umurnya 6 tahun lebih tua darinya? Apa yang akan dikatakan oleh kakaknya nanti?

Dan omong-omong soal kakaknya...

"Pam, where's Dad?!" seorang laki-laki berambut cokelat keemasan muncul dari balik pintu dengan piyama Pokemon-nya, melemparkan pandangannya ke seluruh kamar Pamela seolah akan menemukan Ayahnya disana.

"Find him by yourself, Justin!" teriak Pamela dari balik selimutnya, terlalu malas untuk berhadapan dengan siapapun hari ini. Gadis itu sudah cukup lelah setelah bekerja dan PR yang menumpuk, ditambah lagi kakaknya yang menyebalkan.

"You suck." Dan setelah itu, kamarnya kembali sepi. Pamela akhirnya memutuskan untuk menelpon Mary, tak sabar akan reaksi gadis itu kalau dia tahu Luke jauh lebih tua dari mereka.

Gadis itu tidak mengangkat sampai dering kesepuluh (jangan tanya, Pamela suka menghitung dering telepon). Dan begitu teleponnya di angkat, Pamela menahan dirinya agar tidak menjerit-jerit di telepon.

"Hello?" sebuah suara laki-laki terdengar dari ujung telepon.

Sial. Pamela tahu betul suara siapa itu. Gadis itu bisa merasakan senyum yang terplester di wajahnya daritadi langsung memudar.

"Calum?" Pamela mengernyitkan dahinya. "Where's Mary?"

"Oh hey, Mei," Calum terkekeh. "Mary left her phone with me because she's dancing with a random guy right now."

Alis Pamela terangkat satu, dan gadis itu bertanya-tanya kenapa Calum membawa-bawa sesuatu tentang 'berdansa'.

"Dancing? Where are you?" tanya Pamela sambil berdiri dari kasurnya.

"We're having a party at Jenny's house," kata Calum lalu terdengar suara tawa khas Mary di belakang sana.

"Give her the phone," ujar Pamela singkat. "Hurry up."

Sementara Calum terdengar seperti sedang memanggil Mary, Pamela mengatur deru nafasnya yang memburu. Dia kesal, jelas. Mary pergi ke pesta tanpa dia, bersama Calum.

Setelah beberapa saat, terdengar gelak tawa Mary di ujung telepon.

"Hellooo," sapa Mary. Terdengar dari nada suaranya, dia pasti sedang mabuk berat.

"Okay where the hell are you?" Pamela mengomel, berkacak pinggang sambil bersandar pada meja riasnya.

"Chill," Mary tertawa. "I'm at Jenny's house. We're having so much fuuun!"

"Really?" desis Pamela. "You chose to go with Calum, not me?"

Mary kembali tertawa, yang membuat Pamela semakin kesal.

"Aw Calum she's jealous," kata Mary lalu tertawa lagi entah untuk yang keberapa kalinya. "I'm sorry, Mei, I know you're not a party person."

"At least just let me know," ujar Pamela sambil mendesah pelan. "Fine, just have fun."

"Why did you call me, though?" kata Mary pelan, lalu dia mengaduh sesaat seolah kepalanya terbentur sesuatu. "Ah, I know. It's the Luke guy, right? How is he? Is he fine?"

"No, forget it," kata Pamela lalu menutup teleponnya.

Mungkin sebaiknya Mary tidak perlu tahu tentang Luke.


>>>

surprise bitch luke is 20

justin a.k.a dylan sprouse on multimedia

fifteen | luke robert hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang